KOMPASIANA.COM - Nesossial, Jakarta | Corona oh corona, memang sangat menggegerkan. Hampir beberapa minggu terakhir khalayak ramai membincangkan fenomena ini. Dari politisi di televisi sampai tukang pungli di sudut kota dalam negeri. Hehe.. Saya pun menyusuri beberapa kabar. Baik media tulisan elektronik, cetak dan dari televisi nasional yang dimiliki oknum (swasta).
Sumber masalah dari kejadian ini adalah bocornya gas kimia di laboratorium di Wuhan, China. Dan sekarang, sudah ratusan korban akibat masalah ini. Dari kabar-kabar yang saya dapatkan muncul beberapa pertanyaan besar dalam benak saya. Kenapa kota dengan beberapa pusat penelitian Virology ini tidak savety dalam hal keamanan gedung? Lalu, kenapa pekerja di gedung Laboratorium itu tidak terkena dampak terlebih dahulu? Kenapa Wuhan yang menjadi target? Dan bukan Beijing?
Beberapa pertanyaan saya di atas mungkin di benak pembaca syarat dengan teory konspirasi, tetapi menurut saya untuk mencapai kebenaran, perlu didasari dengan kecurigaan. Semakin kita mencurigai masalah semakin kita sampai pada kebenaran itu sendiri.
Virus ini di umumkan oleh United States Amerika oleh badan kesehatan internasional (WHO) melalui media-medianya. Kenapa bukan Tiongkok yang mengumumkan? Analisis saya mengarah hubungan historical negara tersebut dengan Tiongkok.
Negara sosialis ini sekarang menguasai hampir duperempat perdagangan dunia. Pelabuhan ekspor impor Tiongkok adalah yang paling ramai dan terbesar didunia. Pernah dengar persaingan I-phone dan Huawei? Kalau kawan tahu, mungkin dapat simpulkan, hehhe. Beberapa kisi-kisi di atas pun mengarahkan pikiran skeptis saya terhadap gaya embargo modern. Virus corona adalah alatnya.
Sontak, sekarang beberapa negara menjadikan China sebagai Negara yang bertanggung jawab atas kejadian ini. Inilah hasilnya, hubungan diplomasi menjadi renggang. Hal ini bisa menyebabkan putusnya interaksi pasar dengan Tiongkok sebagai produsen barang dan jasa kepada beberapa negara benua. Kampanye anti China memang gencar dilakukan. Sadar tidak sadar sasarannya adalah negara-negara yang mengkonsumsi prodak negeri tirai bambu.
Pernah mengetahui tentang Bioterorisme, atau serangan biologi?, bioterorisme adalah tindakan pelepasan virus, bakteri atau agen biologi lainnya secara sengaja yang dapat membuat korbannya - orang, binatang atau tanaman - menjadi sakit atau bahkan mati. Senjata ini bukanlah barang yang baru. Di beberapa perang dunia pun pernah melakukan hal tersebut. Kawan-kawan tinggal mengaksesnya saja. Pasti ketemu.
Hal ini bisa saja terjadi. Yah, hematnya, target dari bioterorisme adalah Tiongkok dan dengan sasaran khusus di Wuhan karena di kota ini terdapat pusat bisnis yang bisa berdampak terhadap ekonomi Tiongkok secara siginifikan.Â
Selain itu juga terdapat Wuhan Institute of Virology sehingga bisa menjadi bahan propaganda bahwa ini adalah kebocoran dari laboratorium tersebut. Konspirasi semacam ini bukan barang baru, sebelumnya pun pernah terjadi pandemik virus flu burung, dan virus sapi gila, dan dalam sebulan semuanya habis. Obat terjual, dan beberapa orang menjadi miliarder. Kata kunci dari tulisan pendek saya adalah Global Depopulation.Â
Salam
Penulis : Choky Askar RatulelaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H