Alhasil, alih-alih berperan sebagai aktor yang mengubah arah pandang terkait dunia virtual, para pengguna justru mengalami ketergantungan (adiksi), bahkan menganggap dunia virtual sebagai bentuk baru dunia hiburan.
Dalam perkembangannya, dunia virtual yang menawarkan dunia rekaan ini memang memudahkan aktivitas, tetapi sistem hidup yang bebas nilai merupakan ancaman bagi kondisi sosial masyarakat. Padahal, media bukan sekadar ruang untuk menghibur diri, melainkan tempat untuk mengaruskan edukasi.
Terlalu sayang jika dunia maya hanya menjadi ruang untuk meraih eksistensi, mengikuti challenge nirfaedah, memproduksi konten miskin manfaat, dan eksperimen yang hanya bertujuan meraih banyak pengikut dan mengejar ketenaran.
Lantas, bagaimana Islam memberi tuntunan terkait perkembangan teknologi dan pemanfaatannya? Lanjut baca ya, Sobat Muslimah.
Panduan ala Islam
Dalam Islam, teknologi merupakan bentuk madaniyahamm,yakni benda-benda sebagai hasil dari kemajuan sains dan perkembangan teknologi/industri, misalnya media sosial. Hukum menggunakannya boleh.
Meski demikian, posisinya sebagai media dapat menjadi sarana menghasilkan kebaikan atau keburukan. Jika pengguna menjadikannya sebagai media untuk melakukan aktivitas terlarang, pada saat itu ia telah melakukan pelanggaran terhadap syariat.
Sobat Muslimah, meski dunia virtual berinovasi hingga menawarkan dunia rekaan yang mirip dunia nyata, tetap saja manusia tidak bebas melakukan hal-hal yang melanggar syariat. Dalam Islam, media memiliki peran yang sangat strategis, sebab media dan informasi erat kaitannya dengan pembentukan peradaban suatu bangsa. Melalui media, karakter generasi terbentuk.
Media adalah alat yang berperan besar dalam melakukan edukasi di tengah-tengah masyarakat. Melalui media, negara mampu mengungkap kesalahan pemikiran, paham, ataupun ideologi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Informasi yang hadir di tengah-tengah masyarakat pun bertujuan untuk mengukuhkan nilai-nilai Islam yang agung, seraya menyingkirkan nilai-nilai yang serba bebas. Alhasil, informasi yang sampai di masyarakat adalah informasi yang sehat dan bermanfaat.
Visi media dalam Islam ini berdampak pada produksi konten yang edukatif. Ruang virtual dengan segala inovasinya akan memudahkan proses pengarusan informasi ini sekaligus mewujudkan sistem sosial masyarakat yang sehat. Masyarakat pun berperan aktif dalam menyebarkan informasi edukatif dan bersih dari gosip, tidak memanfaatkan ruang virtual untuk bermaksiat. Remaja pun dapat menjadi aktor penyebar kebaikan.
Alhasil, dunia rekaan bukan semata mempermudah segala interaksi dan aktivitas, tetapi juga menampakkan kemajuan teknologi yang manusia raih tanpa menafikan nilai dari syariat Islam kafah.Wallahualam