Konflik dengan saudara, konflik dengan lingkungan sosial (standar sosial tentang kebahagiaan) dan konflik dengan diri sendiri (menghadapi kemarahan dari masa lalu dan penyesalan atas banyaknya keputusan salah) muncul secara berurutan di drama ini.
Keputusan perpisahan kedua orang tua mereka memukul hati ketiga anak mereka. Fakta teresbut membuat mereka memikirkan kembali arti satu dengan yang lain dalam hidup mereka.
Gambaran besarnya,, masalah dalam keluarga muncul, antara lain: bagaimana menjalani masa pensiun di usia yang masih sanggup bekerja? Bagaimana suami (dan istri) mengatasi kehilangan anak karena keguguran? Setelah kekuatan dan kejayaan berlalu, dimanakah cinta? Apakah cinta tetap sama baik bentuk dan warnanya setelah berpuluh-puluh tahun? Bagaimana mengatasi pengkhianatan dalam hubungan kasih yang nyaris satu dekade? Bagaimana tetap saling mencintai ketika tidak ada lagi kekuatan berjuang untuk bahagia? Apa sebenarnya indikator bahagia?
Sekalipun menghadapi pergumulannya sendiri, sang ayah berkata kepada putri sulungnya, jangan tertekan harus memiliki anak, saling mencintai saja!
Masihkah ada cinta?
Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H