Semakin berkembangnya Teknologi Komunikasi dan Informasi yang biasa disingkat TIK membuat adanya beragam media termasuk media online. Dengan kemajuan TIK memudahkan serta efisien yang ditawarkan online dalam penggunaannya menjadikan media ini sebagai tempat penyebaran informasi yang sangat berpengaruh bagi masyarakat.
Saat ini penyebaran informasi/berita yang tidak sesuai dengan kehidupan sehari-hari semakin menjadi-jadi. dari survei yang telah kami teliti mengungkapkan bahwa masyarakat menerima hoax lebih dari satu kali di hari yang sama. saluran yang paling banyak ditemukan untuk penyebaran informasi sering ditemukan di media sosial.
Hal ini dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menanamkan fitnah dan kebencian. Hoax tidak bisa dihindari dengan masih ramainya kondisi politik Indonesia. Kondisi ini kerap dimanfaatkan sebagian orang demi kepentingan pribadi dan golongannya. Ditambahkan dengan bias konfirmasi dimana seseorang akan mencari informasi dan menemukan suatu informasi yang sesuai dengan biasnya atau kepercayaannya walaupun informasi tersebut belum tentu benar.
Hal tersebut menyebabkan terjadi pertengkaran di internet terutama di media sosial. Juga dari hasil empati kepada orang yang menggunakan internet setiap hari. Mereka takut membuat suatu isu dengan informasi yang tidak benar. Sehingga mendorong mereka untuk tidak menggunakan internet sebagai sumber informasi karena tidak mengetahui apakah informasinya betul ataupun hanya sebuah hoax saja.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sebelum kita menjelaskan apa itu industri revolusi keempat, kita harus mengetahui apa saja industri revolusi yang ada sebelumnya. Menurut Klaus Schawb dari buku The Fourth Indusry, industri revolusi yang pertama, adalah revolusi yang mulai dari 1760 sampai 1840, dimana dengan produksinya kereta api dan mesin uap yang menyebabkan terjadinya perkembangan produksi secara mekanis.
Lalu revolusi kedua dimana mulai dari abad ke-19 sampai awal abad ke-20 dimana produksi secara massa ataupun dengan jumlah banyak serta berkembang dan mulai menggunakan listrik pada produksi. Lalu industri revolusi yang ketiga di mana mulai pada 1960 sampai 1990, dimana produksi lebih di digitalisasi  karena itu revolusi ini sering dipanggil sebagai revolusi computer ataupun revolusi digital. Ia terjadi karena pengembangan semiconductors, mainframe computing, personal computing dan internet.
Sekarang kita sudah mulai masuk ke era revolusi 4.0. Dengan berkembangnya internet seluler, sensornya makin murah dan semakin kecil, dan juga artificial intilligence dan machine learning. Selain dari itu juga mulai menggunakan internet of things dan juga mulainya automasi tehadap pabrik sehingga tidak perlu manusia lagi. Menurut sebuah artikel yang tulis oleh Bernard Marr. Revolusi keempat ini mengambungkan dunia fisik, dunia digital, dan dunia biologis. Dengan teknologi baru ini akan mengubah semua disiplin ilmu, ekonomi, dan industri, dan bahkan menantang gagasan kita tentang apa artinya menjadi manusia.
Efek dari perkembangan teknologi juga diterasakan oleh Indonesia dimana Kementerian Perindustrian telah merancang sebuah peta jalan bagaimana Indonesia dapat ikut era revolusi 4.0. Ditambahkan juga semakin bertambah pengguna internet pada Indonesia dimana  dari laporan We Are Social, yang dilakukan pada Januari 2020 pengguna internet adalah 64% berjumlah 175,4 juta pengguna internet, memiliki kenaikan 17% atau 25 juta pengguna internet. Ini menujukkan semakin banyak orang memiliki akses internet.
Dengan menambahnya pengguna internet maka Teknologi Komunikasi dan Informasi yang biasa disingkat TIK yang berfungsi untuk menyebarkan informasi dan berita-berita yang terjadi sekarang memiliki pengaruh besar kepada penduduk di Indonesia. Walaupun informasi yang disebarkan hampir gratis tetapi ada berapa penyebaran informasi yang palsu atapun disebut sebagai hoax ataupun kurang objektif.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Bobby Priambodo mengenai kepercayaan terhadap berita online yang dilaksanakan pada facebook, walaupun berjumlah 98 orang tetapi memiliki berapa data penting mengenai seberapa banyak orang percaya berita online dimana sebanyak 57 orang (58.2%) tidak percaya kepada berita online dan 10 orang (10.2%) Â sangat tidak percaya 27 orang (27.6%) percaya terhadap berita online yang mereka pakai, lalu 4 orang (4.1%) sangat percaya pada berita online yang mereka pakai. Jadi total 67 orang dari 98 tidak percaya kepada berita online. Untuk orang tersebut mereka juga memberikan komentar mengenai kenapa mereka tidak percaya pada berita online, salah satu alasan adalah kurangnya kebanyakan portal berita cenderung bias atau berpihak, dan juga berapa berita diragukan dan kata hoax muncul pada komentar tersebut.
Hoax adalah pemberitan palsu, berita bohong, informasi yang tidak sesungguhnya tidak benar, dan dibuat dengan tujuan jahat. Hoax ini sudah lama  ada tetapi dengan berkembangnya internet informasi dapat sebar dengan cepat dan luas dalam jumlah yang banyak sehingga susah untuk melihat yang mana palsu ataupun asli dan pada saat sudah mengetahui apakah berita tersebut palsu atau tidak sudah ada efeknya. Seperti dari defnisinya tujuan dari hoax adalah jahat dalam arti fitnah ataupun mendikreditkan orang ataupun kelompok tertentu karena sesuai bias mereka dan keyakinan mereka. Kenapa hoax bisa sangat efektif? Karena ada bias konfirmasi yang dapat melipatgandakan efektivitas sebuah hoax.
Bias konfirmasi adalah suatu kecenderungan orang terhadap informasi atau fakta yang mendukung kepercayaan mereka terhadap apa yang dipikirkan mereka itu benar dan mengabaikan bukti - bukti yang menyatakan sebaliknya. Mereka sangat konsisten dalam mencari informasi yang terkait dengan hipotesis yang telah di tetapkan.
Bias Konfirmasi merupakan salah satu dari tipe Bias kognitif, informasi yang diproses oleh orang yang memiliki ciri-ciri konformasi bias mempunyai pandangan perspektif tersendiri yang bisa dikaitkan dengan kepercayaan diri yang tinggi.
Kepercayaan diri yang tinggi atau Overconfidence adalah salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya Hoax, mereka mengabaikan resiko dan menganggap apa yang mereka percayai merupakan hal yang absolut.
2. Upaya-upaya Yang Dilakukan Kelompok Lain
Adapun upaya-upaya yang pernah dilakukan oleh pihak lain dalam melakukan percobaan untuk mengatasi masalah seperti Hoax ataupun berita palsu. Adalah sebagai berikut:
- Adanya kampanye Anti-Hoax yang dilakukan oleh XII IPS 2 SMA Negeri 1 Godean, dimana mereka membuat berapa video mengenai anti-hoax, berapa videonya adalah sebuah film pendek, yang memiliki kualitas bagus. Tetapi view count mereka sangat rendah, ini menujukkan kurang aktif mereka dalam menyebarkan video tersebut dalam kampanye sehingga kurangnya orang yang mengikuti kampanye tersebut.
- Kampanye STOP Hoax Indonesia di Bekasi oleh MAFINDO Jakarta. Pada 18 Agustus 2019, MAFINDO melakukan kampanye public yang memiliki acara senam sehat, pemutaran film, dan talkshow. Sasaran utama dari kampanye ini adalah edukasi dan sosialisasi bijak bermedia sosial yang salah satunya melakukan pengenalan digital hygiene kepada para ibu dan anak-anak muda. Acara ini dijalankan dengan sangat meriah dan dibilang sukses tetapi kampanye ini hanya bersifat lokal ataupun pada tempat-tempat tertentu. Sehingga tidak semua orang dapat mendapatkan apa saja yang diajari dari kampanye tersebut. Jika mereka merekam ataupun livestream kampanye tersebut dapat mengedukasi bukan pada area tertentu saja tetapi bisa dari Sabang sampai Merauke, seluruh Indonesia.
3. Tujuan
Jadi tujuan dari pkm yang dilakukan oleh kami adalah mengurangi konfirmasi bias pada teknologi dan membawa masyarakat menggunakan teknologi yang baik.Sehingga dapat mengambil keputusan dengan lebih bijak dan rasional. Sebelum kita mengambil keputusan dan tidak terpengaruh dari bias kita sendiri, yang perlu dilakukan adalah kebalikan dari yang sebelumnya kita lakukan, secara aktif mencari bukti, fakta serta informasi baru yang menyanggah kepercayaan awal kita. Di tengah maraknya media sosial, berita hoax maupun berita media massa yang terkadang cenderung subjektif yang beredar di dunia maya.Itulah yang mendorong kami untuk mengedukasikan kepada masyarakat terumata pengguna internet sebagai kesehariannya untukk lebih memperhatikan informasi yang mendukung hal yang kita percaya.
Masalah
1. Metode Pelaksanaan Penelitian
Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Kami melakukan pengumpulan data-data dulu untuk mengetahui akar masalah dari masalah-masalah yang dihadapi oleh pengguna internet sehingga kita dapat menyelesaikan akar masalah tersebut dan masalah-masalah tersebut akan hilang dan diselesaikan. Cara kami mengumpulkan data adalah dengan melakukan design thinking.
Design thinking adalah metodologi desain untuk memecahkan masalah yang kompleks yang tidak didefinisikan. untuk itu kita perlu memahami dan berempati pada masalah yang kita pecahkan. Tahap empati dan memahami masalah ini merupakan keunikan design thinking dibandingkan proses desain yang lainnya Design thinking ini dipopulerkan oleh David Kelley dan Tim Brown.
Design thinking memiliki berapa elemen penting dimana design thinking sangat focus pada pengguna/pelanggang (customer centered) karena pada salah satu tahap ia fokuskan pada perspektif pengguna dan mengetahui apa saja yang dihadapi pengguna dan masalah yang dihadapi sehingga dapat mencapai solusi yang lebih efektif dan sesuai lingkungan tersebut. Selain dari itu design thinking ini menghasilkan solusi yang kreatif, tidak akan bersifat kaku dan baku. Karena design thinking tidak membatasikan bagaimana solusi akan tercapai yang penting dapat menyelesaikan masalah dari pengguna. Juga design thinking memiliki sifat hands on, artinya hasil dari proses design thinking ini tidak hanya teoritis ataupun di dalam kertas saja, adanya protipe dan testing dari produk ataupun sesuatu yang dihasilkan sehingga solusi yang diberikan praktis. Juga pada design thinking tahapnya dapat berulang lagi. Jika ada terjadi suatau kesalahan maka dapat ulang ke tahapa sebelumnya dan mencoba lagi dan mengulangi sampai solusi yang dihasilkan berhasil.
Cara kami pada tahap empati ini adalah kami melakukan wawancara dengan pengguna kita lalu dari hasil wawancara tersebut kami prosesnya kedalam empati map.
Jadi tahap-tahap dari design thinkin ada lima yaitu tahap pertama emphatize, define, ideate, protoype, dan test. Lima tahap ini bisa diulang banyak kali jika ada terjadi kegagalan pada salah satu tahapnya.
Untuk tahap pertama adalah tahap emphatize yaitu tahap berempati adalah tahap berempati kepada pengguna. Ada berapa cara untuk melakukan tahap empati adalah melakukan observasi, wawancara ataupun survei untuk mengetahui perspektif pengguna, cara pemikiran dan perasaan pengguna terhadap suatau masalah.
Cara kami pada tahap empati ini adalah kami melakukan wawancara dengan pengguna kita lalu dari hasil wawancara tersebut kami prosesnya kedalam empati map.
Tahap selanjutnya adalah tahap define. Tahap define adalah tahap definisi dimana temuan yang didapatkan pada tahap empati menjadikan sesuatu yang bermanfaat dan wawasan mengenai masalah yang dihadapi Salah satu cara kami untuk melakukan analisis dari data yang kami dapat pada bagian empati adalah melakukan step 5Â Whys.
Step 5 Whys adalah salah satu cara untuk menemukan akar masalah dari suatu masalah. Karena suatu masalah belum tentu bisa diselesaikan secara permanen jika hanya menyelesaikan saja tetapi perlu juga menyelesaikan masalah yang menyebabkan masalah tersebut. Maka perlu digunakan step 5 Whys. 5 Whys adalah Teknik pengulang menanyakan kenapa sebanyak 5 kali sehingga dapat mengetahui akar pemasalahannya.
Tahap selanjutnya adalah ideate. Ini adalah tahap dimana kami memikirkan solusi dari masalah yang kami temukan pada tahap define. Pada tahap ini kami melakukan brainstorming, dimana kami memikirkan dengan cepat solusi tidak peduli seberapa bagus ataupun kurang efektif suatu solusi. Lalu kami diskusi satu persatu solusi tersebut dan jika suatu ide yang menarik kami tanya ulang apa saja yang bisa dikembangi lalu mengambil keputusan dengan melakukan pemungutan suara mengenai solusi apa saja yang akan digunakan. Lalu solusi yang paling banyak terpilih akan dijadikan solusinya.
Tahap selanjutnya adalah tahap prototype dimana adalah pembuatan contoh produk bukan versi finalnya hanya digunakan untuk mengetahui apakah yang pengguna terasakan pada saat menggunakannya. Pada tahap prototipe ada banyak prototipe contohnya adalah protitipe kertas, wireframe, dan lain-lain. Karena fungsinya hanya untuk mengetahui apakah pengguna akan mengunakan produk ataupun hasil dari protipe maka pembuatan tidak perlu sangat cantik, bagus ataupun hebat. Selesai pembuatan protipe akan solusi maka akan lanjut ke tahap selanjutnya.
Tahap terakhir yaitu testing adalah tahap pengujian atas prototipe yang telah dibuat. Tahap ini adalah tahap memberikan prototipe kepada sasaran pengguna yang akan menggunakan produk ataupun solusi tersebut. Di sini kami mendengar pendapat mereka mengenai bagaimana penampilannya, bagaimana penggunaanya, dan apakah sengat membantu pegguna tersebut. Hasil-hasil tersebut kami rekam lalu kami menganalisis menjadi data-data yang menjadi input untuk mengembangkan prototipe kami.
2. Metode Pelaksanaan Implementasi
Dari hasil penelitian tersebut kami melakukan akan melakukan kampanye mengenai bias konfirmasi dan hoax. Dimana tujuan utama kami adalah untuk membangun kesadaran kepada orang untuk tidak hanya percaya secara langsung suatu informasi pada internet dan membangun mindset untuk mengecek ulang informasi tersebut dan mencari sumber informasi tersebut.
Kampanye ini akan menggunakan poster yang mengandung informasi dan bagaimana untuk melakukan pengecekan ulang mengenai informasi pada internet.
3. Lokasi, Waktu, dan Durasi Kegiatan
Tempat pelaksanaan kegiatan akan dilakukan pada media sosial yaitu instragram. Waktu dilakukan kegiatannya adalah 1 Augustus  2020 dan akan dilaksanakan selama satu hari.
Pembahasan
1. Model Kegiatan
Kegiatan yang dilakuakan adalah kampanye yang bermanfaat sebagai membangun kesadaran dan mengedukasikan orang bagaimana mendapatkan informasi pada internet dengan cara benar dan tidak tertipu oleh hoax.
Cara kami melawan hoax tersebut adalah dengan mengunakan poster yang memiliki desain yang menarik semoga membuat pembaca membaca poster tersebut dan belajar hal baru dan membangun mindset yang akan mengubah cara untuk mencari informasi yang factual dan tidak tertipu oleh hoax.
Semoga dari poster itu disebarkan pada teman ataupun orang lain yang sering mengakses internet untuk mengajarkan mereka. Kampanyenya dilakukan pada internet sehingga kampanye bersifat online.
2. Dokumentasi
Hasil dari empati map,
Keunggulan dari Kampanye yang dilakukan adalah :
- Kampanye akan langsung kepada target pengguna karena kampanye dilaksanakan secara online maka sasaran pengguna yaitu pengguna biasa internet akan langsung tercapai.
- Sangat gampang di share karena hanya perlu share di Instagram saja sehingga mudah diberikan kepada orang lain.
Kelemahan dari Kampanye yang dilakukan adalah :
- Susah untuk membuat orang tertarik pada posternya ataupun memberikan untuk membaca poster.
- Orang akan share poster tersebut jika mereka mau mengajar kepada teman mereka atau keluarga mereka karena kebaikan mereka dan tidak motivasi lain yang membuat mereka akan share ke temannya ataupun ke orang lain.
- Kurangnya interaksi antara pengguna dalam pelaksanaan kampanye sehingga mereka kurang aktif dalam kampanye.
4. Tingkat Kesulitan Pelaksanaan Kegiatan
Kesulitan yang terjadi pada saat melakukan kampanye adalah karena covid maka susah untuk melaksanakan kampanye dan menyebarnya pada tempat yang ramai seperti pada mall. Tetapi karena covid-19 juga ada peluang karena orang melaksanakan isolasi diri di rumah maka pengguna pada internet meningkat sehingga kemungkinan orang menemukan poster tersebut naik.
Simpulan
1. Tingkat Ketercapaian Target di Lapangan
Ketercapaian target di lapangan mengenai kampanye yang kami lalukan adalah baik walaupun kurangnya interaktif kami dengan pengguna/ pembaca poster tetapi masih ada berapa yang mulai sadar mengenai bagamaimana mencari informasi pada internet dengan baik dan tidak tertipu oleh hoax.
2. Ketetapan Solusi Kepada Masalah yang Dihadapi
Solusi yang kami taburkan kepada masalah adalah cukup sesuai karena target sasarannya kepada orang yang sering menggunakan internet dan kami menyebarkannya pada internet melalui platform sosial media di Instagram. Karena itu secara langsung akan langsung belajar dan membangun kesadaran mengenai hoax dan konfirmasi bias.
3. Dampak dan Manfaat Kegiatan
Dampak dan manfaat dari kampanye kami adalah :
- Orang akan semakin sadar mengenai konfirmasi bias dan hoax sehingga mereka tidak langsung percaya bias ataupun kepercayaan mereka jika ada berita baru ataupun sebuah pernyataan dari seorang dan berpikir dua kali sebelum percaya sepenuhnya mengenai berita ataupun pernyataan seseoarang atau kelompok.
- Mengajari orang untuk mengecek sumber informasi pada berita dan suatu pernyataan yang dinyatakan pada internet.
- Mengurangi waktu yang terbuang untuk berdebat tentang berita palsu, sehingga waktu yang digunakan pada internet akan lebih produktif dan lebih positif.
- Orang akan lebih objektif dalam berita ataupun informasi. Dengan tidak adanya konfirmasi bias maka orang akan lebih memikirkan masalah secara objektif tanpa bias.
4. Rekomendasi Untuk Kegiatan PKM Berikutnya
Untuk rekomendasi kegiatan PKM berikutnya. Saran yang kami bisa berikan kepada PKM selanjutnya adalah benar-benar pikir baik mengenai solusi dari suatu masalah. Dan mencoba cara yang inovatif dan kreatif, walaupun susah tetapi menurut saya itu lebih berharga daripada hanya ingin focus pada nilai saja dan membawah dampak kepada masyrakat. Selain dari itu jika ada masalah jangan takut untuk berbicara kepada dosen atau teman ataupun keluarga untuk bagaimana menyelesaikan masalah jika ada terjadi masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H