Pada masa remaja, individu sering kali mengalami krisis identitas ketika mencoba menemukan jati diri mereka. Ketidakmampuan untuk menemukan identitas yang jelas dapat menyebabkan:
- Ketidakpastian dalam menjalin hubungan sosial.
- Rasa terisolasi atau tidak diterima oleh kelompok tertentu.
- Kesulitan dalam memahami atau mengelola emosi pribadi.
Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat membantu remaja mengatasi tantangan ini dan menemukan identitas yang sehat.
8. Faktor Lingkungan dan Sosial
Selain gangguan medis, lingkungan dan faktor sosial dapat memperburuk gangguan perkembangan sosial emosional, seperti:
- Kekerasan dalam rumah tangga: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh konflik sering merasa takut atau tidak aman, yang memengaruhi perkembangan emosional mereka.
- Kemiskinan: Kurangnya akses terhadap pendidikan, kesehatan, atau dukungan sosial dapat menghambat perkembangan emosi dan keterampilan sosial anak.
- Diskriminasi: Anak yang menghadapi diskriminasi, baik karena ras, gender, atau status sosial, sering kali merasa tidak diterima, sehingga sulit mengembangkan rasa percaya diri.
Kesimpulan
Gangguan dalam perkembangan sosial emosional dapat berasal dari berbagai faktor internal dan eksternal. Penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk mengenali tanda-tanda gangguan ini sejak dini dan memberikan intervensi yang tepat. Dengan dukungan berupa terapi, konseling, atau lingkungan yang aman dan mendukung, individu dapat mengatasi hambatan ini dan berkembang secara sosial emosional dengan lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI