Apakah kita bisa mengetahui kepribadian seseorang dari warna dan apa yang sangat disenanginya? Entahlah!
Mau coba mengetahui tentang diri sendiri?
jadi gini, beberapa waktu yang lalu, aku berjumpa dengan karibnya kolega. Karib, Valen, telah belajar melihat kepribadian melalui warna. Dan, bersedia menjelaskan gambaran besar tentang aku berdasarkan gambar yang sudah komplit dengan warnanya.
Ada begitu banyak warna untuk melihat kepribadian dan kebiasaan, begitu kata Valen. Bahkan cara mewarnai gambar pun bisa menjelaskan hal tersebut.
Kedua, pilihlah 7 warna yang disukai. Lalu warnai angka 1 sampai 7. Santai saja. Tidak perlu sampai dihafal, warna apa akan mewakili hal apa. Hehehe...
Ketiga, warnailah gambar orang tadi dengan 7 warna yang sudah dipilih tadi. Pastikan lembar penjelasan warna yang mewakili apa yang disukai dan atau menggambarkan tentang diri tidak dilihat lagi.
Kok bisa, ya? Padahal jelas-jelas, 7 pensil warna tersebut ada di hadapanku. Ketujuh pensil warna tersebut setelah aku pilih, sudah disisihkan dari teman-temannya yang lain dan disusun berjajar di dekat kertas yang akan diwarnai. Kok, bisa?
Warna ungu ada hubungannya dengan sprilitualitas. Jika aku tidak menggunakan warna ungu, apakah aku tidak memiliki spiritulitas? Apakah aku mengabaikannya? Atau semata memang aku yang pelupa dan tidak memperhatikan dengan baik?
Setelah masa tertegunku selesai, berikut ini apa yang disampaikan Valen.
Aku semestinya menggunakan semua ruang yang ada pada kertas untuk gambar orang. Aku hanya menggunakan sekitar sepertiga bagian kertas.Â
Entah pernah ada trauma sebelumnya sehingga tidak punya keberanian menggunakan semua bagian kosong, Â yang sekalipun bisa malah memilih untuk tidak ingin menonjolkan diri, itulah yang Valen katakan tentang ukuran gambar yang terlihat.Â
Dari bentuk dan ukuran bagian tangan dan kaki tampak ketidakkonsistenan kebiasaan. Dari tebalnya goresan di awal warna, Valen mengatakan bahwa untuk setiap hal baru, aku punya semangat tinggi untuk melakukannya. Namun, sesudahnya warna semakin menipis dan arsiran mulai menjarang. Artinya, harus cari hal baru untuk dikerjakan. Hehehehe..
Aku meletakkan warna hijau di bagian kepala. Apa artinya yang di pikiranku hanya tidur? Hahaha...
Warna biru menggambarkan tentang ketenangan. Saking tenangnya, bisa disalahkan artinya menjadi orang yang suka menunda-nunda, suka mengerjakan segala sesuatunya dengan system kebut. Yang terlihat malah terburu-buru dan tergopoh-gopoh.
Jingga mewakili traveling. Aku tidak tahu kalau aku mewarnai kaki kiriku dengan warna jingga. Penjelasan Valen, aku memang senang melakukan perjalanan dan pergi ke tempat baru. Namun, ada perbedaan ukuran bagian kaki antara yang bagian kiri dan kanan.
Bagian mengecil di sebelah kiri menjelaskan bahwa sekalipun aku selalu ingin melakukan perjalanan, namun ada yang menahan langkah. Apa itu? Dana. Melakukan perjalanan membutuhkan dana yang besar. Dan, aku tidak selalu punya cukup tabungan untuk melakukan perjalanan secara teratur. Hahaha.
***
Apakah hal ini ilmiah? Entahlah!
Yang jelas, kami sempat membahas warna coklat tua yang ku isi di bagian perut gambar. Coklat tua mewakili kopi. Kesukaanku minum kopi.Â
Valen mengingatkan aku harus berhati-hati untuk mengurangi jatah minum kopi karena bagian dalam perutku akan mengalami masalah. Ketika kami melakukan periksa silang, aku mengatakan bahwa akhir-akhir ini ulu hatiku memang mulai terasa tidak nyaman jika meminum kopi terlalu sering.
Dan, aku tidak tahu jika coklat tua itu mewakili kopi --aku tidak diizinkan mengintip kertas yang berisi keterangan 7 warna tersebut - dan justru menggunakan warna tersebut di bagian perut gambar.
Mau coba juga? Â :)
Catatan dari kotaku
Juli 31, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H