Mohon tunggu...
nesyaamellita
nesyaamellita Mohon Tunggu... Konsultan - Edupreneur - tourism enthusiast

Tourism enthusiast who is pursuing her master degree in tourism planning. Still on process to take her love of travel to the next stage.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masa Depan Pariwisata: Penggunaan Big Data Supaya Tetap Terdepan dan Relevan

5 Januari 2025   16:04 Diperbarui: 5 Januari 2025   16:04 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sektor pariwisata memang merupakan sektor yang sangat menjanjikan dan kompetitif. Berdasarkan data dari World Travel and Tourism Council (WTTC) pariwisata telah memberikan kontribusi 10% terhadap PDB Global. Angka ini meningkat 12,1% di tahun 2024 menjadi US$11,1 triliun. Ini mewakili peningkatan sekitar 7,5% dari rekor sebelumnya yang dibuat pada tahun 2019. 

Indonesia dikaruniai dengan kekayaan sumber daya alam dan keragaman budaya yang besar, yang menarik wisatawan seluruh penjuru dunia. Dari pantai-pantai eksotis hingga pegunungan yang memukau, Indonesia menyediakan berbagai atraksi wisata yang menarik dan beragam. Selain itu, sumber daya budaya dan sejarah yang kaya juga tetap menjadi faktor kunci bagi wisatawan yang ingin merasakan keragaman budaya yang ditawarkan Indonesia. Sektor pariwisata memiliki potensi besar, yang terus mengalami peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di industri pariwisata berkat keanekaragaman hayatinya yang luar biasa, budaya yang kaya, dan kuliner yang beragam. Pemerintah Indonesia juga telah serius memperhatikan pariwisata dan menganggapnya sebagai sektor ekonomi yang layak untuk lebih banyak investasi dan pengembangan lebih lanjut. Proyek peningkatan infrastruktur dan strategi pemasaran telah dimulai untuk mendukung sektor pariwisata.

Industri ini punya andil besar dalam meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi dan inovasi supaya bisa bertahan dan bersaing. Di era digital sekarang, teknologi menjadi hal yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu contohnya adalah penggunaan big data yang dapat memberikan wawasan lebih mendalam tentang perilaku pelanggan, termasuk wisatawan, dan tren pasar.

Dengan big data, industri pariwisata bisa lebih mudah mengidentifikasi tren dan kebutuhan pasar yang selalu berubah serta memberikan pengalaman yang lebih sesuai bagi pelanggan. Implikasi dari hal ini adalah peningkatan dalam pelayanan dan peluang pemasaran, serta membantu pelaku industri memahami pengunjung secara lebih baik. Kemampuan big data untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data dalam jumlah besar, menunjukkan bahwa teknologi ini bisa memberikan informasi berharga untuk industri pariwisata. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana big data diterapkan di pariwisata dan pentingnya untuk tetap relevan, serta mengeksplorasi potensi dan manfaatnya. Pemakaian big data di sektor pariwisata jadi topik yang semakin penting seiring kemajuan teknologi informasi. Dengan kemajuan ini, perusahaan pariwisata harus tahu bagaimana cara menggunakan big data dengan baik untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka.

Istilah 'Big Data' digunakan untuk menggambarkan kumpulan data yang sangat besar dan kompleks yang sulit untuk dikelola dengan alat tradisional. Data ini berasal dari banyak sumber, seperti sensor, media sosial, transaksi, dan data bisnis. Big data memiliki karakteristik seperti volume (besarnya jumlah data yang dihasilkan), velocity (kecepatan pengumpulan dan analisis data), dan variety (ragam jenis data). Big data juga memiliki aspek veracity (kebenaran dan keandalan data) dan value (manfaat yang dapat diperoleh dari data). Variasi mencakup berbagai jenis data seperti teks, gambar, suara, dan video, sedangkan volume mengacu pada jumlah besar data yang dihasilkan setiap detiknya. Seberapa cepat data dibuat dan diolah untuk mendapatkan wawasan yang relevan disebut sebagai kecepatan. Untuk memastikan keakuratan hasil analisis, ada veracity yang berkaitan dengan kebenaran dan keandalan data. Terdapat tiga dimensi utama yang membedakan big data, yaitu volume, kecepatan, dan keragaman. Sehingga sangat penting bagi sektor pariwisata untuk memahami karakteristik ini.

Big data analytics adalah proses penggalian, pemodelan, dan analisis data yang sangat besar dan kompleks untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Teknik ini dapat melibatkan penggunaan algoritma machine learning, data mining, dan analisis statistik untuk menemukan pola, tren, dan insight yang relevan. Perusahaan pariwisata dapat menggunakan big data analytics untuk memahami preferensi pelanggan, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengoptimalkan strategi pemasaran. Analisis preskriptif, analisis prediktif, dan analisis deskriptif adalah beberapa teknik dan pendekatan yang digunakan dalam analisis big data. Analisis prediktif digunakan untuk membuat ramalan tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan. Di sisi lain, analisis preskriptif, menggunakan data yang dianalisis untuk menemukan solusi terbaik bagi masalah. Teknik ini memungkinkan perusahaan pariwisata mengurangi risiko, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mengoptimalkan operasional. 

Integrasi big data dalam Industri pariwisata Indonesia menjadi sangat penting karena dapat membantu memahami pola kunjungan wisatawan, preferensi mereka, dan tren yang sedang berlangsung. Dengan menggunakan data tersebut, pihak industri dapat mengoptimalkan strategi pemasaran, menyesuaikan layanan dan fasilitas dengan kebutuhan wisatawan, dan mengembangkan paket wisata yang lebih menarik. Juga bisa menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dan akurat dalam pengembangan pariwisata.

Di sektor pariwisata, penerapan big data meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional. Dengan menganalisis data konsumen, perusahaan dapat menyediakan layanan yang disesuaikan dengan preferensi individu, seperti rekomendasi destinasi, akomodasi, dan aktivitas wisata. Dengan menganalisis data perilaku dan preferensi pelanggan, perusahaan dapat menyusun paket perjalanan yang disesuaikan, menawarkan pengalaman wisata yang unik, dan memberikan rekomendasi destinasi. Dalam penerapan big data, personalisasi layanan menjadi kunci untuk memenuhi ekspektasi konsumen.

Perusahaan pariwisata juga dapat memanfaatkan big data dalam pemasaran dan promosi untuk mengoptimalkan strategi kampanye mereka, membuat konten yang menarik, dan menargetkan audiens yang tepat. Bisnis dapat mengetahui preferensi, perilaku pembelian, dan rute perjalanan pelanggan dengan menganalisis data konsumen. Dengan melakukan ini, mereka dapat meningkatkan akurasi segmentasi dan personalisasi pesan promosi, yang akan meningkatkan efektivitas kampanye iklan, meningkatkan konversi, dan mengurangi biaya perolehan pelanggan.

Perusahaan pariwisata dapat dengan mudah memahami persepsi, kebutuhan, dan harapan pelanggan secara mendalam dengan menggunakan big data. Dengan memantau aktivitas online dan menggali data dari berbagai platform, perusahaan dapat menemukan tren, mengukur tingkat kepuasan pelanggan, dan secara proaktif menanggapi kritik. Oleh karena itu, bisnis memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas layanan, menghasilkan perbaikan yang relevan, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.

Walaupun penggunaan big data memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri pariwisata, ada beberapa masalah terkait dengan penggunaan big data, termasuk keterbatasan sumber daya dan keamanan data. Perusahaan pariwisata terkemuka telah memanfaatkan big data untuk meningkatkan strategi pemasaran, mengoptimalkan personalisasi layanan, dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang preferensi pelanggan. Namun, untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan dalam menerapkan big data secara efektif, diperlukan investasi dalam pelatihan sumber daya manusia dan teknologi. Regulasi yang berkaitan dengan privasi dan keamanan data juga harus disesuaikan dengan tren industri pariwisata dan kemajuan teknologi. Di masa depan, terutama dalam industri pariwisata, ada prospek yang optimistis mengenai penggunaan big data di era 5.0. Pelaku industri pariwisata dapat menerapkan kebijakan dan inovasi yang relevan untuk memprediksi tren perjalanan dan preferensi wisatawan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun