Komunikasi tidak terlepas dengan adanya kegiatan menyebarkan informasi. Sarana untuk menyebarkan informasi diantaranya dengan adanya media. Menurut Adzani & Jumino (2020) menjelaskan bahwa media menjadikan sebagai tempat dalam menyebarkan informasi. Penyebaran informasi tersebut bisa berupa media konvensional baik media cetak seperti majalah dan koran maupun media elektronik seperti televisi maupun radio yang memanfatkan audio, visual, maupun audiovisual. Munculnya media merupakan hal yang penting dalam penyebaran informasi hal ini dimaksudkan untuk menyalurkan pesan yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan.
Adanya perkembangan teknologi dan internet membuat media penyebaran informasi ikut berkembang. Munculnya internet menjadi kemudahan dalam menyebarkan informasi tanpa mengenal waktu. Seperti yang kita tahu bahwa media penyebaran informasi terdapat 2 media salah satunya media elektromagnetik yang memunculkan televisi dan radio.
Namun, dengan berkembangnya internet memunculkan penyebaran informasi melalui media audio yaitu Podcast. Tentu saja, ini berbeda dengan konsep dari radio yang menyebarkan informasinya lewat gelombang elektromagnetik. Podcast memanfaatkan internet untuk menyebarkan informasinya kepada pendengar, hal ini agar pendengarnya dapat tetap terkoneksi. Salah satu kemudahan podcast yaitu dapat dibawa kemana saja dan bisa diakses secara otomatis, pendengar podcast bisa memilih jenis podcast yang mereka suka sehingga kontrol dalam memilih podcast ada di pendengarnya (Adzani & Jumino, 2020 dalam Geoghegan dan Klass, 2007).
Pengertian podcast
Siapa sih disini yang tidak mengenal kata Podcast? Tentu saja kita sebagai generasi millennial maupun generasi Z pasti sangat familiar dengan kata tersebut bukan? Menurut (Adzani & Jumino, 2020) mendefinisikan podcast sebagai sarana untuk menyampaikan beberapa informasi yang disampaikannya melalui audio. Biasanya informasi yang disampaikan dapat berupa politik, hiburan, pendidikan, gaya hidup, pengalaman si podcaster dan lain sebagainya. Informasi yang disampaikan biasanya disesuaikan dengan podcasternya kadang tidak melulu membahas soal pendidikan kadang juga ada beberapa podcaster yang membahas soal pengalaman hidupnya dan lain sebagainya.
Konsep podcast hampir mirip dengan blog audio dalam hal ini setiap channel podcast mempunyai tema tertentu dan di tiap channel mempunyai episode yang menampilkan judul bahasan yang akan di bahas nantinya. Selain itu, podcast dipublikasikannya melalui rekaman dalam artian podcaster merekam audionya terlebih dahulu lalu mereka sunting dan setelah itu dipublikasikan ke akun podcastnya. Dikarenakan bentuk penyampaian informasinya seperti ini maka dari itu pendengar podcastnya dapat dengan bebas memilih pembahasan yang sekiranya cocok dengan apa yang disuka oleh pendengar. Selain itu, pendengar podcast juga dapat dengan bebas mendengarkan setiap episodenya kapan dan dimana saja. Hal ini dikarenakan podcast tidak terikat ruang dan waktu (Rachman dan Oktaviani, 2023).
Sejarah munculnya podcastÂ
Istilah podcast pertama kali ditemukan pada tahun 2004 saat Ben Hammersley yang menyebutkan kata podcast sebagai singkatan dari play-on-demand dan broadcast. Setelah itu, istilah ini diangkat oleh salah satu produk Apple, iPod dan aplikasi Apple Podcasts. Setahun setelahnya, Apple meluncurkan fitur podcast sehingga membuat siaran audio sudah mulai bermunculan dari beberapa jaringan radio seperti BBC, CBC Radio One, NPR, dan lain sebagainya (Muslimah, 2022). Podcast muncul dalam berbagai macam jenis konten hal ini disebutkan berdasarkan New York Magazine. Mereka mengatakan jenis konten dalam podcast bisa berupa politik, olahraga, komedi, sampai serial podcast (Zaenudin, 2017 dalam Muslimah, 2022). Melihat akan hal ini, menjadikan podcast sebagai salah satu platform yang banyak diminati bagi pengguna media digital.
Berdasarkan survey Jakpat (Muslimah, 2022) menjelaskan bahwa jumlah pendengar podcast didominasi oleh anak muda. Detailnya sekitar 22,1% responden yang mendengarkan podcast berusia 15-19 tahun. Sekitar 22,2% pendengar podcast lainnya berusia 20-24 tahun. Sedangkan diatas 25 tahun pendengar podcast sudah semakin menurun sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pendengar podcast semakin menurun seiring bertambahnya usia (Bayu, 2021 dalam Muslimah, 2022). Dari data tersebut, menyebutkan bahwa pendengar podcast sangat potensial untuk dijadikan sebagai "pasar" baru di era digital yang berkaitan dengan konten audio.
Perkembangan teknologi saat ini memunculkan beberapa platform yang beragam salah satunya dengan beragamnya platform podcast. Para pendengar dimanjakan dengan munculnya platform podcast yang berbeda-beda di berbagai macam layanan streaming diantaranya Spotify, Anchor, Google Podcast, Apple Podcast, Soundcloud, dan Youtube. Di Indonesia sendiri juga memiliki platform podcast sendiri yang bernama NOICE.