Mohon tunggu...
Zakia Netra
Zakia Netra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pemimpi yang berusaha membuat nyata mimpinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berguru pada Nana

1 April 2014   18:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:13 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nana seorang pendengar yang baik. ya, dia mendengarkan segala cerita gak pentingku selama berjam-jam. tak ada pendengar yang baik untukku selain Nana. aku berkeluh kesah padanya, kenapa aku tak beruntung. kenapa aku hanya menjadi cewek pas-pasan. kenapa wajahku boros, kenapa aku tak proporsional, kenapa orang tuaku tidak kaya, kenapa aku hanya sebagai sidekick dan kenapa2 lainnya. yah,, sungguh aku merutuki segala yang ada pada diriku.

aku capek dengan segala rutukan-rutukanku, terdiam dan cemberut. kemudian, Nana mulai berkata dengan tenang dan takzimnya. "Tata, bukankan semua yang kau rutuki itu hanya masalah dunia saja? apakah kamu pernah merutuk kenapa kamu telat shalat shubuh, kenapa kamu tak selesai mengaji satu juz dalam sehari, kenapa kamu melewatkan tahajud dan dhuhamu, kenapa kamu tak menyisihkan sedikit materi untuk kotak yang bertengger di masjid, kenapa kamu tak belajar serius, dan kenapa2 lainnya yang itu akan dicatat oleh yang di kanan dan kirimu". aku pun terdiam merenung. Ya Allah,, benar apa yang dikatakan Nana. selama ini aku hanya berfikir tentang dunia saja. padahal dunia ini ibarat mampir beli pulsa di mbak julet. menulis nomor kemudian membayar. hanya butuh waktu 2 menit untuk membeli pulsa. dan seperti itulah hidup di dunia itu.

sungguh, rutukanku yang berjam-jam dipatahkan oleh kata-kata Nana yang hanya 5 menit. dan menyadarkanku bahwa cinta pada dunia tak kan menyelamatkan kehidupan akhirat. namun, cinta akhirat dapat menyelamatkan kehidupan dunia. begitulah, cerita Nana kali ini. cukup dengan tanggapan 5 menitnya dapat membuatku tersadar. dan semoga kesadaran ini tak hanya kesadaran temporer saja. :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun