5. Analisis Psikodinamika
Teori psikodinamika modern menekankan peran mekanisme pertahanan dan konflik tidak sadar. Kernberg's Object Relations Theory (2016) menjelaskan bagaimana splitting dan proyeksi dapat mendasari tindakan kekerasan terhadap figur attachment.
6. Perspektif Kognitif
Model kognitif-behavioral mengidentifikasi distorsi kognitif spesifik yang sering muncul pada remaja pelaku kekerasan. Penelitian Beck Institute (2020) menemukan pola pikir rigid dan kesulitan dalam problem-solving sebagai faktor risiko signifikan.
    Â
 7. Sistem Keluarga
Teori Sistem Keluarga Bowen menekankan pentingnya melihat individu dalam konteks sistem keluarga yang lebih luas. Penelitian Minuchin Foundation (2021) mengidentifikasi pola-pola disfungsional yang berkontribusi pada eskalasi kekerasan dalam keluarga.
Bayangkan sebuah gelas yang terus diisi air. Setetes demi setetes. Hingga suatu hari... CRASH! Gelas itu meledak, menghancurkan segalanya. Begitulah jiwa remaja kita. Setiap bentakan, setiap pengabaian, setiap luka yang tak terlihat - semua terakumulasi dalam diam. Hingga suatu hari, ledakan itu terjadi dalam bentuk kekerasan yang mengerikan.
Ini bukan tentang 'anak nakal' atau 'remaja bermasalah'. Ini tentang jeritan minta tolong yang tak pernah didengar. Tentang tangisan yang tersembunyi di balik senyum. Tentang trauma yang terselubung dalam tawa. Kita, sebagai masyarakat, harus membuka mata dan telinga lebih lebar. Karena setiap remaja yang 'hilang' dalam kekerasan adalah satu masa depan yang dirampas dari dunia.
Mari kita ubah narasi ini. Dari mencari siapa yang salah, menjadi bagaimana kita bisa membantu. Dari menghakimi, menjadi memahami. Karena setiap remaja yang kita selamatkan hari ini adalah satu tragedi yang kita cegah di masa depan.