Mohon tunggu...
Nethania Simanjuntak
Nethania Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

welcomee!! saya hanyalah seorang perempuan yang iseng-iseng menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

VIK, Salah Satu Bentuk Jurnalisme Multimedia yang Berkembang di Indonesia

1 Oktober 2023   08:27 Diperbarui: 1 Oktober 2023   08:38 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Pixabay: https://www.pexels.com/photo/folded-newspapers-158651/ 

Memasuki dunia digital yang serba melek internet membuat eksistensi jurnalistik ikutan berkembang di era digital ini. Salah satu bentuk jurnalisme yang berkembang di era digital ialah dengan memunculkan jurnalisme multimedia. Sebenarnya apa sih itu jurnalisme multimedia? 

Jurnalisme multimedia merupakan bentuk penyampaian informasi yang menggabungkannya ke dalam bentuk foto, video, audio, dan infografis (Widodo, 2020). Hal ini, dapat mempermudah pembaca mendapatkan informasi maupun berita dengan cepat. Namun, sebelum masuk ke poin utama tentang perkembangan jurnalisme multimedia di indonesia. Tak ada salahnya untuk mengetahui bagaimana awal mula jurnalisme muncul di indonesia.

Awal mula jurnalisme muncul di Indonesia 

Menurut (Putri, 2021) munculnya jurnalisme di Indonesia pertama kali pada saat Belanda menjajah ke Indonesia. Hal ini ditandai ketika Belanda menerbitkan surat kabar pada tahun 1615 dengan judul Memories der Nouvellas. Ketika surat kabar tersebut berhasil diterbitkan, para warga pribumi dan beberapa turunan etnik Tionghoa juga ikut menerbitkan surat kabar dengan berbagai macam bahasa. Kemudian, tak lama setelah itu perkembangan jurnalistik di Indonesia semakin meningkat dengan memunculkan 30 surat kabar berbahasa Belanda, 27 surat kabar berbahasa Indonesia, dan 1 surat kabar berbahasa jawa.

Berbeda ketika masa penjajahan Belanda, pada masa penjajahan Jepang, para warga pribumi mendapatkan pembatasan dalam membuat surat kabar, tidak ada lagi kebebasan pers seperti pada masa pendudukan Belanda. Warga pribumi diharuskan menulis surat kabar dengan mengikuti kepentingan pemerintahan Jepang. Kejadian ini, membuat pers di Indonesia sedikit mengalami kesulitan.

Semakin zaman berkembang semakin sulit juga pers di Indonesia bertahan. Salah satunya, pada masa pasca kemerdekaan. Pada masa ini, surat kabar dijadikan sebagai alat politik yang tujuannya untuk menggoyahkan Indonesia. Hal tersebut, membuat beberapa surat kabar dipaksa tidak diterbitkan dikarenakan dianggap melawan pemerintah pada masa itu. Banyak juga wartawan ditangkap karena berusaha untuk menyuarakan kebenaran.

Seiring dengan bertambahnya tahun, akhirnya kebebesan pers mulai diakui lagi. Hal ini diakui pada masa pemerintahan Presiden Soeharto yang pada masa itu menganut demokrasi liberal yang artinya semua warga Indonesia diperbolehkan menyuarakan pendapatnya secara bebas dengan menerbitkannya di media massa. Namun, terdapat permasalahan baru di masa ini yaitu munculnya berbagai macam informasi yang disebarluaskan secara bebas tanpa memikirkan kualitas dan mutu dari berita yang dibuat. Hal ini mengakibatkan munculnya fitnah di mana-mana. Dengan adanya kejadian tersebut, membuat pemerintah Indonesia menciptakan peraturan baru mengenai jurnalistik, diharapkan pemerintah dan wartawan dapat bersama-sama membangun pers nasional dengan baik.

Perkembangan jurnalistik di Indonesia semakin hari semakin baik, hal ini ditunjukkan pada masa reformasi. Pada masa ini, internet juga mulai berkembang. Dimulai ketika munculnya media cetak yang semakin berkembang serta media televisi dan radio yang memudahkan dalam menyebarkan informasi kepada warga Indonesia. Tak hanya itu juga, dengan perkembangan internet yang sangat pesat membuat media massa di indonesia juga mulai beradaptasi dengan membuat surat kabar yang dipublikasikan ke media online tujuannya agar informasi yang disebarkan dapat memudahkan pembaca dalam mencari berita yang ingin mereka baca.

Nah itu dia perjalanan pers di Indonesia, dimulai pada masa penjajahan Belanda sampai pada media massa yang mulai berkonvergensi karena adanya perkembangan internet yang sangat berkembang pesat.

 

Perkembangan jurnalisme di Indonesia yang berpindah ke media online 

Perkembangan internet di era digital saat ini memang sangat berpengaruh pada media cetak, televisi, dan radio. Para pelaku bisnis yang mengatur media cetak, televisi, dan radio mulai berpikir cepat dalam perubahan era internet ini. Jika mereka tidak mengikuti perubahan ini, maka bisa dikatakan media cetak, televisi, dan radio yang mereka punya akan tutup dan tidak bisa berkembang di dunia digital. Maka dari itu, tak heran kita sering melihat yang awalnya ada di media cetak, televisi, dan radio sekarang hadir dalam bentuk media online.

Salah satu contohnya, Harian Kompas. Harian Kompas merupakan surat kabar nasional Indonesia, mulai terbit pada tahun 1965. Awalnya surat kabar ini diterbitkan secara cetak lalu dengan perkembangan internet yang semakin pesat membuat Harian Kompas beralih dengan membuat media online. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan internet semakin pesat sampai membuat perubahan jurnalisme di Indonesia. Tak hanya Harian Kompas saja yang berpindah dengan menambah kanal media online tetapi ada beberapa surat kabar lainnya yang sama seperti Harian Kompas diantaranya majalah Tempo, Jawa Pos dan lain sebagainya.  

Website Kompas.com
Website Kompas.com

Namun, perubahan tersebut tidak berhenti disitu saja. Jurnalisme di Indonesia semakin mengikuti perkembangan di era digital sekarang. Di mana penyampaian informasinya sudah bervariasi, tak lagi hanya menyampaikan informasi lewat tulisan saja tapi sudah menyampaikan informasinya dalam bentuk teks, foto, audio, video, dan inforgrafis. Hal ini dinamakan sebagai jurnalisme multimedia.

Perkembangan jurnalisme di Indonesia yang berkonvergensi ke jurnalisme multimedia 

Salah satu bentuk jurnalisme multimedia yang sudah digunakan ialah VIK (Visual Interaktif Kompas). VIK merupakan bentuk penyampaian informasi dengan model yang berbeda dan tergolong baru di dunia jurnalistik di Indonesia. Penyampaian informasi di VIK lebih mempersembahkan satu berita yang menggabungkannya ke dalam bentuk teks, foto, video, audio, dan infografis.

VIK juga berada di dalam satu naungan Kompas, dengan adanya VIK ini diharapkan dapat memberikan hal yang baru dalam dunia jurnalisme di Indonesia. Hal ini juga dipengaruhi karena adanya internet di era digital sekarang yang membuat semua orang berbondong-bondong berinovasi dalam membuat dan menyampaikan informasi ke khalayak massa. Tak hanya itu, VIK juga dikemas dengan menggunakan kata-kata yang naratif layaknya bercerita tapi tetap dijelaskan secara mendalam sehingga pembaca tidak merasa bosan melainkan tertarik akan penyampaian berita yang disampaikan oleh VIK.

Website VIK 
Website VIK 

Hal ini, dapat menarik para generasi milineal dan generasi Z yang menyukai hal-hal yang berbau dengan visual dan audio-visual. Maka dari itu, VIK yang berada dalam satu naungan Kompas merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi maupun berita yang mulai berkonvergensi ke jurnalisme multimedia dikarenakan adanya perkembangan internet yang semakin pesat.

Menurut Jakob Oetama selaku pendiri Kompas (Kompas.com, 2016) mengatakan bahwa konten Kompas harus bisa dibaca melalui segala wahana (kertas, komputer, televisi, mobile phone, dan lain-lain). Bentuk konten yang akan di-deliver ke berbagai jenis media tidak hanya berupa teks dan foto, tetapi juga grafis, video, atau gabungan dari semuanya.

Website VIK
Website VIK

Nah gimana nih, menarik banget bukan melihat perkembangan jurnalisme di Indonesia yang naik turun. Diawali dengan munculnya surat kabar berupa media cetak lalu beradaptasi karena adanya perkembangan internet yang membuat perubahan jurnalisme di Indonesia ikut berkembang dengan membuat media online di situs web lalu dilanjut lagi dengan berinovasi membuat berita dengan konsep baru yang memanfaatkan era internet dan digital saat ini dengan membentuk jurnalisme multimedia yang menggabungkan ke dalam bentuk teks, video, audio, foto, dan inforgrafis ke dalam satu berita. Salah satu media yang sudah menggunakan jurnalisme multimedia ialah Kompas yang membentuk Visual Interaktif Kompas (VIK).

Daftar Pustaka

Kompas.com. (29 Februari 2016). VIK, Ketika Internet Menyempurnakan Jurnalisme. KOMPAS.com. Diakses 1 Oktober, 2023, dari https://nasional.kompas.com/read/2016/02/29/07125151/VIK.Ketika.Internet.Menyempurnakan.Jurnalisme

Putri, H. N. (13 September 2021). Sejarah Perkembangan Jurnalisme Di Indonesia. Vocasia. Diakses 1 Oktober, 2023, dari https://vocasia.id/blog/sejarah-perkembangan-jurnalisme-di-indonesia/

Widodo, Y. (2020). Buku Ajar Jurnalisme Multimedia. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun