Mohon tunggu...
Nescy Anggraini
Nescy Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Manajemen FBE UAJY

As a beginner, it's never too late to learn new things. I am a perfectionist and conscientious person. Apart from that, I like challenges and learning something new.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dunia Kerja Gen Z: Harta, Tahta, Work-Life Balance

13 Juni 2024   12:35 Diperbarui: 14 Juni 2024   05:03 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini sosial media terutama TikTok sedang dihebohkan dengan salah satu konten seorang HRD wanita mengenai pengalamannya melakukan wawancara dengan gen z. Konten tersebut mendapatkan berbagai opini pro maupun kontra. Mari kita bahas mengenai fenomena ini.

Generasi z lahir pada tahun 1995 sampai dengan 2012. Generasi ini memiliki keunikan dibandingkan dengan generasi lainnya. Gen z lahir berdampingan dengan perkembangan teknologi yang berarti generasi ini dapat dikatakan memiliki hubungan yang erat dengan tren yang berkembang.

Generasi z saat ini memasuki usia 12 - 29 tahun. Artinya, generasi Z telah memasuki dunia kerja. Masuknya generasi z di dunia kerja membawa pandangan unik dibandingkan generasi alfabet lainnya. generasi z di klaim memiliki "gebrakan" yang berbeda di dunia kerja.

Saat ini dunia kerja sedang dipadati dengan orientasi kerja generasi z yang mengedepankan "Work-Life Balance". Berbeda dengan generasi lainnya yang mementingkan kompensasi maupun pengembangan karir. Generasi z hadir membawa kriteria tambahan dalam dunia kerja. Artikel ini akan mengupas bagaimana Generasi Z memandang 3 hal utama yakni Harta, Tahta dan Work-Life Balance dalam konteks dunia kerja.

You Have Big Goals. Do You Know How to Achieve Them?

Harta: Goals Gen Z untuk Mencapai Financial Freedom

Sumber: freepik.com
Sumber: freepik.com

Bagi generasi Z, harta maupun kekayaan tidak hanya persoalan memiliki gaji yang tinggi, tetapi goals di masa depan untuk mencapai Financial Freedom. Financial Freedom atau dalam bahasa indonesia dikatakan merdeka secara keuangan yang dinilai sebagai suatu keadaan finansial seseorang yang memiliki kekayaan untuk menutupi biaya hidup tanpa harus bekerja terus menerus.

Mereka menyadari bahwa kehidupan membutuhkan banyak biaya sehingga mereka menyadari pentingnya memilih tabungan, investasi maupun pengelolaan keuangan yang baik. Hidup dengan perkembangan teknologi menjadikan generasi z mudah mengakses berbagai informasi termasuk literasi keuangan.

Kemudahan inilah yang menjadikan generasi z cepat dalam mempelajari konsep keuangan yang rumit dan menerapkannya dalam kehidupan. Tidak sedikit dari generasi ini menggunakan berbagai aplikasi pengelolaan keuangan untuk melacak pengeluaran, menabung maupun berinvestasi.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih fokus pada akumulasi aset berupa rumah, tanah maupun kendaraan. Generasi z lebih mengutamakan Financial Freedom sebagai Goals mereka.

Selain itu, saham, obligasi, reksa dana, properti, dan bahkan aset digital seperti cryptocurrency menjadi pilihan mereka dalam berinvestasi dengan fokus pada masa depan semakin populer di kalangan Gen Z.

Generasi z dengan fokus pada literasi keuangan, investasi, penggunaan teknologi, dan pengelolaan utang yang bijak, menjadikan mereka berada di jalur yang benar untuk mencapai Financial Freedom.

Melalui cara ini, mereka tidak hanya mengamankan masa depan keuangan tetapi juga menciptakan kehidupan yang lebih bebas dan penuh kesempatan untuk mengejar minat dan tujuan pribadi mereka.

Tahta: Bukan Perihal Kedudukan Melainkan Perjalanan Berkembang

Sumber: freepik.com
Sumber: freepik.com

"Tahta" bagi generasi z bukan hanya perihal menduduki posisi teratas dalam sebuah pekerjaan. Generasi z lebih tertarik pada pekerjaan yang memberikan pengalaman, skill, makna maupun pengaruh positif dalam hidupnya. Kesempatan untuk menambah wawasan dan berkembang secara personal lebih dihargai daripada sekedar mencapai kedudukan tertinggi dalam struktur organisasi.

Generasi z dinilai sebagai generasi yang menghargai pembelajaran atau pengalaman. Mereka akan terus mencari kesempatan untuk belajar serta mengembangkan skill baru yang relevan dengan dunia kerja yang berubah - ubah.

Generasi z sangat dipengaruhi oleh media sosial dalam menentukan karir mereka. Public Figure yang sukses akan dijadikan panutan atau role model generasi ini.  Kemampuan personal branding dan network melalui platform digital seperti linkedin maupun media sosial lainnya juga menjadi penentu mereka dalam memilih karir.

Work-Life Balance: Prioritas pertama dan utama

Sumber: freepik.com
Sumber: freepik.com

Maraknya fenomena Work-Life Balance muncul dari generasi z. Prioritas pertama dan utama dari generasi z adalah Work-Life Balance. Generasi ini tidak ingin terjebak dalam budaya kerja kuno yang memaksa mereka mengorbankan kehidupan pribadi demi sebuah pekerjaan.

Generasi z memiliki kecenderungan mencari pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas, baik secara waktu maupun lokasi. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran "berkembang bersama teknologi" dimana mereka terbiasa dengan meeting melalui googlemeet, zoom, maupun mengirimkan tugas melalui email.

Perusahaan yang menyediakan kebijakan kerja yang fleksibel akan menjadi sangat menarik bagi generasi z ini. Pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan jarak jauh (remote work) maupun jam kerja yang fleksibel.

Generasi z cenderung menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi mereka maupun kehidupan professional sebagai karyawan atau manajer. Generasi z beranggapan bahwa produktivitas tidak selalu diukur dari jumlah jam kerja dikantor melainkan hasil dari pekerjaan tersebut.

Selain itu, Generasi z sangat sadar mengenai risiko stress maupun burnout yang dapat timbul dari overwork. Memahami bahwa menjaga mental health dan fisik merupakan kunci produktivitas jangka panjang.

Pandangan mengenai Work-Life Balance yang baik akan menjadikan generasi z lebih fokus dan kreatif dalam pekerjaannya. Generasi z kerap kali menerapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan watu pribadi, berusaha tidak membawa pekerjaan dirumah maupun bekerja diluar jam kantor.

Tantangan dan Peluang Dunia Kerja Gen Z

Meskipun memiliki paradigma yang kuat mengenai Harta, Tahta, Work-Life Balance, generasi z juga akan menghadapi berbagai tantangan dalam dunia kerja. Salah satu tantangan yang tidak dapat dihindari adalah ketidakpastian karir ditengah perubahan ekonomi global maupun teknologi.

Namun, dengan tipe generasi z yang telah menghadapi berbagai perubahan dengan cepat seperti sekolah di masa Covid-19 diyakini bahwa generasi z akan memiliki potensi besar dalam menghadapi perubahan dengan membawa inovasi maupun persepsi baru dalam dunia kerja.

Label "Mental Tempe" yang Kuat Untuk Gen Z  di Dunia Kerja

Sumber: freepik.com
Sumber: freepik.com

Mengapa disebut "Mental Tempe"? Seperti yang kita tahu, tempe merupakan makanan khas Indonesia yang terbuat dari kedelai. Tempe dianggap sebagai simbol kelemahan karena teksturnya yang lunak dan mudah untuk dihancurkan.

Namun, kalau kita melihat dari sisi yang lain, tempe sebenarnya kaya dengan gizi dan memiliki stuktur yang kompleks. Dari analogi ini, generasi z menunjukkan bahwa dibalik "Mental Tempe" yang dinilai lunak dan rentan, mereka memilik kekuatan maupun ketahanan yang luar biasa.

Tumbuh di era digital yang tidak berhenti untuk terus berubah dimana teknologi maupun tren selalu berkembang menunjukkan generasi z ini memiliki kemampuan yang luar biasa dalam beradaptasi. Pemikiran yang dikenal kreatif seringkali menjadikan mereka memiliki cara baru untuk memecahkan masalah.

Dengan kemampuan beradaptasi, kreativitas, fokus pada kesejahteraan, dan kolaborasi yang kuat, mereka menunjukkan ketangguhan dan ketahanan yang luar biasa di dunia kerja. Generasi z mematahkan stigma kelemahan dan menunjukkan bahwa kekuatan sejati terletak pada kemampuan untuk terus belajar, berinovasi, dan menjaga keseimbangan hidup.

Generasi z adalah contoh nyata bahwa "Mental Tempe" sebenarnya dapat menjadi simbol kekuatan dan ketahanan yang luar biasa, sama seperti tempe itu sendiri yang kaya akan nilai gizi dan struktur yang kompleks.

"On average Gen Z will live longer, stay in education later, and work across more careers than any prior generation" - Mark McCrindle

Sumber: freepik.com
Sumber: freepik.com

Inilah cara Generasi Z memandang dunia kerja yang modern dan dinamis. Generasi z akan mencari keamanan finansial untuk mencapai financial freedom, pekerjaan yang bermakna, dan work-life balance. Perusahaan yang mampu memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibawa oleh generasi z akan lebih berhasil dalam mempertahankan talenta unik dari generasi terbaru ini.

Di sisi lain, generasi z diharapkan untuk terus mengembangkan keterampilan dan adaptabilitas guna menghadapi tantangan di dunia kerja yang terus berubah.

***

Nescy Dwi Anggraini

Magister Management FBE UAJY

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun