Mohon tunggu...
Nicodima Wigonesti Murani
Nicodima Wigonesti Murani Mohon Tunggu... Administrasi - Living in paradise : Indonesia

Pekerja kantoran yang suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Kurban, Satu Kampung Baunya Sama

11 Agustus 2019   10:15 Diperbarui: 11 Agustus 2019   10:28 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya non-muslim dan keluarga besar terutama dari pihak ibu mayoritas adalah muslim. Saya sudah terbiasa tinggal dan bergaul di lingkungan muslim. Rumah sayapun dekat masjid hanya terhalang dua rumah tetangga.

Sejak kecil juga sudah terbiasa ikut meramaikan hari raya umat muslim, ketika bulan puasa ikut-ikutan berpuasa karena saya diajarkan untuk bertolerasi dan menghormati orang yang berpuasa, walaupun puasanya berkali-kali buka ketika di dalam rumah. 

Tiba saat Lebaran Idul Fitri, saya ikut memakai pakaian baru lengkap dengan sepatu, sama seperti anak-anak lainnya. 

Ibu saya juga tak kalah sibuk membuat ketupat dan opor, selain untuk makan kami sekeluarga biasanya ada tamu dari keluarga ibu yang muslim berkunjung ke rumah. 

Kebiasaan ikut memakai pakaian baru hanya berlangsung sampai saya sekolah TK, setelah itu tidak pernah lagi, sedang kebiasaan ibu memasak ketupat dan opor masih dilakukan hingga sekarang.

Ketika Hari Raya Idul Adha pun saya ikut menonton pemotongan hewan kurban dan melihat panitia membungkus hewan kurban sebelum dibagikan.

Beruntung saya dan keluarga walaupun saat itu kami satu-satunya yang beragama non-muslim di lingkungan kami tinggal, tapi kami tidak pernah dibeda-bedakan. Kami selalu mendapat jatah hewan kurban yang sama dengan tetangga lain yang muslim.

Biasanya kami mendapat dua macam daging kurban, daging sapi dan kambing. Daging kurban yang kami dapat bukan hanya dari masjid dekat rumah, kami juga dapat dari saudara yang muslim. Yang paling menyenangkan ketika mendapat jatah hewan kurban adalah saat mengolahdagingkurban.

Sudah menjadi tradisi di lingkungan tempat saya tinggal di daerah Bandung "coret", daging kurban yang di dapat biasanya di buat sate. Kecuali dapat hewan kurban yang banyak, sebagian di simpan untuk esok hari diolah menjadi gulai atau masakan lainnya. Sementara saat hari Idul Adhanya membuat sate adalah keharusan.

Sate yang kami buatpun sederhana tanpa bumbu kacang hanya bumbu kecap yang di beri irisan cabai dan bawang merah.

Setelah mendapat daging kurban, semua orang akan sibuk di rumah masing-masing mengolahnya menjadi sate, termasuk keluarga saya. 

Ibu biasanya yang membersihkan dan memotong-motong daging berbentuk dadu yang kadang ukurannya tidak sama, saya dan adik saya membantu menusuk daging menjadi sate, bapak menyiapkan tempat membakar dan menyalakan arang sekaligus membakar satenya.

Yang menarik adalah ketika semua orang sudah mulai membakar daging kurban. Setiap halaman rumah akan berasap jadi seakan-akan satu kampung seperti kebakaran dan dimana-mana baunya sama, bau sate.

Mengolahdagingkurban menjadi sate mungkin bukan hanya tradisi di lingkungan saya tinggal, saya yakin banyak yang melakukan hal yang sama.

Buat saya intinya bukan membuat sate dan makan satenya, karena kapanpun kita bisa makan sate dan pakai cara praktis tinggal beli saja, gak usah pake ribet dan baunya gak kemana-mana.

Inti yang membahagiakan adalah ketika semua orang di hari yang sama berbagi kebahagian yang sama dan saya sebagai umat non-muslim senang bisa menjadi bagian dari Bangsa Indonesia yang majemuk.

Selamat Hari Raya Idul Adha untuk semua yang merayakan dan selamat mengolahdagingkurban untuk kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun