Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sumpah Pemuda: Menengok Pahlawan Perempuan yang Berkontribusi Partisipasi Pemudi dalam Politik

27 Oktober 2024   09:15 Diperbarui: 27 Oktober 2024   09:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam menyambut hari sumpah pemuda tanggal 28 Oktober, kali ini saya ingin mengangkat kontribusi pahlawan Perempuan hebat yang berkontribusi melahirkan pendidikan yang kritis membangun bangsa untuk Pemuda-Pemudi, antara lain:

1. Ibu R.A Kartini: berdasarkan arsip yayasan Kartini, beliau berkontribusi terhadap sekolah kaum Perempuan. Beliau pernah mengajar.

2. Ibu Hj. Rasuna Said: R.A. Kartini wafat tahun 1904, enam tahun setelah ia wafat, pada 1910 barulah Hj Rasuna Said lahir. Beliau merupakan seorang pahlawan nasional yang berkecimpung di kancah politik. Rasuna Said memiliki tekad yang kuat untuk memajukan pendidikan kaum wanita. Dalam buku Ensiklopedia Pahlawan Indonesia dari Masa ke Masa yang ditulis oleh Riza Dwi Aningtyas dijelaskan bahwa ia sempat mengajar di Diniyah School Putri, tempat di mana ia mengenyam pendidikan.

Saat itu, Rasuna Said sadar bahwa untuk memajukan kaum perempuan dibutuhkan perjuangan politik, tidak hanya dengan mendirikan sebuah sekolah.

Rasuna Said dikenal sebagai "orasi ulung". Sampai saat itu penjajah takut akan orasi2x beliau yang mampu mengubah mind-set orang.

3. Ibu Dewi Sartika: berjasa dalam memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan dan kesetaraan gender.

Salah satu bentuk perjuangan Dewi Sartika adalah mendirikan sekolah perempuan, yakni Sakola Istri pada 16 Januari 1904, yang kemudian berubah nama menjadi Sakola Keutamaan Istri.

Dewi Sartika tidak hanya ingin memajukan perempuan dari kalangan priayi sepertinya, tetapi semua kalangan perempuan, agar berkesempatan untuk belajar membaca dan menulis.

Dampak dari mereka dirasa saat ini karena telah banyak perempuan-perempuan yang masuk dalam politik dan bersuara dalam politik. Walau masih ada tantangan terkait partisipasi perempuan tapi perempuan tetap memiliki pemikiran yang kritis yang sama untuk perubahan perbaikan bangsa.


"Selamat Hari Sumpah Pemuda!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun