Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Film

Deadpool 2, Memanusiakan Manusia

28 Mei 2018   11:59 Diperbarui: 28 Mei 2018   12:20 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Apasih yang dicari dari nonton film Deadpool 2, pastinya hiburan. Berkaca dari film Deadpool satu yang kocak dan super aneh jika dibandingkan film-film mutan lainnya, maka deadpool 2 ini juga diperkirakan akan sama menyajikan hal tersebut. Akan tetapi setelah menonton Deadpool 2, ternyata film ini menyajikan pesan yang sangat kuat bagi penonton penikmat film Deadpool 2 untuk bisa memanusiakan orang sebagai manusia.

Berikut adalah analisa cepat sehabis nonton:

Hero versus Teamwork

Film Deadpool untuk anak umur 13+ keatas ini sama sekali tidak membangun mimpi penonton khususnya anak untuk menjadi "Pahlawan/Hero" alias one man show, hal tersebut terlihat bahwa dalam menanganan suatu masalah selalu dimulai dari berdiskusi lalu membangun team dan membangun strategi dan bekerjasama ketika melakukan suatu tindakan penyelesaian.

Bagi anak-anak kerja bareng merupakan suatu yang sangat menyenangkan, melihat banyak pahlawan yang bekerja membela kebenaran akan membangun sinergi anak-anak tersebut ketika mereka bermain peran diluar kaca film untuk mengikuti deadpool. Selain itu, tidak ada yang merasa diuntungkan baik deadpool atau peran lain, semua sama sama menang. Konsep kemenangan bersama ini sangat bagus untuk seorang anak memahami arti kerja bareng atau teamwork.

Non Diskriminasi

Apalagi dengan dinamika sosial saat ini baik di Amerika dimana film ini diproduksi dan Indonesia yang kental dengan diskriminasi baik gender, agama, ras dan kelas, film ini keren untuk bisa bicara soal keberagaman. Di mulai pemain dan karaketer yang ditampilkan, selain itu film ini juga cukup kuat mengunakan kata-kata yang kita temukan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan diskriminasi seperti "komunis" "canada" dan lainnya.

Bicara soal fisik seperti "gemuk" dan "lagu dari daerah mana" juga menjadi pemicu diskriminasi. Film ini cukup bagus dalam mengcounter diskriminasi dan mengeliminasi diskriminasi walau dengan logat atau percakapan yang agak kasar akan tetapi tetap saja sajiannya lucu dan mudah dimengerti bahwa non-diskriminasi tidak diperbolehkan ketika kita berinteraksi dengan yang lain. 

Keluarga nomor satu

Berbeda dari film-film mutan lain berbicara terkait perang mempertahankan kekuasaan dan percintaan yang sesaat, film deadpool menyajikan pesan kepada penonton bahwa keluarga adalah yang utama. Selain itu, film ini juga menyajikan bahwa Keluarga harus dipenuhi rasa "percaya" satu sama lain.

Hal tersebut terlihat ketika deadpool meminta kepada thanos untuk memberikan waktu baginya untuk bisa berkomunikasi dengan anak kil itu sebelum diambil tindakan. Walau dalam film ini thenos tidak percaya diawal, tapi pengorbanan deadfool sebagai keluarga mengubah thenos memahami arti keluarga. 

Second Chance

Second Chance dalam film ini jelas sangat kuat pesannya. Jika pada masa kita melakukan kesalahan bukan berarti kita tidak bisa menjadi baik dan memperbaiki situasi. Deadpool 2 memberikan suatu pesan bahwa setiap orang berhak mendapatkan second chance, so no need to be condemn then jika kita pernah salah, kita masih bisa melakukan hal yang baik kok.

Film deadpool 2 juga sangat bagus memilih lagu-lagunya yang disandingkan dengan actionnya, sehingga membawa memory akan film dan pesan dari film tersebut untuk memanusiakan manusia.

Selamat menonton...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun