Mohon tunggu...
Nesya Puspyta Sary
Nesya Puspyta Sary Mohon Tunggu... Aktris - pelajar SMA

hiduplah untuk sebuah petulangan dalam mencari pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

"Bullying Busters", Menyingkap Realitas Kelam Perundungan

8 Juli 2023   23:18 Diperbarui: 13 Juli 2023   00:16 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tumbuh di antara perubahan yang serba cepat dan kompleksitas sosial, remaja saat ini juga menghadapi berbagai macam tantangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan pola pikir manusia sangat menjadikan bagaimana manusia itu terbentuk. 

Ya, sebut saja akal. Terkadang, kecerdasan dan pengetahuan menjadi sumber kekuasaan yang mempengaruhi pilihan dan tindakan, entah  itu untuk kebaikan atau dimanfaatkan untuk manipulasi dan kepentingan pribadi.

Kekuasaan bisa saja menjadi salah satu faktor penyebab perundungan. Mengapa demikian? Ketika seseorang memiliki kekuasaan atau posisi yang lebih tinggi dalam hierarki sosial.

Kekuasaan itu dapat digunakan untuk memanipulasi, mengintimidasi, atau merendahkan individu dan kelompok yang berada di bawah mereka.

Mengutip dari cherishedminds.com.au, "the schoolyard bully' adalah pelecehan psikologis, emosional, dan/atau fisik yang disengaja terhadap seorang siswa oleh siswa lain atau kelompok, yang terjadi di sekolah.

Yang mengacu pada seorang individu yang secara sistematis menindas, mengintimidasi, atau melakukan kekerasan terhadap rekan-rekan sekelasnya atau siswa lain di lingkungan sekolah. 

www.istockphoto.com
www.istockphoto.com

Istilah ini merujuk pada seseorang yang menggunakan kekuatan fisik, kekuasaan, atau pengaruh sosial untuk memaksa atau mendominasi orang lain yang lebih lemah atau rentan.

Kebanyakan, kasus perundungan yang penulis amati adalah di sekolah dalam kawasan circle yang cenderung menggerombol dengan teman yang memiliki kesamaan dalam berbagai hal, seperti kelas sosial, gaya hidup. 

Anak yang fisiknya berbeda dengan yang lain, seperti terlalu kurus, terlalu gemuk, dan mempunyai ciri fisik yang menonjol, akan cenderung tersingkirkan.

sumber: pexels.com
sumber: pexels.com

Efeknya juga terdapat dalam tindakan Gaslighting, yaitu upaya membuat korban meragukan kepercayaan diri mereka dan memperkuat kekuatan rundung mereka biasanya mengkritik, mencemooh, atau meremehkan kekuatan dan penampilan korban, yang pada gilirannya dapat merusak harga diri dan menimbulkan perasaan tidak berdaya.

Sementara itu, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 9 Ayat (1a) menyebutkan "Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga pendidik, sesama peserta didik, dan atau pihak lain."

Menyikapi hal ini, penulis telah melakukan wawancara terhadap salah satu Finalis Duta Genre Kabupaten Cirebon yakni Assyifa Khoirunnisa.

Setelah wawancara, penulis mengajukan beberapa pertanyaan guna memperoleh data dan informasi dengan berbagai sudut pandang, misalnya: bagaimana peran dan upaya pencegahan, dampak serta kemungkinan apakah di era GEN Z perilaku bullying di masa depan dapat hilang? 

Mengingat banyak metode dan fasilitas yang memadai untuk mereka para korban menyembuhkan luka tak terlihat ini dan bagaimana deskripsi perundungan jika diibaratkan sebuah warna?

Narasumber pun mengungkapkan bahwa peran dan upaya pencegahan dapat dimulai dari memahami diri sendiri, lalu peran orang tua dan lingkungan sekitar, seperti halnya teman, sahabat, atau kerabat.

Menurut narasumber, kasih sayang dan dukungan dari orang-orang sekitar sangat membantu memulihkan luka. Kemudian, penting pula untuk mengedukasi masyarakat agar kasus perundungan ini tidak lagi meningkat.

Narasumber pun mengungkapkan bahwa jika perundungan ini memiliki sebuah warna maka warna yang adalah abu abu, yaitu merupakan percampuran antara hitam dan putih. 

Warna putih menggambarkan awal mula hati yang bersih, tetapi bisa menjadi hitam (dendam) karena perasaan yang menjadikan dia terpuruk sehingga berpotensi untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain.

sumber: shutterstock.com/asiandelight via kompas.com 
sumber: shutterstock.com/asiandelight via kompas.com 

Banyaknya kasus perundungan memunculkan agen perubahan atau bullying busters dengan kesadaran diri membuat dampak yang signifikan bagi kesejahteraan hidup para korban perundungan.

Agen perubahan itu berupa siapa saja?

1. Seorang duta anti-perundungan

biasanya memiliki peran untuk menjadi pergerakan sekaligus memberi komitmen untuk mengatasi perundungan, serta mempromosikan kesadaran tentang masalah dan bahayanya perundungan.

2. ahli profesional di bidang konseling dan psikologi 

dapat memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada korban perundungan. Mereka juga dapat membantu korban membangun rasa percaya diri, mengatasi dampak psikologis perundungan, dan memberikan strategi penanganan yang efektif

3. Peran orang tua dan guru pendidik 

Sebagai pelaku perubahan yang memiliki peran dalam mencegah perundungan, Keduanya dapat mengembangkan kesetaraan, mengajarkan nilai-nilai sosialisasi yang baik, dan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, serta bebas dari kejahatan tangan-tangan yang berusaha membuat tekanan.

Jangan biarkan orang disekitarmu menjadi pelaku perundungan serta ingatlah dan bukalah mata sebab banyak sekali kasus dan tragedi dari kelamnya realitas perundungan, seperti melukai diri sendiri, depresi, hingga bunuh diri. 

Dengan demikian, perundungan pun dapat mengancam generasi penerus bangsa jika tidak dicegah dan diatasi. 

Para remaja sebagai harapan bangsa sepatutnya dapat memilah dan memilih hal yang baik dan benar sehingga dapat memahami bahwa tindakan perundungan adalah hal yang tidak pantas dilakukan. 

Jadi, ayo terus bersemangat untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk kita semua penerus bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun