Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senandung Rinai Hujan di Kolam Ikan Ayah

27 Maret 2019   03:56 Diperbarui: 27 Maret 2019   04:15 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit siang hari ini dipenuhi awan-gemawan kelabu

Kumpulan awan yang menutupi birunya langit..

Kumpulan awan yang sembunyikan cerahnya pagi...

Kumpulan awan yang samarkan cahaya mentari...

Angin bertiup dalam kesunyian..

..menerbangkan udara dingin dari utara ke selatan.

Angin bertiup dalam suitan tipis nan panjang..

..menyanyikan lagu sendu nan syahdu tentang kunang-kunang yang tak tahu jalan pulang.

Angin bertiup dalam suara rendah..

..mengantarkan setiap burung-burung pulang segera.

Anging bertiup dalam kekuatannya..

..menggentarkan sekaligus menakjubkan.

Awan menggelap.

Rinai hujan mulai bersenandung.

Tentang lagu rindu yang memenuhi langit..

..dan menceritakan kerinduan tersebut pada bumi.

Sudah lebih tiga puluh menit aku di sini..

Di tepi jendela yang menghadap ke bagian belakang rumah..

Seraya mendengarkan..

..dan menyaksikan..

..senandung rinai hujan di kolam ikan ayah..

Tetesan hujan jatuh.

Tetesan air langit yang menemui air kolam ikan ayah..

Setiap perciknya yang mengenai permukaan air laksana..

..perbincangan dua sahabat lama..

..perjumpaan setelah perpisahan dua purnama..

..pelukan hangat untuk setiap rasa yang tak cukup dibahasakan..

..lagu rindu dalam hati yang juga merindu..

Aku rindu.

Padamu.

March 27, 2019

- RS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun