Mohon tunggu...
Nessa Nurul hikmah
Nessa Nurul hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang mahasiswa juga sebagai guru sekolah dasar

Nama saya nessa nurul hikmah biasa di panggil nessa, saya seorang mahasiswa di sebuah universitas juga sebagai guru di sekolah dasar, hobi ku adalah membaca dan sekarang sedang ingin mencoba untuk menulis, saya asli orang bekasi tepatnya di kecamatan cibarusah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

bahasa indonesia sebagai bahasa utama dalam kurikulum sd

18 Januari 2025   14:34 Diperbarui: 18 Januari 2025   14:34 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai bahasa pengantar utama dalam kurikulum sekolah dasar (SD). Sebagai bahasa resmi negara, bahasa Indonesia tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi dalam pembelajaran, tetapi juga sebagai media pembentukan karakter dan penguatan identitas nasional. Implementasi bahasa Indonesia dalam pendidikan dasar mendukung pengembangan literasi siswa sejak dini, meliputi kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan secara efektif.

Dalam konteks pendidikan dasar, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar memberikan banyak manfaat. Pertama, bahasa Indonesia berperan sebagai alat komunikasi yang menyatukan beragam latar belakang budaya dan bahasa daerah. Dengan bahasa yang seragam, siswa dari berbagai wilayah di Indonesia dapat mengakses materi pelajaran yang sama tanpa hambatan linguistik. Kedua, bahasa Indonesia juga menjadi sarana pembentukan karakter nasional, di mana siswa diajarkan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan persatuan sejak usia dini.

Pemilihan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam kurikulum SD didasarkan pada amanat konstitusi, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36, yang menegaskan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa negara. Hal ini juga diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar wajib di semua jenjang pendidikan formal. Ketentuan ini menunjukkan pentingnya bahasa Indonesia dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.

Selain itu, bahasa Indonesia juga menjadi medium utama dalam penyampaian pengetahuan dan pembentukan kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam pelajaran matematika, sains, atau ilmu sosial, penggunaan bahasa Indonesia memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan guru. Dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Hal ini juga membantu guru dalam menyampaikan materi ajar secara sistematis dan logis.

Namun, implementasi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar utama di sekolah dasar menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah keberagaman bahasa daerah di Indonesia. Di beberapa daerah, siswa lebih familiar dengan bahasa daerah mereka dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Hal ini seringkali menyebabkan kesenjangan dalam pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam bahasa Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, guru perlu mengadopsi pendekatan pembelajaran yang adaptif, dengan memanfaatkan bahasa daerah sebagai pengantar awal sebelum beralih sepenuhnya ke bahasa Indonesia.

Selain itu, kualitas penguasaan bahasa Indonesia oleh tenaga pendidik juga menjadi faktor kunci keberhasilan implementasi ini. Guru harus memiliki kemampuan bahasa yang baik agar dapat menyampaikan materi dengan jelas dan tepat. Pelatihan dan pengembangan kompetensi guru dalam bidang bahasa Indonesia menjadi sangat penting untuk memastikan proses pembelajaran berjalan dengan lancar.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama juga memiliki implikasi penting dalam pengembangan bahan ajar. Buku pelajaran, modul, dan media pembelajaran lainnya harus dirancang dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan. Penggunaan bahasa yang sederhana dan komunikatif dalam bahan ajar akan membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah. Selain itu, pengintegrasian nilai-nilai budaya lokal dalam bahan ajar juga dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.

Lebih jauh, bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai penghubung antargenerasi. Melalui bahasa ini, nilai-nilai budaya, tradisi, dan sejarah bangsa Indonesia dapat diwariskan kepada generasi muda. Hal ini sangat relevan dalam konteks globalisasi, di mana pengaruh budaya asing semakin dominan. Penguatan bahasa Indonesia di lingkungan sekolah dasar membantu menjaga keunikan identitas nasional sekaligus mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global.

Peran pemerintah dalam mendukung bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar utama juga tidak dapat diabaikan. Pemerintah perlu menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung, seperti buku ajar berkualitas, pelatihan guru, dan penyusunan kurikulum berbasis kompetensi. Selain itu, perlu ada kebijakan yang mendorong integrasi bahasa Indonesia dengan teknologi digital, sehingga siswa dapat belajar bahasa Indonesia dengan cara yang lebih modern dan interaktif.

Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendukung penguasaan bahasa Indonesia oleh anak-anak. Melalui komunikasi sehari-hari di rumah, orang tua dapat memperkuat pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia. Membiasakan anak membaca buku cerita atau mendengarkan dongeng dalam bahasa Indonesia juga menjadi cara yang efektif untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa ini sejak dini.

Secara keseluruhan, bahasa Indonesia memiliki fungsi strategis dalam pendidikan dasar, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai sarana pembentukan karakter. Penggunaannya dalam kurikulum SD mencerminkan komitmen bangsa Indonesia untuk memperkuat identitas nasional sekaligus mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan berdaya saing. Implementasi yang efektif akan memberikan dampak positif tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif, toleran, dan berdaya saing di era globalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun