Mohon tunggu...
Neta Angga
Neta Angga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dilema Rohingya: Tidak Tulus Mau Jadi Warganegara Myanmar tapi Mau Tinggal di Arakan

12 September 2017   17:36 Diperbarui: 13 September 2017   13:10 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesempatan kedua datang ketika pihak Pakistan timur berjuang utk memisahkan diri dari Pakistan barat. Kali inipun pemimpin Rohingya salah mengambil keputusan. Mereka lebih memilih memihak Pakistasn barat memerangi saudara2 nya yg ada di Pakistan Timur. Ketika Pakistan timur berhasil memisahkan diri dan membentuk negara Bangladesh dengan tegas pemerintah yg baru tidak mengakui kewarganegaraan  pihak Rohingya yg telah menentang kemerdekaan Bangladesh. Inilah awal yg menyebabkan kelompok Rohingya jadi warga stateless yg tidak punya kewarganegaraan.Awalnya mereka segan jadi warga negara Burma shg akhirnya tidak diakui kewarganegaraannya oleh pemerintah bangladesh yg baru.

Setiap konflik umumnya diawali oleh serangan pihak Rohingya yg kemudian dibalas dengan keras oleh pihak Myanmar. Konflik terakhir diawali oleh serangan pihak ARSA (Arakan Rohingya Salvation Army) pada tgl 25 agustus kepada 30 pos polisi, militer dan pengawal perbatasan Arakan yg menyebabkan tewasnya beberapa petugas negara myanmar disamping korban dari pihak penduduk sipil Rakhine. Serangan ini kemudian dibalas dengan keras oleh pihak keamanan Myanmar yg akhirnya menyebabkan ratusan ribu pihak Rohingya terpaksa mengungsi ke Bangla desh.

Perhatian dunia rupanya lebih tertuju pada balasan yg keras dari tentara Myanmar pada pihak ARSA dan kurang menaruh perhatian pada akar permasalahan yg menyebabkan timbulnya konflik tsb.Melihat kronologis penyebabnya,masalah ini kelihatannya tidak bisa dibebankan hanya kepada pihak Myanmar saja utk menyelesaikannya.

Bangladesh juga harus diikut sertakan dan dihimbau utk memaafkan pihak Rohingya dan menerima mereka2 yg ingin pulang kampung sebagai warganegaranya kembali . Inggris yg menjadi penyebab utama dari konflik ini juga harus dibangunkan hati nuraninya utk bertanggung jawab. Dengan dikoordinir oleh PBB dan dibantu oleh etiket baik berbagai pihak saya rasa masalah ini masih bisa diselesaikam dengan baik utk terciptanya perdamaian di Arakan dan demi kebaikkan semua penduduknya baik Rohingya maupun Rakhine.

DIPERLUKAN ETIKET BAIK DAN SOLUSI YG ADIL BIJAKSANA DARI SEMUA PIHAK UNTUK MENGHENTIKAN PENDERITAAN PENDUDUK ARAKAN, BUKAN HANYA KECAMAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun