Engkau mengira bahwa waktu terus ada..
..maka merencanakan banyak hal.
Merencanakan perjalanan dan liburan.
Merencanakan pertemuan dan jamuan.
Merencanakan pesta dan perayaan.
Engkau mengira bahwa waktu terus ada..
..maka ada banyak kesempatan di masa depan.
Kesempatan belajar hal-hal baru.
Kesempatan jatuh cinta lagi.
Kesempatan menerima kasih sayang dan perhatian dari orang lain.
Engkau mengira bahwa waktu terus ada..
..maka banyak rutinitas yang menjadi keseharian.
..sehingga kejenuhan mendatangi ruang-ruang di rumahmu dan hidupmu.
..semangatmu perlahan berkurang.
..bertahap berhenti menyelesaikan to-do list mu..
..mengabaikan resolusi awal tahun yang kau buat sendiri.
Engkau mengira bahwa waktu terus ada, lalu engkau..
..menunda mengajak sahabatmu berjumpa.
..menunda membaca buku yang sejak setahun lalu bertumpuk di lantai kamarmu.
..mengeluarkan sesi belajar menyelam dari daftar hal yang ingin kau pelajari dan kuasai.
..menunda menggunakan kepala, hati dan tangan untuk kebaikan.
..menunda mengambil bagian untuk melayani masyarakat.
Engkau mengira bahwa waktu terus ada,
..karena kalender selalu ada di dinding.
..jarum detik pada jam semesta selalu bergerak sekalipun jam di dinding rumah tidak lagi bergerak.
..matahari tidak pernah ingkar untuk terbit dari Timur keesokan hari.
..sebab musim-musim berganti dalam keteraturan yang tak terbantahkan.
Namun,
pernahkah engkau menyadari, waktu tak selalu terus ada..
pernahkah engkau menyadari, kesempatan kedua tidak selalu datang..
pernahkah engkau menyadari, besok pun tak tentu milik kita.
Lalu, mengapa engkau tidak mengatur waktumu dengan baik?
-RS
7 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H