Alhamdulillah wa syukurillah tak ada kata yang lebih pantas diucapkan selain syukur pada Sang Pencipta. Tertanggal 18 Juni 2014 gang ‘boneka’ atau gang Dolly resmi ditutup! Keprihatinan Tri Rismaharini Wali Kota Jatim atas munculnya mucikari berbaju putih biru ditambah kengerian Pakde Karwo Gubernur Surabaya terhadap siksa akhirat menjadi motivasi tersendiri mengapa Dolly akhirnya bisa ditutup secara keseluruhan.
Dolly yang merupakan tempat prostitusi terbesar se-Asia Tenggara ini sudah mengotori wajah Surabaya sejak puluhan tahun lamanya. Tetapi tidak ada tindakan tegas untung menghapuskan kegiatan amoral yang secara nyata dan tanpa ditutupi ini dari pemerintah kota maupun provinsi. Hmm Gubernur dan Wali Kota yang dulu ngapain aja ya sampe pusat zina gini dibiarkan beranak pinak menghasilkan ribuan PSK? Baiklah, can I kasih jutaan kali applause buat Bu Risma dan Pak Karwo? #prokprokprok
[caption id="attachment_329739" align="aligncenter" width="573" caption="Screenshot Youtube.com"][/caption]
Tindakan yang digagaskan Bu Risma dan Pak Karwo jelas mengundang banyak dukungan dari berbagai macam golongan, ormas, dan tentunya pihak berwajib tapi lucunya masih ada yang kontra lho. Kebanyakan dari para PSK yang berdalih uang kompensasi sebesar Rp 5.000.000,- (CMIIW) gak cukup untuk biaya hidup dan modal usaha. Lebih lucu lagi ormas-ormas dengan nama yang awam buat saya juga banyak buat spanduk nantangin pemkot sama pemprov bahkan Bu Risma ditantangin. Untung Bu Risma kalem, kalo engga mungkin udah dibakar-bakarin tuh.
Sekali lagi bersyukur gang ‘boneka’ yang isinya wanita-wanita ‘boneka’ korban ekonomi yang bisa dipakai sesuka hati ini tak lagi jadi ancaman bagi umat akan azab akibat zina yang dilakukan secara massal dan dibiarkan seperti ini. Pernah dengar kaum Sodom atau Pompeii? Kalo ga tau cuss browsing dan baca deh betapa ngerinya kaum-kaum yang diazab Allah karena zina tersebut. Naudzubillah
Miris aja kan negara dengan umat muslim terbesar di Dunia memiliki tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara. Woles aja sih Indonesia kan bukan negara Islam. Weeey tetep aja di sini banyak muslimnya, muslimnya ngapain aja kalo nyabut jamur kaya Dolly aja kaga mau. Saya yakin di Sodom dan Pompeii juga tidak semua penduduknya berzinah tapi otomatis yang tak berzinah juga ikutan dosa, wong gak menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Ya bukan salah Allah mengazab mereka sampe abis. Ngeri kan, hooh ngeri. Mau Indonesia kaya gitu?
Gang ‘boneka’ sudah tinggal kenangan, sangat diharapkan gang-gang lain semacamnya ga bermunculan. Pemberdayaan wanita-wanita korban gang ‘boneka’ sangat dibutuhkan. Tapi pengucilan bukan jawaban. Biarkan mereka berbaur dengan masyarakat lain karena toh mereka juga manusia meski dulu pernah jadi setengah ‘boneka’. Kita juga harus memaklumi karena setiap manusia punya proses tersendiri dalam hidupnya.
Sirnanya Dolly memunculkan sekelumit problematika yang tak mudah tapi saya yakin bisa diselesaikan. Dibutuhkan peran serta seluruh warga Indonesia agar lebih peduli dan tidak bersikap individualistis agar gang-gang seperti Dolly tak muncul lagi. Apa bila ada hal yang tidak sesuai norma segera diperingatkan kepada yang bersangkutan, bila masih juga muncul segera dilaporkan pada pihak berwajib atau pemerintah setempat. In sya Allah jika pemerintah dan masyarakat bersatu padu melawan kemungkaran, Indonesia bisa menjadi lebih baik dari sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H