SINOPSIS SINGKAT :Â
Mazmur (Simson Sikoway), Thomas (Abetnego Yigibalom) dan teman-temannya masih menunggu kedatangan guru pengganti di sebuah lapangan terbang tua, satu-satunya penghubung kampung itu dari kehidupan di luar. Kampungnya terletak di antara pegunungan tengah Papua sehingga sulit untuk dijangkau.Â
Sudah 6 bulan tak ada guru yang mengajar, setelah Mazmur melempar pandangannya kepada Bapak Yakob, seorang pria berumur yang masih menjaga tradisi.Â
Dari Bapak Yakob, Mazmur tahu guru tidak juga datang. Ia pun berlari ke sekolah dan memberi kabar kepada teman-temannya, Thomas, Yokim (Razz Manoby), Agnes (Maria R) dan Suryani (Frizka W) yang menunggu di sekolah.Â
Mereka memutuskan untuk menyanyi dan mencari pelajaran di alam dan lingkungan sekitar. Lewat pendeta Samuel (Lukman Sardi), dokter Fatimah (Ririn Ekawati), om Ucok (Ringgo AR) dan om Jolex (Yullex Sawaki) mereka mendapatkan banyak pengetahuan. Namun sebuah kejadian mengubah semua itu, Ayah Mazmur terbunuh oleh Joseph, ayah dari Agnes serta paman dari Yokim dan Suryani.Â
Pertikaian antar kampung tak bisa dihindari. Hukum adat untuk membayar denda atau balas dendam akan dilaksanakan. Kabar kematian Blasius, ayah Mazmur sampai kepada Michael (Michael J), adik dari Blasius yang sejak kecil diambil oleh mama Jawa yang tinggal dan belajar di Jakarta.Â
Michael terpukul mendengar itu, bersama Vina (Laura Basuki) istrinya, dia memutuskan untuk kembali ke Papua dan mencoba menyelesaikan permasalahan ini.
Namun tidak segampang yang dipikirkannya, karena adik bungsunya, Alex, menentang semua pemikiran modern dari Michael. Perang! Itu jalan satu-satunya bagi Alex untuk membalas kematian Blasius.Â
Orang dewasa bisa saja bertikai, namun tidak bagi Mazmur, Thomas dan ketiga sahabatnya, walaupun kampung mereka bermusuhan, ayah Mazmur terbunuh oleh ayah Agnes, tapi mereka tetap berusaha berkawan dan mendamaikan kedua kampung mereka.
ULASAN :Â Kaitan dengan Pancasila
- Sila ke-1
dalam film tersebut orang papua banyak yang menganut ajaran agama kristen. namun orang-orang disana juga banyak yang tidak mengikuti sekolah minggu. (tidak sesuai dengan sila ke-1).
- Sila ke-2
kekerasan dari ayah mazmur ke ibunya. kita bisa melihat bahwa ayah mazmur memukul istrinya karena tidak terima istrinya dibonceng dengan ojek (tidak sesuai dengan sila ke-2 pancasila)Â
- Sila ke-3
Pada film Di Timur Matahari ini terdapat adegan perselisihan antar dua suku yang berawal dari kesalahpahaman yang berujung peperangan. sifat kedaerahan ini tentunya tidak sesuai dengan sila ke-3 Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.Â
- Sila ke-4
di film tersebut kita dapat menyaksikan bahwa mereka berunding membalaskan dendam atau tidak. namun selesai bermusyawarah dan mendapatkan hasil untuk tidak berperang, mereka tetap membalaskan dendamnya pada suku/kampung sebelah (tidak sesuai sila ke-4)Â
- Sila ke-5
di film ini kita dapat mengetahui keadaan ekonomi disana. harga yang dijual disana sangat mahal dan tidak sesuai dengan penghasilan mereka yang sangat rendah (tidak sesuai dengan sila ke- 5).Â
ULASAN :Â Kelebihan
film ini sangat mencerminkan kondisi di papua sesungguhnya. kelas tanpa pengajar, harga yang sangat mahal, orang-orang yang mudah dibohongi, adat istiadat yang sangat kental, serta banyak peperangan antar suku. dari sini penonton dapat bersimpati dengan kondisi papua.Â
Selain itu penonton mendapatkan wawasan tentang kebudayaan serta tradisi yg ada di papua, seperti memotong jari sebagai bukti kesetiaan kepada orang yang tercinta meninggal. lalu kita mengetahui sifat dan karakter pemeran yang lain karena pemeran utama seperti hanya pengamat dalam filmÂ
ULASAN :Â Kekurangan
- bahasa yang digunakan tidak familiarÂ
- menggunakan bahasa papua yg kental dan bakuÂ
- tidak cocok untuk ditonton anak anak (banyak kekerasan dan peperangan)Â
- ending tidak make sense, tidak logisÂ
- jalan pikiran tokoh utama tidak ditunjukkan dg baik (tiba tiba melerai)Â
- tokoh thomaz seperti tidak ada kontribusi dalam film (hanya pajangan) walau sering ditampilkan
KESIMPULAN :
Film ini cukup menarik karena berani menyuarakan situasi dan kondisi di Papua. ada beberapa hal yang sebenarnya aneh dalam film ini namun saya rasa itu tidak mengganggu tujuan cerita ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H