Mohon tunggu...
Netti Anjelina
Netti Anjelina Mohon Tunggu... Lainnya - Communication Student at Pertamina University

Hi! I'm Netti Anjelina, you can call me Netti. I really like to explore new things and I'm a hard worker who has a passion for learning. I'm adaptable person who adore to sharing each other with new people and environment. I'm intersting to Content Writer and Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Komunikasi Antar Budaya (KAB) Melalui Film Animasi UPIN & IPIN

16 November 2023   15:58 Diperbarui: 16 November 2023   15:59 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar Komunikasi Antar Budaya Melalui Film Animasi UPIN & IPIN

Upin dan Ipin merupakan film kartun yang dirilis pada tahun 2007. Film ini berasal dari negeri Jiran, Malaysia yang diproduksi oleh Les Copaque Production. Upin dan Ipin menjadi tokoh utama dalam film ini. Mereka berdua merupakan kakak-beradik kembar yang sejak kecil ditinggal oleh kedua orangtuanya sehingga mereka tinggal bersama Opah dan Kak Ros di Kampung Durian Runtuh.

Upin dan Ipin memiliki teman-teman yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda seperti Mei-Mei merupakan keturunan asli Tionghoa dan dia memiliki hobi membaca. Jarjit Singh berasal dari keturunan India yang gemar menaburkan humor dari pantun yang dia lontarkan. Ehsan yang suka makan. Fizi memiliki rasa percaya diri yang tinggi, namun suka mengejek orang lain. Mail memiliki hobi berdagang sejak dini, mereka bertiga berasal dari budaya Melayu asli Malaysia, Susanti yaitu teman akrab Mei-Mei yang memiliki hobi bermain masak-masak berasal dari Indonesia, dan tokoh pendukung lainnya Film kartun ini memberikan representasi komunikasi lintas budaya dan secara tidak langsung mengandung banyak pesan moral dan etika.

Film Kartun Upin dan Ipin ini berkaitan erat dengan Ilmu Komunikasi dalam konteks Komunikasi Antar Budaya (KAB). Dalam memainkan perannya, para tokoh berkomunikasi menggunakan bahasa Malaysia, namun tetap menggunakan logat dari bahasa ibu mereka masing-masing yaitu Malaysia, Tionghoa, India, dan Indonesia sehingga terdapat keunikan tersendiri dari setiap tokohnya. Salah satu bentuk KAB dalam film ini tercermin dalam beberapa episode, diantaranya episode Hari Raya Umat Islam.

Terlihat jelas dalam episode tersebut bahwa mereka memiliki rasa toleransi beragama yang sangat tinggi, dimana Mei-Mei dan Jarjit Singh turut menghormati temannya yang sedang merayakan Hari Raya Islam. Mereka pun bersama-sama menyantap hidangan khas yang biasa disuguhkan di hari raya Islam seperti nasi lemak, ayam golek, ketupat, dan lainnya. Episode lainnya yaitu ketika Mei-Mei dan keluarga sedang merayakan tahun baru Imlek. Teman-teman Mei-Mei memiliki rasa toleransi beragama yang tinggi yang ditunjukan dengan kehadiran mereka di kediaman Mei-Mei dengan kostum yang selaras.

Terdapat tradisi yang unik dari episode Hari Raya Umat Islam dan Tahun Baru Imlek yaitu pada saat pemberian uang dalam bentuk amplop yang memiliki desain yang lucu yang ditujukan kepada anak-anak. Pada tradisi orang Tionghoa. pemberian uang tersebut dinamakan "Angpao". Sedangkan dalam kehidupan masyarakat Islam, tradisi pemberian uang pada saat Hari Raya dinamakan THR (Tunjangan Hari Raya). Secara tidak langsung pemberian uang kepada anak-anak menggambarkan budaya instan sekaligus konsumtif. Serta tertanam di benak anak-anak bahwa momen hari raya tersebut dapat dijadikan untuk mengumpulkan uang.

Dari sisi kostum terlihat jelas budaya Tionghoa akan mengenakan pakaian berwarna merah yang melambangkan kebahagian, semangat menjalani tahun baru, kelancaran rezeki dan keberuntungan. Sedangkan bagi umat Islam khususnya yang ada pada film Upin dan Ipin tersebut menggunakan songket ataupun sarung (Laki-laki) dan baju kurung (Perempuan).

Film ini menunjukan tidak adanya konflik antar etnik, justru sebaliknya mereka hidup dalam keseharian yang saling menghargai kebudayaan satu sama lain. Selain itu, kehidupan dalam film in tergambar dari setiap episode selalu damai dan tentram serta saling menyayangi dan peduli satu sama lain.

REFERENSI

Dewi, R. S. (2012). Representation Of Communication Between Cultures And Moral Messages In Animation Film (Study Analysis Of Animation Film" Upin Ipin" In MNC TV). Jurnal Komunikasi Pembangunan, 10(1).

Les'Copaque Production Film. (2017). Upin dan Ipin. Dilansir dari https://lescopaque.com/v11/our-works/upin- ipin/. Diakses pada 16 Maret 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun