Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ujian Kesetaraan dalam Rumah Tangga Ketika WFH

2 April 2020   22:03 Diperbarui: 4 April 2020   12:54 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kerja di rumah sambil mengurus anak. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Pandemi Covid-19 telah membuat waktu berjalan lebih lambat dari hari-hari biasanya. Kebijakan kerja di rumah atau yang dikenal Work from Home (WFH) diberlakukan baik instansi Pemerintah maupun Swasta guna menghambat penyebaran covid-19 di Indonesia. 

Tidak hanya WFH diberlakukan oleh Pemerintah, akan tetapi belajar di rumah untuk anak murid juga diberlakukan untuk melindungi anak-anak agar tidak terpapar covid-19. Intinya setiap orang harus menjalankan yang dinamakan stay at home.

Hampir tiga minggu, pemberlakuan itu berjalan di Indonesia; ada yang diawali dengan pembagian waktu kerja seperti satu hari bekerja di rumah kemudian satu hari bekerja di kantor; akan tetapi hampir semua pegawai perempuan dan laki-laki merasakannya. 

Awal pemberlakuan WFH memang merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pekerja dimana perubahan prilaku terjadi karena kebiasaan bekerja di kantor pastinya berbeda situasinya dengan bekerja di rumah. 

Tantangan yang paling dirasa oleh pegawai yang bekerja di rumah adalah memulai waktu kerja tepat waktu seperti jam kantor di dalam rumah. 

Selain itu juga, bekerja di rumah terselip terkendala pekerjaan domestik seperti mengepel, masak, setrika dan lain-lain, serta, harus berbagi waktu untuk mengajar anak guna mengantikan fungsi guru yang biasanya mendidik anak-anak disekolah ketika kita sebagai pekerja sedang di kantor.

Tidak mudah pastinya bagi setiap pekerja baik pekerja perempuan dan laki-laki, khususnya bagi pekerja yang menikah dan memiliki anak untuk bekerja optimal di rumah.

Semua tantangan di atas dihadapi oleh ibu dan Bapak pekerja yang bekerja di rumah. Pembagian kerja di rumah seperti membereskan rumah dan mengurus anak yang biasanya teratur saat bekerja di kantor, tetiba menjadi kendala ketika kita bekerja di rumah. 

Kendala tersebut kerap menjadi awal pertengkaran rumah tangga karena suami istri dituntut melakukan pekerjaan kantor di rumah tepat waktu dan optimal. 

Pembagian prioritas pekerjaan kantor terkadang menjadi tuntutan bersamaan bagi pekerja suami dan istri, akibatnya hal tersebut membuat suami dan istri bingung dalam menghadapi pilihan-pilihan seperti mengejakan pekerjaan kantor atau mengajar untuk mendampingi anak belajar d rumah serta pekerjaan domestik. 

Fakta mengungkapkan, beberapa rekan kerja saya, mulai menceritakan kendala tersebut yang memicu lahirnya konflik rumah tangga yang dahulu tidak dirasakan langsung ketika bekerja di kantor. 

Akibatnya hal tersebut meningkatkan tingkat stres bagi suami istri yang berstatus pekerja karena setiap orang tidak dapat menentukan prioritas dalam pekerjaannya. 

"Pelibatan anak untuk membantu pekerjaan domestik juga penting dilakukan agar anak memiliki rasa tanggung jawab dalam keluarga."

Pekerjaan kantor yang harus dilakukan tidak optimal dan berdampak terhadap kinerja mereka. Selain itu, konflik dapat juga menurunkan tingkat imunitas manusia karena dampak dari kondisi stres di dalam rumah. 

Kondisi tersebut memang merupakan ujian kesetaraan dalam rumah tangga. Bagi keluarga yang manganut sistem patriarki dapat diyakini bahwa perempuan akan hidup dalam berbagai beban yang membuat perempuan rentan terhadap terpaparnya covid-19 karena kondisi tubuh yang lemah. 

Sedangkan bagi keluarga yang sudah memiliki kesadaran terhadap pembagian pekerjaan domestik, tidak juga menjamin akan berjalan dengan lancar menghadapi tantangan pekerjaan domestik dan publik bersamaan didalam rumah.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, penting bagi kelurga di rumah tangga untuk dapat membangun komunikasi bersama untuk membicarakan pembagian tugas bersama agar setiap orang didalam rumah dapat turun mengambil bagian dan saling tolong menolong. 

Mengedukasi anak terkait pekerjaan apa dan apa yang harus dilakukan oleh orang tua setiap hari di rumah penting untuk dibagikan kepada anak sehingga anak dapat memahami ketika pekerjaan kantor membutuhkan perhatian khusus. Pelibatan anak untuk membantu pekerjaan domestik juga penting dilakukan agar anak memiliki rasa tanggung jawab dalam keluarga.

Kebersamaan dan harmonis keluarga akan menjadi kunci kesehatan jasmani dan rohani untuk dapat menangkal covid-19. stay safe and healty.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun