Dorman adalah anak tunggal dari pasangan Bapak Suratman dan Ibu Sutin. Setelah lulus kuliah Dorman menikah dengan Riris gadis yang dicintainya sejak dibangku SMA dulu. Dorman sangat bahagia karena dapat hidup bersama dengan Riris perempuan asal Kalimantan Utara. Tahu  ini adalah tahun kedua belas pernikahan Dorman dan Riris.Â
Tiba-tiba suara pintu pagar rumah terdengar "creekkk" disambut suara pintu ruang tamu "ngeekk"... "baru pulang.." kata Riris yang berpakaian daster warna ungu kepada suaminya Dorman. Sambil menjinjing sepatu kulitnya Dorman menjawab "iya.." ... dilewatinya Riris yang sedang duduk diruang tamu sambil nonton berita di TV.
Sehabis meletakan sepatunya, Dorman kembali melewati Riris tanpa berkata satu kata pun juga menuju kamar mereka di lantai 2. Riris tampak sebal, melihat Dorman yang terlihat dingin kepadanya. Sedangkan dilantai 2, Dorman asik mandi dengan bernyanyi kecil seakan memberikan pesan hatinya sedang bahagia.Â
Mendengar Dorman yang mandi sambil bernyanyi; Riris merasa ada sesuatu dengan Dorman suaminya yang bekerja sebagai salah satu angkatan bersenjata di Indonesia itu, mengingat Dorman sangat dingin kepada Riris.Â
Riris mencoba menerka-nerka ada apa dengan suami yang dinikahinya masa reformasi itu; sepengetahuan Riris, hubungannya tidak baik-baik saja sejak Dorman menemukan bukti pembayaran kartu kredit check in kamar disalah satu hotel atas nama Riris.
Riris mencoba mengingat kembali masa itu, tiba-tiba badan Riris  gemetar membayangkan bagaimana Dorman meluapkan amarahnya saat itu. Bayangan Dorman marah jelas sekali di otak riris.. apa ini.. apa ini!!!" Kata Dorman menyodorkan slip kartu kredit kemuka Riris; "apa bang?..saya tidak mengerti maksud kamu bang.. sabar dulu.. kenapa marah.." jawab Riris dengan suara gemetar dan takut.
"Halah... jangan bohong kamu! Kamu selingkuh kan.. kamu ML kan dengan laki-laki itu! Ini bukti slip nya kamu check in!" Kata Dorman dengan suara yang lebih kencang; "check in apa? Jangan nuduh donk bang! Jawab Riris lagi menimpali perkataan Dorman. Dorman semakin marah dan membanting barang-barang didekatnya sambil berkata keras.
Riris yang tidak mau dituduh lanjut membela diri dengan berkata "jangan nuduh ya Bang, kamu marah karena kamu ingin menutupi kelakuan kamu kan diluar sana!" Tegas Riris; mendengar hal tersebut, Dorman semakin marah, dan langsung mengangkat tangannya seolah ingin melepaskan tamparan ke Riris istrinya.
Kagetnya Riris melihat reaksi Dorman saat itu; dengan gemetar riris memperlihatkan bukti-bukti  percakapan dan foto kebersamaan Dorman dengan berbagai perempuan dalam bentuk cetakan kertas kepada Dorman sambil berkata dengan suara tegas.."kamu yang bohong!" "Silahkan kamu selingkuh dengan wanita siapapun diluar sana, tapi ingat jangan menuduh aku selingkuh!" Dorman semakin marah, tanpa melihat kertas yang diberikan oleh Riris ibu dari anaknya, Dorman langsung mengambil HPnya dan menyuruh Riris untuk membukanya untuk mempertegas bahwa Dirinya tidak selingkuh.
Dengan cepat Riris mengambil HP yang diberikan dan membuka applikasi WA. Tiba-tiba saja pesan singkat masuk ke HP Dorman tertulis "sudah sampai rumah Love?" Hancurlah hati Riris saat itu, dengan suara gemetar Riris mengembalikan HP Dorman dan berkata "tuh ada pesan untukmu Bang! Entah dari siapa yang pasti dia memanggilmu Love"..diberikannya hp berwarna silver itu kepada Dorman; kaget kaget Dorman sangat kaget; muka Dorman pucat seperti maling ketangkap basah.
Sambil menunduk Dorman melihat pesan singkat itu, dan langsung menghapusnya; Dorman langsung menarik tangan Riris dan berkata itu hanya teman. Riris mencoba menahan air mata amarahnya saat tangannya disentuh Dorman. Dorman mencoba berbicara pelan kepada Riris "ris.. aku tidak mau ada orang lain diantara kita, dia bukan siapa-siapa hanya teman; dan aku juga tidak mau istri ku selingkuh dengan check in di hotel!, kamu harus tahu bahwa aku sangat mencintaimu, ris!"