Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apa Iya, Tone Deaf Lebih dari Sekadar Tidak Peduli?

10 September 2024   13:48 Diperbarui: 10 September 2024   13:50 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak goncang gancing politik untuk mempertahankan putusan MK, beberapa kalangan dari aktivis mulai mengangkat istilah "tone deaf" dan menyebarkan istilah tersebut kepada  beberapa pengambil keputusan yang tidak mau mendengarkan suara rakyat. 

Beberapa literatur yang diangkat oleh beberapa  media sosial  menyatakan bahwa "tone deaf" dapat diartikan tidak peduli atau acuh terhadap kesulitan atau emosi seseorang. Tone deaf sendiri lahir pertama kali pada tahun 1890 an kata tersebut sebenarnya gabungan yang diartikan tidak mau mendengar atau peduli dengan sesuatu.

Pada zaman sekarang khususnya terkait dengan perubahan iklim politik di Indonesia, apa iya, tone deaf hanya sekedar diartikan "tidak peduli dengan sesuatu hal?"

Merujuk kepada dictionary dot com, tone deaf ternyata memiliki makna yang khusus yang dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki "bias" terhadap penderitaan orang lain. Bias tersebut dikatakan lahir karena "kurangnya empati" atau "tidak dapat merasakan penderitaan  orang lain". 

Kurang empati atau tidak dapat merasakan apa yang penderitaan orang lain bertentangan dengan sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Maka jika tone deaf ini merebak di kalangan pejabat atau pengambil keputusan maka dapat menimbulkan kesenjangan keadilan. 

Dari kesenjangan keadilan inilah menjadi bibit konflik dan perpecahan di negara kita. Untuk itu mari kita tingkatkan kepedulian kita dengan sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun