Penggunaan kertas saat ini sudah mencakup berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Mulai  dari tulisan, cetak, kemasan, koran, majalah, kertas toilet, tissue dan masih banyak lagi. Oleh karena itu limbah kertas di indonesia sudah jadi salah satu jenis limbah yang cukup umum.Â
Menurut World Atlas, penggunaan kertas saat ini sudah meningkat sebesar 400 persen sejak beberapa dekade yang lalu dikarenakan hampir 14 persen hutan dialihfungsikan untuk industri kertas dan limbah kertas yang dihasilkan akan meningkat terus-menerus.
Kertas yang sudah tak terpakai dianggap sebagai limbah kertas, limbah kertas merupakan salah satu limbah yang saat ini banyak dihasilkan karena penggunaannya yang masih mendunia. Tumpukan kertas akan menimbulkan permasalahan jika sudah menjadi limbah tanpa diiringi dengan sistem pengelolaan yang tepat. Bahkan kebanyakan limbah kertas pun berakhir menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut.
Sebenarnya limbah kertas ini dapat terurai dengan tanah, tetapi harus membutuhkan waktu lama untuk membuatnya terurai permanen. Meskipun kertas dibuat dari pohon, namun untuk menjadi kertas tentunya membutuhkan bahan lain salah satunya yaitu bahan kimia.Â
Nah, oleh karena itu kalau proses penguraian kertas nya tanpa pemilahan terlebih dahulu, bisa jadi bahan kimia nya yang akan berakhir di TPA nanti dan bercampur dengan limbah lainnya.
Terus gimana nih caranya supaya limbah kertas ini enggak mencemari bumi kita?
Nah Rubah Kertas punya solusi nya yaitu dengan mendaur ulang limbah kertas.
Afifah Luthfiya Hanum, namanya. Bermula dari rasa keresahan saat menemukan banyak tumpukan kertas di kamarnya ia yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa teknik lingkungan di fakultas teknik, Universitas Indonesia terinspirasi untuk mendaur ulang tumpukan kertas tersebut menjadi produk baru yang dapat menjadi peluang bisnis.
Ia membawa ide mendaur ulang kertas tersebut ke dalam perhelatan pekan wirausaha mahasiswa yang diselenggarakan kampus nya. Ternyata, pihak kampus tertarik dengan ide bisnis yang Afifah usungkan hingga berkenan mendanai untuk ide tersebut.
Pada mulanya, bisnis ramah lingkungan ini hanya berfokus menghasilkan kertas daur ulang mentah, tetapi seiring berjalannya waktu bisnis ini merambah ke produk lanjutan yang masih berhubungan dengan pengelolaan limbah kertas. Sedikitnya ada 10 produk lanjutan yang sudah mereka produksi dari kertas daur ulang ini, seperti label tab, kartu nama, undangan, flyer, dan poster. Bahan daur ulangnya ia dapatkan dari donasi, kantor-kantor, atau teman-teman mahasiswanya.