Dalam satu hari biasa,
akan menjadi tidak biasa ketika kesesakan datang.
Dalam dua puluh empat jam sehari,
engkau menjumpai banyak hal.
Pagi hari baru saja tiba beberapa waktu yang lalu,
ketika karib memberi kabar.
Sang ayah telah meninggalkan mereka selamanya subuh tadi,
padahal beberapa jam sebelumnya, ayah dan anak sempat bertukar kabar.
Siang datang kemudian,
kala seorang sahabat mengabarkan tentang sahabat kami yang lain.Â
Saat ini dirawat di rumah sakit (lagi), untuk penyakit yang sudah dideritanya lima tahun terakhir.
Ketika hari-hari menyesakkan datang.
Kesedihan. Kehilangan.
Sakit penyakit menyerbu.
Tawar hati. Antusiasme memudar.
Doa-doa tidak terjawab.
Ketika hari-hari menyesakkan datang di hidup orang yang kau kasihi,
kasihi mereka.
Jadilah pribadi yang memahami mereka.
Perhatikan kebutuhan mereka.
Lihat mereka dengan hatimu.
Ketika hari-hari menyesakkan datang di hidup orang yang kau sayangi,
sayangi mereka.
Jadilah pribadi yang memahami mereka.
Perhatikan kebutuhan mereka.
Lihat mereka dengan hatimu.
Tak perlulah kau repot memberikan setumpuk nasehat seolah-olah seorang bijaksana.
Tak perlulah kau sibuk menata kata dan kalimat untuk merangkai saran seolah-olah engkau sudah mengalami semua hal pahit dan getir yang mungkin dialami seseorang.
Diamlah. Tenanglah.
Genggamlah tangan mereka erat.
Duduklah di samping mereka.
Jaga-jaga saja. Siapa tahu, mereka membutuhkan bahumu untuk bersandar.
Jadilah seorang sahabat.
Seorang sahabat yang menunjukkan kasih di segala waktu.
Seorang sahabat yang menunjukkan kasih di segala keadaan.
Seorang sahabat yang menunjukkan kasih di segala musim kehidupan.
Entah engkau yang akan membutuhkan seorang sahabat kelak,
entah engkau yang akan dibutuhkan seorang sahabat kelak,
ketika hari-hari menyesakkan datang.
Dari kotaku, Feb 2019
- RS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H