Mohon tunggu...
Nesa Nestita
Nesa Nestita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya yaitu berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Lingkungan dan Budaya dalam perkembangan Sosial Emosional

18 Januari 2025   17:07 Diperbarui: 18 Januari 2025   17:07 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh Gender dalam Budaya
Budaya juga memengaruhi peran gender dalam ekspresi emosi. Dalam beberapa budaya, laki-laki sering diajarkan untuk tidak menunjukkan emosi seperti kesedihan, karena dianggap sebagai tanda kelemahan. Sementara itu, perempuan diharapkan lebih ekspresif secara emosional. Pola ini dapat memengaruhi cara seseorang mengelola emosi dan berinteraksi sepanjang hidupnya.

  • Tradisi dan Ritual Budaya
    Tradisi dan ritual budaya, seperti perayaan keagamaan, adat istiadat, atau kegiatan gotong royong, membantu individu merasa terhubung dengan kelompok sosial mereka. Tradisi ini juga mengajarkan nilai-nilai penting, seperti kerja sama, empati, dan penghormatan terhadap orang lain. Sebagai contoh, tradisi gotong royong di Indonesia mengajarkan pentingnya kebersamaan dan saling membantu, yang dapat meningkatkan kesejahteraan emosional individu.

  • Pola Asuh Berbasis Budaya
    Cara orang tua mengasuh anak sangat dipengaruhi oleh nilai budaya. Dalam budaya kolektivis, pola asuh cenderung menekankan ketaatan, kerja sama, dan tanggung jawab terhadap keluarga. Sebaliknya, budaya individualis lebih menekankan kebebasan berekspresi dan kemandirian.

  • Pandangan terhadap Kesehatan Emosional
    Budaya juga membentuk pandangan masyarakat terhadap kesehatan emosional. Dalam beberapa budaya, membahas masalah emosional seperti depresi atau stres mungkin dianggap tabu, sehingga individu enggan mencari bantuan. Sebaliknya, budaya yang lebih terbuka terhadap kesehatan mental mendorong individu untuk mencari dukungan profesional dan mengelola emosinya dengan cara yang lebih sehat.

  • Kolaborasi Lingkungan dan Budaya

    Lingkungan dan budaya saling bekerja sama dalam membentuk perkembangan sosial emosional individu. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih sayang tetapi berada dalam budaya yang menekankan pengendalian emosi dapat belajar mengelola emosinya dengan baik sekaligus menjaga hubungan sosial yang harmonis. Sebaliknya, jika lingkungan keluarga tidak mendukung, anak tersebut mungkin mengalami tantangan yang lebih besar, meskipun budaya di sekitarnya positif.

    Kesimpulan

    Lingkungan dan budaya memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan sosial emosional seseorang. Lingkungan seperti keluarga, sekolah, dan komunitas membentuk dasar keterampilan sosial dan emosional, sementara budaya memberikan panduan nilai dan norma yang memengaruhi cara individu mengekspresikan emosi dan berinteraksi dengan masyarakat. Dengan memahami peran ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung perkembangan sosial emosional yang sehat dan menghormati keberagaman budaya.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun