Beberapa waktu yang lalu, beberapa bulan yang lalu, rumahsakit menjadi salah satu tempat untuk dikunjungi bagiku. Gedung tak bergerak yang diharapkan menjadi tempat istirahat bagi yang sakit ini dapat menyerap energi orang-orang yang berkunjung ke dalamnya dan menimbulkan rasa lelah ketika meninggalkan gedung tersebut. Rumahsakit, rumah yang sekalipun dipersonifikasikan tidaklah mungkin mengalami sakit, (sementara waktu) menjadi rumah bagi si sakit.
Setelah beberapa kali mampir di kamar inap dalam waktu yang agak lama, maka berikut ini adalah hal mendasar yang akan segera diketahui dengan cepat. Bukan. Berikut ini hal-hal yang muncul di pandanganku.
1. Waktu seperti berhenti di kamar inap rumahsakit. Tidak akan dijumpai kalender -baik kalender duduk maupun kalender dinding- dan jam penunjuk waktu. Aku nyaris tidak mengetahui waktu, sampai-sampai menyaksikan petunjuk alam untuk memperkirakan waktu. Ketika oranye di langit sebarannya sampai jauh, berarti waktu menunjukkan sore sudah hampir habis. Eh?
2. Rumahsakit menyediakan kartu tunggu bagi kerabat yang menjagai pasien. Kartu ini menjadi akses terbuka bagi pemegangnya untuk bisa datang dan pergi sembarang waktu. Koq, datang dan pergi sembarang, seh? Galau, ya?
3. Bagi pasien yang dirawat dalam waktu lama, kerabat yang menunggui bahkan membekali diri dengan makanan untuk sarapan, makan siang dan makan malam. Aku sempat menikmati dua kali makan malam di rumahsakit. Dan, mempersiapkan bekalnya dari rumah sebelum bezuk. Tentu saja ada rumah makan di sekitar rumahsakit. Ini termasuk piknik, tampaknya.
4. Pembezuk biasanya membawa buah tangan untuk si pasien. Namun, seperti kita ketahui bersama, karena keadaan pasien, acapkali yang menikmati buah tangan adalah pribadi-pribadi yang menjagai si pasien. Yang jaga pasien juga harus jaga kesehatan. Ya, kan?
5. Setiap rumahsakit menetapkan durasi waktu 2 jam untuk perkunjungan di pagi hari dan 2 jam di sore hari. Namun, ada kalanya 2 jam berkunjung sungguh kurang. Jadi, secara sepihak pengunjung memperpanjang waktu kunjungan. Itu artinya sedang piknik.. Hehehehe..
6. Di sebuah rumahsakit, aku pernah melihat keluarga si pasien menggelar tikar dan beristirahat di bagian luar kamar si pasien. Sehingga, sewaktu-waktu bisa melihat si pasien dari jendela kamar. Ini, sedang piknik atau sedang berkunjung?
Sebagai salah satu bagian dari keluarga besar negeri ini yang menyaksikan kultur bumi Pertiwi di setiap aspek hidup, yang menjunjung tinggi nilai kekerabatan dan interaksi sosial dalam masyarakat, apa pernah kita mempertimbangkan kepentingan si pasien untuk tidak membezuk pasien dalam proses pemulihan?
-catatan dari kotaku
RS, Maret 2019