Mohon tunggu...
Inovasi

Sejarah Portal Berita Online di Indonesia

26 September 2017   00:57 Diperbarui: 28 September 2017   09:50 4138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Internet. Satu kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Saat ini, tanpa disadari terdapat banyak sekali peranan internet dalam aspek kehidupan kita. Mulai dari pesan tiket kereta, hotel, belajar membuat sesuatu, hingga mencari berita terkini. 

Internet merupakan singkatan dari  Interconnected Network, atau sistem global yang menginterkoneksi atau menyambungkan jaringan komputer  yang menggunakan Standrard Internet Protocol Suite(TCP/IP) di seluruh dunia. Pada awalnya, seorang mahasiswa Sosiologi Universitas Harvard yang bernama Ted Nelson menemukan konsep dari hypertextpada tahun 1963.  Akhirnya, hal tersebut dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dalam proyek bernama ARPANET di tahun 1969. ARPANET  ini merupakan  jaringan komputer yang dirancang oleh pihak Amerika Serikat untuk menahan serangan nuklir dari pihak musuh.

ARPANET  ini ternyata menjadi embrio atau cikal bakal kelahiran internet. Kemajuan teknologi ini dirasa penting untuk dikembangkan lebih jauh. Oleh karena itu, pada tahun 1972 ada organisasi bernama DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) yang bertanggung jawab akan tugas tersebut.

Perkembangan ini tentu saja tidak berhenti sampai disitu. Internet berkembang pesat sejak ditemukannya browser di tahun 1992. Internet yang dirasa bisa menyebarkan informasi lebih cepat akhirnya digunakan sebagai media jurnalisme. Situs jurnalisme pertama diluncurkan di University of Florida pada tahun 1993.

Perkembangan tersebut juga sampai di Indonesia, sehingga satu tahun setelah diluncurkan situs jurnalisme di University of Florida, di tahun 1994 muncul Republika.co.id sebagai media online pertama di Indonesia. Kemudian, menyusul pada tahun 1996 muncul tempointeraktif.com yang sekarang berubah menjadi Tempo.co.

Tidak lama setelah itu, diluncurkan pula Bisnis Indonesia pada tanggal 2 September 1997, dan Kompas Online (kompas.com). Media-media tersebut menjadi generasi pertama situs berita online di Inodonesia. Pada saat itu, isi portal berita yang sudah ada di Indonesia kebanyakan hanya memindahkan versi cetak ke bentuk online, dan belum berorientasi profit karena internet pada waktu itu belum populer di Indonesia.

Bentuk ini dirasa biasa saja dan cenderung statis. Oleh karena itu, pada tahun 1998 Detik.com lahir dengan konsep yang baru dengan langgam straight to the point atau langsung ke pada intinya saja. Detik.com pun mendapatkan tempat di hati para pembacanya. Seiring berjalannya waktu, banyak sekali media online bermunculan. Namun, media-media tersebut perlahan-lahan gugur karena pertumbuhan bisnis yang ada tidak sesuai dengan kucuran dana yang sudah mengalir dari investor.

Kelesuan ini berlangsung mulai dari akhir tahun 2000 hingga tahun 2003.  Tetapi, di tahun 2003 ada seorang warga negara Indonesia lulusan Australia, yakni Steve Christian bersama rekannya membuat situs berjudul www.kapanlagi.com. Situs tersebut merupakan situs yang berisi tentang berita hiburan, dan tujuh tahun kemudian situs ini menjadi situs hiburan terpopuler di Indonesia.  Lalu, tahun 2012 Steve membuat portal berita yang lebih serius, yakni Merdeka.com.

Kemudian, tahun 2007 grup PT Media Nusantara Citra (MNC) merilis Okezone.com. Peluncuran situs ini menjadi salah satu monument kebangkitan media online di Indonesia. Akhirnya, beberapa media seperti Vivanews.com, Kompas.com, dan Tempo.com digarap lebih serius lagi. Kompas.com yang sebelumnya hadir dengan nama  Kompas Cyber Media akhirnya melakukan re-branding menjadi Kompas.com di tahun 2008 dengan total biaya Rp 11 Miliar.

Portal berita online yang pada awalnya tidak begitu dilirik, kini bisa dikatakan menjadi pusat perhatian dan sesuatu yang serius. Hal ini terjadi karena orang-orang semakin menyadari bisa saja terjadi kemungkinan media-media yang sudah ada sebelumnya ditinggalkan oleh para penggunanya. Saat ini, disadari atau tidak sudah terjadi pergeseran sikap dalam memilih media informasi. Orang-orang yang tadinya bersedia meluangkan waktunya untuk membaca koran di pagi hari sebelum berangkat kerja, kini mulai beralih kepada sentuhan di telepon genggam mereka, karena dianggap lebih cepat dan efisien. Oleh karena itu, banyak media yang menyiapkan versi online mereka secara lebih baik dan serius. Hal ini bertujuan supaya media mereka bisa tetap eksis di dalam persaingan yang ketat.

Namun, dengan kecepatan luar biasa yang ditawarkan oleh media online, kita harus tetap bisa memilah dengan cermat mana berita yang baik dan tidak. Media yang berbasis internet memang cepat. Tapi, apakah informasi yang ditawarkan kredibel ?

Sumber : "Media Online: Antara Pembaca, Laba, Dan Etika"

Problematika Praktik Jurnalisme Online Di Indonesia

Oleh : J. Heru Margianto dan Asep Syaefullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun