Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Kota, Piknik di Ketinggian

22 November 2018   02:16 Diperbarui: 17 Desember 2018   22:18 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kerabat ataupun sahabat merencanakan hendak berkunjung ke kota kami, maka pertanyaan awal yang muncul adalah "tempat wisata apa yang bisa kami kunjungi di daerahmu?" Maka respon umum yang akan muncul adalah kerutan di kening dan sekitar hidung.

Dibandingkan dengan beberapa kota besar lain di Indonesia, kota kami termasuk diantara kota yang jarang memiliki tempat wisata alam. Ada sebuah sungai panjang yang memisahkan dua bagian kota kami dan hutan kecil tak seberapa luas yang dijadikan hutan wisata kota. Selain sungai dan hutan wisata, tempat yang paling ramai dikunjungi warga kota kami untuk melepas penat adalah mall atau pusat perbelanjaan.

Dokpri
Dokpri
Tentu saja ada beberapa tempat lain untuk dijadikan tempat wisata keluarga selain mall, yaitu museum. Hanya saja, tidak banyak -sekalipun ada pengunjung- yang memilih menghabiskan waktu libur di museum.

Namun, semuanya berubah ketika kota kami berbagian menjadi tempat terselenggaranya Asean Games beberapa waktu yang lalu. Pembangunan LRT yang mendukung kegiatan Asean Games demi memudahkan mobilitas para atlet tamu memunculkan ide baru bagi kami, warga kota.

Kini, kami punya alternatif baru untuk memanfaatkan waktu libur kami, piknik di ketinggian. Menikmati kota Palembang menggunakan sarana LRT. Maka, libur nasional 2 hari yang lalu, aku  melakukan piknik di ketinggian.

Jalur LRT yang berbelok bersisian dengan fly-over simpang Polda. Dokpri
Jalur LRT yang berbelok bersisian dengan fly-over simpang Polda. Dokpri
Dokpri
Dokpri
Aku memulai perjalanan dari stasiun Bumi Sriwijaya menuju arah bandara. Train-set berangkat meninggalkan stasiun pkl14:16 dan tiba di bandara sekitar pkl14:50. Di dalam perjalanan tersebut, LRT  melintasi 2 fly-over, beberapa gedung yang tingginya hampir sama dengan tinggi tiang LRT. Tiket dari dan ke bandara seharga 10.000 rupiah. Sedangkan tiket dari dan ke stasiun yang lain - jauh maupun dekat - seharga 5.000 rupiah. Dan per 1 Desember nanti,  tiket kertas akan diganti dengan menggunakan kartu elektronik, yang sudah mulai disosialisaikan sejak beberapa waktu yang lalu.

Train set memiliki 2 stasiun terakhir, yaitu stasiun bandara yang terletak di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan stasiun DJKA yang letaknya di Jakabaring, sekitar 200 meter dari OPI mall.

Train set akan bergerak sepanjang 23 km dari stasiun di bandara menuju stasiun DJKA dan singgah di 13 stasiun. Tiga belas stasiun tersebut adalah: stasiun bandara, asrama haji, Gramedia World, Punti Kayu, RSUD, Dempo, Demang, Bumi Sriwijaya, Dishub, Cinde, Ampera, Jakabaring dan DJKA.

Dokpri
Dokpri
Suasana bandara setelah diguyur hujan deras sekejap. Dokpri
Suasana bandara setelah diguyur hujan deras sekejap. Dokpri
Menjelang memasuki wilayah bandara, titik-titik air menerpa kaca train-set. Hujan menderas ketika train-set memasuki stasiun terakhir. Yang meneduh beberapa menit berikutnya. Stasiun LRT tersambung langsung ke bangunan bandara. Sehingga setiap penumpang yang hendak berangkat bisa langsung memasuki kawasan bandara tanpa keluar dari stasiun.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Perjalanan selanjutnya dimulai pkl15:12. Aku membeli tiket dengan tujuan stasiun terakhir, DJKA. Train-set berbalik arah, melewati stasiun-stasiun sebelumnya, dan terus menuju stasiun terakhir. Train-set melintasi Masjid Agung dan jembatan Ampera dan tiba di stasiun terakhir, DJKA Jakabaring sekitar pkl16:12.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Sepanjang perjalanan, banyak penumpang mengabadikan momen-momen tersebut dengan berfoto, baik selfie mau wefie. Ada juga yang merekam suasana kota dari ketinggian sekitar 10 meter. Ada yang memotret penumpang. Tak henti-hentinya aku menyaksikan penumpang  yang mengambil foto pemandangan kota dari ketinggian. Yang paling seru adalah ketika aku hendak memotret keadaan dalam train-set dengan  penumpangnya, ada seorang penumpang lain sedang mengambil foto dengan arah kamera ke arahku. Ini namanya, pemotret dipotret..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun