Beberapa waktu yang lalu, aku terlibat diskusi dengan para siswa untuk pertanyaan: Bagaimana sikap dan tingkah laku saya terhadap diri sendiri? Bagaimana cara saya memperlakukan diri sendiri terhadap keadaan tertentu?
Hasilnya sangat menarik. Para remaja ini mencoba membahasakan perasaan mereka lewat kata-kata sambil belajar mengenali pemikiran sendiri atas perasaan yang dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman kanak-kanak yang telah para remaja ini lalui.
Maka aku mendapatkan kesimpulan awal. Berikut ini beberapa catatan rangkuman sederhana menyimpulkan jawaban remaja ini tentang pertanyaan tersebut:
1. Penerimaan Diri
Ketika para remaja ini sedang dalam masa pertumbuhan, banyak yang tidak dilatih menerima pujian. Atau, dilatih bagaimana cara menerima cinta dari orang di sekitarnya dengan baik. Sehingga dalam banyak keadaan mereka tidak tahu bagaimana bersikap diantara pujian.
Tanpa penerimaan dari orangtua, remaja ini tidak tahu bagaimana menerima diri sendiri. Hal yang menyedihkan lain, remaja ini mengalami kesulitan mempercayai, baik pada orang lain maupun pada diri sendiri.
2. Mengenali perasaan diri
Sebagian besar mengaku bahwa mereka kesulitan untuk memahami perasaan yang lain. Bisa saja karena kebanyakan dari remaja tidak dilatih untuk mengenali perasaan sendiri. Akibatnya, banyak kali anak-anak ini merespon teman-temannya dengan melakukan hal-hal buruk.
3. Mengungkapkan perasaan
Sebagian besar pribadi dewasa masih kesulitan mengungkapkan perasaan mereka dengan baik, entah marah, bahagia, kecewa, sedih, terluka, kesal dan banyak jenis emosi lain. Anak-anak yang jarang mendengarkan orangtuanya berbicara mengenai emosi mereka sendiri kepada anak-anak mereka berakhir dengan ketidaktahuan remaja ini bagaimana menceritakan apa yang remaja ini rasakan mengenai sebuah peristiwa.
4. Siapa teladan mereka?
Untuk setiap hal baik yang orangtua inginkan bisa dilakukan oleh remaja mereka, tidaklah muncul begitu saja. Menawarkan bantuan pun butuh latihan dan teladan.
Sekalipun besar keinginan remaja ini menolong teman mereka, kadang remaja ini tidak tahu bagaimana menawarkan bantuan dan atau pertolongan, entah mengangkat benda bersama entah menemani makan siang bersama.
5. Menghargai Diri Sendiri
Remaja (juga anak-anak yang lebih muda) yang lebih sering disalahkan dan dikritisi sangat mudah meremehkan kemampuan diri sendiri. Bahkan nyaris tidak punya keinginan untuk mencoba hal-hal baru, bertindak mandiri dan tidak sanggup berkompetisi.
6. Dimaafkan
Ketika konflik terjadi dengan teman mereka, sebagian besar bisa memaafkan sekalipun sulit. Namun, terus berteman dan saling berbincang lagi setelah saling bersalaman tidak datang begitu saja. Yakin bahwa telah dimaafkan karena kesalahan tertentu adalah hal yang harus diketahui oleh para remaja ini.
Karena kecakapan yang satu ini akan dibutuhkan selalu.
Tentu saja perjalanan para remaja ini masih sangat panjang. Proses memahami diri sendiri ini butuh banyak latihan dan pendampingan.
Catatan dari kotaku
Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H