Mohon tunggu...
Nesya Adisty Susanto
Nesya Adisty Susanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psychology Student

Membaca adalah keharusan, sedangkan menulis adalah upaya untuk tetap dikenang meski raga telah berkafan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Edukasi Parenting yang Tidak Sesuai Harapan

12 Mei 2023   23:10 Diperbarui: 3 Juli 2023   23:50 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengikuti perkembangan zaman, ilmu psikologi terus berkembang hingga saat ini. Meluasnya media sosial juga ikut membuntuti perkembangan psikologi itu sendiri hingga kini diketahui oleh banyak orang. Psikologi yang dulunya dianggap sebagai ilmu tabu, kini pelan-pelan mulai mendapat pengakuan dari masyarakat. Salah satu yang paling sering diperbincangkan adalah edukasi parenting. 

Tujuannya, edukasi parenting di media sosial adalah agar para orang tua mendapatkan ilmu baru yang harapannya bisa benar-benar diterapkan. Namun, karena adanya kebebasan mengakses media sosial membuat konten-konten tersebut juga sampai ke para anak sehingga ikut menimbulkan dampak-dampak tertentu. Bagaimana bisa? 

Berikut dampak perilaku yang sering tampak di masyarakat : 

  • Anak yang Menuntut Orang Tuanya

Biasanya, konten-konten edukasi parenting membahas atau menayangkan hal-hal  seputar apa saja yang seharusnya dilakukan orang tua ke anaknya, apa saja hak-hak yang harus didapatkan anak dari orang tuanya, perlakuan yang tepat dalam mendidik anak, dan lain-lain. Bagi orang tua, konten seperti itu adalah pembelajaran untuknya. Namun, jika konten ini sampai ke anak, khawatir dampaknya membuat mereka menuntut banyak hal dari orang tuanya. Karena merasa selama ini mereka tidak mendapatkan hak-hak mereka, atau bahkan merasa mendapatkan perlakuan yang tidak sesuai. 

  • Timbulnya Rasa Marah atau Benci

Setelah melihat banyaknya konten yang memuat parenting, anak akan mempersoalkan sikap-sikap orang tua yang tidak bisa diterimanya dan hanya fokus pada dirinya yang merasa paling tersakiti. Sehingga hal ini dapat memicu tumbuhnya perasaan marah kepada orang tua. Atau parahnya, seorang anak akan membenci orang tua yang memiliki karakteristik yang tidak sesuai dengan keinginannya karena terlalu mengkhayalkan orang tua yang sempurna seperti orang tua lain di luaran sana. 

Konten-konten edukasi parenting juga dapat memengaruhi anak dari segi positif yaitu tumbuhnya motivasi dalam diri. Artinya, anak yang seperti ini mampu menyerap sajian media sosial dengan baik. Jadi, hal ini justru dijadikan pembelajaran sekaligus peringatan bahwa jika suatu saat menjadi orang tua, maka ia akan mempersiapkan diri agar menjadi orang tua yang siap dengan segala beban dan tanggung jawabnya. 

Kalau kamu merasa dampak yang kamu rasakan adalah 2 poin pertama di atas, mulai sekarang, yuk sama-sama renungkan. Mau bagaimanapun orang tuamu, mereka tetap yang terbaik untukmu. Orang tua memang bisa salah, tapi bukan berarti hal ini dapat kamu jadikan alasan untuk menyalahkan mereka. 

Atau, pernahkah kamu membayangkan orang tua dari temanmu yang menjadi orang tuamu? Coba dipikirkan kembali, bagaimana jadinya jika bukan orang tua mu lah yang menjadi orang tuamu. Ada hal-hak yang justru tidak kamu dapatkan jika bukan mereka yang menjadi orang tuamu. Jadi, mereka sudah yang paling tepat untukmu. 

Konten edukasi parenting sebenarnya ditujukan untuk para orang tua atau calon orang tua. Jadi, kalau kamu belum menjadi orang tua, simpan dulu ilmunya untuk anakmu di masa depan, bukan malah dijadikan bahan untuk mencerca orang tua yang tidak terlepas dari ketidaksempurnaan. 

Selain ketiga poin di atas, apa yang kamu pikir/rasakan setelah melihat konten mengenai edukasi parenting? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun