Karena jika diketahui siapa dibalik kasus ini maka investor akan dihabisi pasar sahamnya, contohnya. "makanya jika kita tanya siapa dibalik kasus Wadas, ya selesai dengan satu kata yaitu kekuasaan, kekuasaan hari ini. Siapa yang memegang kekuasaan hari ini ketika itu bentuknya PSN" kata beliau.
Menurut beliau, tidak pernah ada keputusan pemerintah yang mengatakan bahwa Desa Wadas akan ditambang untuk bahan pembangunan Bendungan Bener. Yang benar adalah bahwa pemerintah mengiyakan lokasi itu untuk ditambang. Jadi, investorlah yang ingin menambang di Desa Wadas dan pemerintah menyetujui. Dan pemerintah tidak pernah mendengarkan suara-suara yang tempatnya akan ditambang.
Jika berbicara soal data konkrit, struktur tanah Wadas memang memiliki batuan andesit yang sangat bagus di dalam. Beliau pernah berbicara dengan seorang kawan yang membidangi di bagian pertambangan, melihat isi di dalamnya dan dia memiliki data real.Â
Sangat profit sekali Wadas ketika itu ditambang tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah warga yang tinggal disana merasakan profit tersebut atau tidak. Orang-orang yang masih tinggal disana merasakan profit lain dari cara lain selain ditambang yaitu menanam dan memanfaatkan hasil bumi yang ada di Desa Wadas.
Tanggapan beliau tentang  bagaimana jika penambangan di Desa Wadas tetap berlanjut dan Bendungan Bener dibangun dan pemerintah memberikan sebuah rancangan bahwa saat lokasi tambang sudah selesai maka akan dibuat menjadi tempat wisata dimana hal tersebut dapat menggantikan mata pencaharian warga.Â
Menurut beliau, hasilnya akan sama dengan kasus di Kulon Progo. Orang-orang akan ditekan terus untuk jual dan kemungkinan proyek ini akan tetap terealisasi. "kemungkinan ada dua nih, jadi atau ngga". "Tetapi ketika hal itu terjadi, aduh apa yang mau dilihat dari bekas tambang, bekas galian itu. Banyak sekali investor-investor tambang yang akhirnya dia gak nutup bekas galiannya lagi kok. Gak ada yang jamin, Wadas setelah dibor, dikeruk sebegitu dalamnya akan reboisasi lagi, dikembalikan lagi seperti semula." kata beliau. Dan ketika mata pencahariaan mereka yang awalnya petani yang dimana penghasil buah, kopi, kunyit, dan komoditi-komoditi berupa besek, arang kelapa akan dijadikan pekerja di sektor wisata.Â
Akan sangat aneh ketika mereka dipaksa untuk berkecimpung di sektor wisata yang awalnya adalah seorang petani. "Jokowi selama ini mengatakan bertani, bertani, bertani, ya nyatanya petani-petani di Wadas diperlakukan seperti ini, ya kan aneh juga" kata beliau.
Saya juga bertanya tentang pandangan beliau tentang gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang berceramah di masjid UGM. Tanggal 6 april 2022, Ganjar Pranowo berceramah di masjid kampus UGM yang menyinggung soal kasus Wadas dan hadirnya individu-individu yang membawa banner bertuliskan "Save Wadas". Beliau berkata "terkait orang yang bawa banner, give applause bangetlah" beliau salut dengan orang-orang yang berjuang di lini-lini terkecil seperti itu.Â
Beliau menyayangkan beberapa perkataan pak Ganjar yaitu  "ini bukan pekerjaannya pemprov. Ini pekerjaannya PUPR, yang membebaskan BPN, yang mengamankan polisi, yang mengerjakan di lapangan BBWSO, sebetulnya saya tidak terlalu punya otoritas di sini."Â
Beliau mengatakan "mohon maaf pak Ganjar kalau tulisan ini akhirnya dibaca sama pak Ganjar, ya kan gak tau juga. Tapi gini pak, jenengan itu gubernur, orang yang dapat mandat, orang yang dapat kapasitas, kapabilitas, anda punya legitimasi untuk bilang iya atau tidak terkait lahan yang akan dijadikan ditambang di daerah anda sebagai gubernur. Terus ketika bapak bilang 'ketika terjadi sesuatu dan tidak ada pemimpin yang berani angkat tangan, saya bertanggungjawab, maka bilang saya bertanggungjawab dan harus datang untuk berdialog dengan mereka.' Ya iya pak, bapak itu jadi yang nyoblos juga kemungkinan orang Wadas juga. Kan mereka masih punya hak suara atas bapak" imbuhnya.