Tiba di titik tertinggi ada sebuah kafe cantik namanya Omah Putih dengan bangunan hingga pagar semua bercat putih. Menurut saya caf ini ada di pucak tertinggi karena setelah melewati caf, jalan akan turun terus hingga tiba di rumah. Dari caf ini kita bisa melihat view kota Bandung tanpa ada halangan, cantik sekali. Datanglah sore hari untuk melihat view yang berbeda ketika lampu-lampu di kota sudah menyala.
Seperti yang saya bilang setelah caf ini jalanan mulai menurun dan kanan kiri jalan kita bisa melihat perkebunan yang tidak dipagari seperti tomat, kol, lemon dan cabai. Karena tanpa berpagar kita bisa masuk ke kebun untuk foto-foto, hati-hati ya saat berfoto jangan sampai menginjak tanaman. Ada pemandangan yang sedikit berbeda sekarang lebih banyak villa dan ada beberapa penginapan yang disewakan.Â
Mulai turun ke bawah saya melewati sungai yang dulu sering saya lalui dan pernah mandi karena di kejar kerbau. Sungainya tidak kotor tapi sudah tidak bisa digunakan untuk mencuci apalagi mandi dan tidak ada lagi anak-anak yang bermain di sungai, sedih rasanya. Saya masih bisa melihat sawah tapi tidak banyak seperti dulu, mungkin karena sudah berubah jadi perumahan penduduk.
Pemandangan sudah tidak seperti dulu lagi, tapi saya tetap senang dan kerinduan terobati, masih ada yang tidak berubah seperti perkebunan dengan udara pegunungan yang masih segar dan view Kota Bandung yang cantik dari atas.
Wisata alam di Bandung tidak hanya Lembang, Ciwidey atau Kawah Putih, ada Batu Curug templek dengan view yang masih alami. Tidak hanya trekking tapi banyak juga yang bersepeda ke sini. Untuk yang menggunakan kendaraan jalannya pun sudah nyaman.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H