Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

All the Butlers (Season 1, Rumah Pertama): Jalan Mendaki yang Sulit Ditempuh

17 Mei 2020   14:56 Diperbarui: 17 Mei 2020   14:53 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Rumah pertama yang mereka datangi adalah rumah pemilik seorang penyanyi berusia sekitar 70 tahun. Namanya Jeon In Kwon. Penyanyi dan pencipta lagu yang masih aktif berkarya. Bisa dibilang opung In Kwon adalah legend di bidangnya. Hidupnya sendiri. Dalam kesendirian tersebut, Master In Kwon ini melatih ketukan nada dan suaranya.

Rumahnya berada nyaris di puncak perbukitan. Sehingga jalan yang dilewati makin lama makin kecil hingga hanya memuat 1 mobil.  Perjalanan ke-4 host harus dilanjutkan berjalan kaki karena tidak ada akses mobil ke rumah Master 1. Dan banyak anak tangga yang harus ditapaki sebelum mencapai gerbang rumah yang dituju. Dengan koper dan tas besar yang mereka bawa, perjalanan ini terasa sangat melelahkan. Aku yang menonton pun merasa capek.. Hahahaha..

Dari rumahnya bisa disaksikan pemandangan atap-atap rumah di kejauhan. Bentangan alam yang naik turun karena permukaan dataran. Tangga-tangga yang melingkar menuju rumah ini membuat jejak yang memikat jika terlihat dari atas. Langit terlihat memukau di kejauhan. Kenapa detail ini penting? Karena aku pun menikmati pemandangan tersebut.

Menjelang tiba di rumah Master pertama, mereka melihat sekeliling rumah sebelum memasuki bagian dalam rumah. Bukan saja bagian luar namun juga bagian dalam rumah. Para host mencari pentunjuk siapakah Master mereka dari setiap benda yang ada di area dapur dan kamar.

Ketika akhirnya bertemu dan berhadap-hadapan, para host ini menundukkan tubuh mereka menunjukkan hormat yang mendalam.

***

Makanan yang dikonsumsi Master hanyalah kerupuk nasi dan jelly madu. Bisa jadi alasan praktis belaka mengenai cara penyajian karena setelah diperiksa dan dibersihkan keesokan hari kulkasnya dipenuhi makanan yang bahkan beberapa diantaranya telah melewati tanggal kadaluarsa.

In Kwon mengenakan kacamata hitam bukan hanya ke luar rumah -- ketika mereka pergi ke kafe tempat In Kwon mencari inspirasi -- juga di dalam rumah. Bahkan saat tidurpun kacamata tetap terpasang di wajahnya. Itu disaksikan Seung Gi karena Seung Gi terpilih menemani tidur Master.

***

Berdasarkan jadwal yang mereka terima, kegiatan Master In Kwon dimulai jam 4 pagi dan tidur jam 8 malam. Perbedaan jam tidur antara Master dan para host membuat 4 oppa ini kesulitan tidur ketika Master sudah tidur. Hahahaha... Biasa tidur jam 4 subuh, harus tidur jam 8 malam!

Apa yang dimakan Master, makanan itu juga yang harus dimakan para host. Namun jumlah makanan yang sangat minim tersebut membuat mereka sulit tidur karena menahan lapar! Sehingga, setelah Master tidur, para host diam-diam berkumpul dan memasak. Berempat menikmati menu tambahan makan malam... Seru! Sambil masak makanan, mereka berbincang dan tertawa bersama. Hangat sekali menyaksikan mereka menikmati makanan hangat.

Pagi hari, Se-Hyung dibantu Sang Yoon dan Saeng Jae memasakkan sesuatu untuk Master. Momen ketika mereka sarapan sambil berbincang sungguh menghangatkan!

Menjelang 4 host pulang, mereka berkesempatan melihat Master In Kwon latihan band dengan anggota lain yang datang. Ada lagu yang sangat indah dan dinyanyikan penuh perasaan. Saeng Jae dan Sang Yoon oppa tidak sanggup menahan air mata yang terus menetes! Aku juga!

***

What did I learn?

Sepanjang 2 episode dan aktivitas 4 host bersama Master In Kwon, aku memahami bahwa:

1. Kesendirian tidak melumpuhkanmu

Tidak ada siapapun di rumah Master In Kwon karena istrinya meninggal dan tidak ada informasi mengenai anak-anak dan kerabat lain. Namun, hidup terus berjalan baginya entah apapun perasaannya.

2. Perhatikan sekelilingmu!

Inspirasi lagunya bahkan datang ketika sedang berjalan kaki menuju kafe yang biasa didatangi setiap senja menjelang. Bahkan inspirasi datang dari punggung orang yang melintas.

3. Latihan itu penting!

Tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk latihan, baik 15 menit atau 30 menit, yang terutama adalah meluangkan waktu untuk latihan. Setelah terbiasa, durasi waktu pun bisa menyesuaikan.

4. Mengerjakan rutinitas!

Sekalipun belum ada yang bertepuk tangan untukmu, tetaplah lakukan apa yang menjadi kegemaranmu. Kelak akan tiba waktumu untuk bersinar.

Tidak sabar menunggu aksi mereka ketika menginap di rumah ke-2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun