Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi Hari Batik Nasional: Mengapa Kita Memakai Batik?

2 Oktober 2015   13:06 Diperbarui: 2 Oktober 2015   14:36 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia dengan beragam adat istiadatnya juga memiliki beragam baju daerah, lalu mengapa batik? dijadikan Hari Batik Nasional.

Di hari ini adalah Hari Batik Nasional untuk memperingati ditetapkannya Batik sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity yang ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 2 October 2009 kita kan menoreh ke belakang sebentar untuk melihat mengapa Batik dijadikan hari Batik Nasional?

Dilihat dari sejarah awalnya batik digunakan hanya ada kalangan berdarah biru, bahkan batik sendiri dapat menunjukan tingkat kelas dari darah biru. Tidak sembarangan pada zaman dahulu untuk memakai batik, karena batik sangat berkelas. Pembuatannya saja memakan waktu yang lama dan dibuat dengan tangan dan bahan-bahan yang sulit di dapat saat itu, membuat batik tidak bisa dimiliki oleh kaum proletar.

Akan tetapi dengan pergeseran zaman, batik tidak lagi menjadi simbol kelas atas, akan tetapi batik mulai merambat ke berbagai kelas; walau perlu diakui perambatan keberbagai kelas karena dipicu dari pemahaman mengunakan batik artinya "orang berkelas". Karena pemahaman tersebut maka kerap batik di buru berbagai kalangan; motif yang tua dan langka apalagi hasil tulis menjadi lebih mahal untuk diperjual belikan; akan tetapi pihak industri tidak tinggal tutup mata, melihat permintaan pasar yang ingin memiliki juga dengan standard yang sama dengan batik tulis, maka lahirlah batik cetak dengan motif yang tidak kalah bagusnya.

Dengan adanya tehnologi tersebut, maka batik dapat dibuat dengan menggunakan berbagai macam jenis bahan, hal ini membuat adrinali para perancang menjadi mendidih dan mulai berkarya dengan batik. Dengan piawaian para perancang maka batik mulai tersohor di global. Sehingga kerap batik di tiru oleh berbagai negara dan mulai di akui sebagai hasil negeri mereka.

Jelas hal ini menganggu bagi negara kita; curi ide dan tiru motif merugikan negara. 

Di Indonesia sendiri, batik lebih dikenal sebagai suatu karya pemberian nenek moyang yang harus dilindungi. Batik digunakan berbagai kalangan dan berbagai suasana mulai dari acara formal seperti Kepresidenan sampai untuk tidur. Jika menoreh hal tersebut, jelas batik dapat dikatakan sebagai hidup bangsa Indonesia. Batik juga dapat dikatakan pengikat kesatuan bangsa dengan digunakannya oleh semua masyarakat dari sabang sampai merauke. Selain itu, batik telah menghancurkan tembok diskriminasi kelas di kalangan masyarakat.

Batik diperawat dan dipertahankan dengan lahirnya berbagai kebijakan untuk menggunakan batik setiap Jumat dari anak sekolah hingga pekerja. Lalu jika batik dicuri dan tidak dianggap sebagai masterpiece heritage humanity Indonesia, maka kita akan kehilangan apa yang sudah diberikan oleh nenek moyang kita. Untuk itu dengan dengan adanya pengakuan dari UNESCO kita wajib untuk merayakannya.

Mari kita memakai batik, karena batik pemersatu bangsa...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun