Desa Wisata Ramah Berkendara yang merupakan penghargaan dari program Festival Kreatif Lokal (FKL).
Tahukah kamu? Baru-baru ini salah satu desa di Yogyakarta terpilih menjadi salah satu dari 50 Desa Wisata Terbaik di Indonesia versi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Desa wisata ini bernama Desa Wisata Rejowinangun. Desa ini sering disebut sebagaiFKL adalah agenda yang digelar tiap tahun oleh Adira Finance melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Program ini bertujuan untuk membangkitkan kembali gairah industri pariwisata yang belakangan ini telah menurun serta mendukung mengembangkan desa wisata dengan mempertahankan kelestarian kearifan lokal sehingga dapat mendorong kemajuan perekonomian di Indonesia.
Di Desa Wisata Rejowinangun ini kamu disuguhkan oleh 5 cluster wisata, beserta keunggulan cluster nya masing-masing. Tujuan adanya cluster ini ialah untuk memudahkan masyarakat dalam mengenali potensi masing-masing wilayah. Selain itu, untuk mempermudah lembaga sosial, pemerintah, kelurahan maupun OPD yang akan membuat program sehingga tepat sasaran.
5 Potensi di Desa Wisata Rejowinangun Yogyakarta
1. Cluster Seni Budaya
Cluster seni budaya ini berada di RW 1 hingga 5, kamu dapat menyaksikan berbagai jenis seni budaya yang dimainkan, seperti keroncong, campur sari, gejog lesung, macapat hingga pelatihan bahasa jawa. Kamu juga dapat berlatih tarian jawa disini bersama Sanggar Tari Sekar Arum di Pendopo Bapak Frans setiap hari kamis atau mengikuti Karawitan dan Panembromo Reno Budoyo Rini setiap hari jumat.
Di dalam seni budaya adat dan tradisi Desa Wisata Rejowinangun, Desa Wisata Rejowinangun ini memiliki Gelaran Budaya Upacara Adat yang disebut “Wiwitan”. Sebuah adat dan tradisi yang berkaitan dengan olah pertanian yaitu upacara mengawali panen padi atau ritual pemotongan padi dengan menggunakan alat yang disebut “Ani-ani”.
Dalam tradisi tersebut proses dilengkapi dengan pernak-pernik aneka makanan tradisional sebagai syarat kelengkapan nya dan tak ketinggalan ada sega wiwit disana. Upacara adat tradisi wiwitan ini dirangkai dengan acara gelaran kirab budaya dan gelar seni pertunjukkan wayang kulit yang memiliki arti ungkapan kegembiraan warga atas hasil panen yang melimpah sekaligus ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cluster Kerajinan
Ketika mengunjungi tempat wisata kurang lengkap rasanya kalau belum membeli buah tangan untuk dibawa ke rumah. Di cluster selanjutnya atau cluster RW 6 dan 7, kamu akan disuguhkan dengan beraneka jenis kerajinan yang dapat kamu jadikan oleh-oleh, seperti kerajinan lukis, kerajinan blangkon, kerajinan batik khas Kelurahan Rejowinangun yaitu Motif Kilo dan Motif Gembira Loka, kerajinan kulit hingga kerajinan sampah anorganik. Kamu juga dapat melihat dan mencoba proses pembuatan kerajinan nya secara langsung.
3. Cluster Herbal
Melipir ke RW 8 dan 9 terdapat cluster herbal disini. Cluster herbal menyuguhkan produk jamu gendong, dan tak lupa juga dengan jamu andalan nya yaitu jamu instan dengan nama J' GER (Jamu GEndong Rejowinangun). Disini, kamu dapat mencicipi jamu tradisional dan melihat langsung proses pembuatan nya.
4. Cluster Kuliner
Bagi kamu yang kelelahan di tengah perjalanan, tenang saja di Cluster RW 10 ini akan membawa kamu untuk menikmati beraneka ragam jenis kuliner yang akan menggungah selera makan kamu. Ada banyak kuliner tradisional disini, seperti gudeg, bakmi jawa, dan tidak lupa aneka jajanan pasar nya yang rasanya akan menggoyang lidah.
5. Cluster Agrowisata
Cluster Agrowisata atau cluster RW 11 hingga 13 ini akan memanjakan mata kamu dengan berbagai jenis tanaman yang dapat kamu nikmati. Sebab setiap rumah yang berada disini diwajibkan untuk menanam tanaman, baik di lahan ataupun polybag. Jenis tanaman yang ditanam pun beragam, seperti buah-buahan, sayuran, ataupun herbal.
Tanaman yang dihasilkan tentunya akan memiliki kualitas yang lebih bagus karena ditanam secara organik, sehingga harga jual nya akan lebih tinggi. Selain untuk dikonsumsi sendiri, biasanya hasil panen akan diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih. Jika kegiatan tersebut terus dikembangkan, maka perekonomian di daerah tersebut dapat semakin maju.
Hal tersebut menjadi alasan pertimbangan Kemenparekraf memberikan predikat kepada Desa Rejowinangun menjadi salah satu Desa Wisata binaan. Tujuan nya ialah untuk mendukung terus pengembangan pariwisata, kearifan lokal serta UMKM yang ada di Desa Rejowinangun ini sehingga dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Keren bukan? Semoga daerah lain dapat mencontoh Desa Rejowinangun dalam membangkitkan perekonomian di daerah nya masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H