Mohon tunggu...
Nesya Puspyta Sary
Nesya Puspyta Sary Mohon Tunggu... Aktris - pelajar SMA

hiduplah untuk sebuah petulangan dalam mencari pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

The Art of Inclusion: Peluang Kreatif Kaum Difabel

1 Juli 2023   20:05 Diperbarui: 1 Juli 2023   22:41 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah  hingar – bingarnya dunia yang berkembang sangat pesat, terlebih lagi semakin berkembangnya kemajuan teknologi di era digital telah banyak membuat orang terlena akan kemudahan. Pekerjaan manusia perlahan mulai tergantikan oleh kemampuan robotika yang mana tanpa kita sadari kita telah terjebak di dalamnya. 

Jika manusia pada umumnya mudah tergantikan perannya, lantas bagaimana dengan yang memiliki kebutuhan khusus seperti halnya tuna daksa? akankah kaum difabel tuna daksa mampu memberikan dedikasi yang terbaik untuk kehidupan dirinya layaknya manusia yang lain pada umumnya? 

Dalam esai ini, kita akan menyusuri jejak panggung seni kaum difabel tuna daksa di Indonesia. Seperti pesona panggung yang menghipnotis penonton, karya-karya mereka mengajak kita masuk ke dalam dunia di mana batasan hanya sebatas kata.

Kita akan menelusuri peran inklusi dan keberanian dalam membuka jendela menuju peluang kreatif yang tak terbatas bagi kaum difabel tuna daksa untuk berekspresi. 

Canva.com
Canva.com

Berbicara tentang seni atau the art of inclusion dari sudut pandang kaum difabel mungkin kita akan sangat belajar banyak hal di dalamnya. Karena seni mampu menjadi perantara mereka dalam berekspresi, menebar prestasi dan juga menjadi penyambung hidup.

Melalui Kolaborasi seni antara difabel tuna daksa dengan yang lain, akan menjadikan sarana inklusi yang kuat. Kolaborasi berbagai bakat memungkinkan pertukaran ide, inspirasi, dan kreativitas antara individu. 

Dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda. Misalnya :

membentuk satu kesatuan untuk sebuah proyek yang mereka tekuni dibidang mereka masing-masing baik itu seni rupa, seni musik, sastra dll dengan terlibat memamerkan seni bersama.

Atau dengan memberdayakan progam pelatihan bimbingan/mentorship yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sekaligus mendapatkan dukungan langsung dari tentor/ahli yang sudah berpengalaman. 

Kolaborasi seni difabel tuna daksa dapat berkontribusi dengan keunikan mereka, sementara orang lain dapat belajar dan terinspirasi oleh eskpresi kreatif mereka. Hal ini memperkaya komunitas seni secara keseluruhan dan merayakan keberagaman yang ada di dalamnya.

Lalu, siapa saja sih kaum difabel tuna daksa di indonesia yang mampu memberi kita dorongan?

1.Sabar Subardi

Sabar Subardi terlahir tanpa lengan, beliau menggunakan kedua kakinya untuk melukis. Pria 40 tahun kelahiran Salatiga Jawa Tengah itu sangat memiliki ketekunan dan tekad yang tinggi untuk menjadi pelukis profesional. Beliau juga termasuk anggota AMFDA yang membuat namanya mendunia.

2.Trimah (Pengrajin Batik Asal Yogyakarta)

Beliau juga terlahir tanpa kedua tangan, namun ia tak patah semangat. Trimah telah memiliki bakat membatik sejak masih duduk dibangku sekolah. Saat itu ia sempat putus asa dan frustasi. Namun berkat kegigihan untuk membantu roda perekonomian. Sejak saat itu ia menyalurkan perjuanganya itu dengan mencetus Batik Samparan yang berasal dari Yogyakarta.

3.Freddy Dewanto

Freddy Dewanto adalah seorang seniman musik difabel tuna daksa yang ahli dalam bermain alat musik perkusi. Ia telah tampil di berbagai acara musik dan festival di Indonesia, serta merilis beberapa album musik. Karyanya diantaranya komposisi musik yang menggabungkan unsur tradisional dengan nuansa modern

Canva.com
Canva.com

Tokoh difabel tuna daksa dalam bidang seni menjadi pendorong inklusi yang hebat dalam dunia seni. Mereka membuktikan bahwa seni adalah ruang bagi semua orang tanpa memandang keterbatasan fisik. Keberadaan dan kehadiran mereka dalam dunia seni mendorong terciptanya platform dan kesempatan yang lebih luas bagi difabel untuk terlibat dalam kegiatan seni dan mengekspresikan kreativitas mereka.

Sepantasnya kita sebagai manusia yang sudah diberikan kelebihan dan kekurangan oleh Tuhan Yang Maha Esa wajib bersyukur atas apa yang telah tuhan berikan, karena jika kita melihat kebawah, masih banyak yang tidak seberuntung kita namun mereka memiliki kemauan dan tekad untuk merubah nasibnya menjadi lebih baik.

Kita yang diberi kemampuan lebih justru patut bersyukur atas karunia-Nya dan kita juga harus selalu mendorong mereka serta memberi motivasi agar bangkit dan terus menginspirasi kita. Karena sejatinya manusia selagi  hidup perlu belajar untur terus berkembang agar kita dapat mengubah perspektif atau pandangan hal negatif di luar sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun