Mohon tunggu...
Nesa Nestita
Nesa Nestita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya yaitu berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Determinan(faktor yg memengaruhi) perkembangan sosial emosional

18 Januari 2025   10:08 Diperbarui: 18 Januari 2025   11:15 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Determinasi (Faktor yang Memengaruhi) Perkembangan Sosial Emosional

Perkembangan sosial emosional adalah proses penting yang mencakup kemampuan seseorang untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi, sekaligus menjalin hubungan positif dengan orang lain. Kemampuan ini tidak muncul secara instan, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri individu (internal) maupun dari lingkungan di sekitarnya (eksternal). Berikut adalah uraian tentang berbagai faktor yang memengaruhi perkembangan sosial emosional:

1. Faktor Internal (Dari Dalam Diri Individu)

a. Temperamen

Temperamen merupakan sifat bawaan yang menentukan bagaimana seseorang merespons situasi tertentu. Sifat dasar ini sangat memengaruhi perkembangan sosial emosional individu. Anak yang memiliki temperamen mudah beradaptasi biasanya lebih cepat belajar menjalin hubungan sosial dengan baik dibandingkan anak yang lebih sensitif atau sulit beradaptasi.

b. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi dirinya sendiri serta emosi orang lain. Orang dengan kecerdasan emosional tinggi cenderung lebih mampu mengatasi tekanan emosional, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan sosial yang sehat.

c. Faktor Biologis

Peran faktor biologis juga tidak bisa diabaikan. Fungsi otak, hormon, dan kondisi kesehatan fisik sangat memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengelola emosi dan merespons situasi sosial. Sebagai contoh, ketidakseimbangan hormon atau gangguan pada fungsi otak dapat menghambat kemampuan individu untuk mengendalikan emosinya. Selain itu, kesehatan fisik yang baik turut mendukung kestabilan emosional seseorang.

d. Pengalaman Pribadi

Pengalaman yang dialami seseorang, baik pengalaman menyenangkan maupun traumatis, berpengaruh besar terhadap perkembangan sosial emosional. Pengalaman negatif, seperti kehilangan orang tercinta atau kekerasan, dapat menjadi penghambat, sementara pengalaman positif, seperti kesuksesan dalam interaksi sosial, cenderung meningkatkan rasa percaya diri seseorang.

2. Faktor Eksternal (Lingkungan Sekitar)

a. Keluarga

  • Pola Asuh
    Cara orang tua mendidik anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sosial emosional. Pola asuh yang konsisten, penuh kasih sayang, dan mendukung dapat membantu anak mengenali dan mengelola emosi dengan baik. Sebaliknya, pola asuh yang otoriter, terlalu permisif, atau tidak konsisten dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial emosional anak.

  • Hubungan Keluarga
    Lingkungan keluarga yang harmonis memberikan rasa aman bagi anak dan menjadi landasan penting bagi stabilitas emosionalnya. Sebaliknya, konflik keluarga, perceraian, atau kurangnya perhatian emosional dari orang tua dapat menyebabkan gangguan emosional pada anak.

b. Pendidikan

  • Peran Guru
    Guru memiliki peran besar sebagai panutan dalam membangun keterampilan sosial emosional siswa. Guru yang memahami kebutuhan emosional siswa dan memberikan dukungan dapat membantu mereka belajar bagaimana mengelola emosi dan menghadapi situasi sosial secara positif.

  • Interaksi dengan Teman Sebaya
    Interaksi di sekolah dengan teman sebaya merupakan arena penting untuk belajar kerja sama, empati, dan pengelolaan konflik. Hubungan yang sehat dengan teman sebaya akan mendukung perkembangan sosial emosional. Namun, pengalaman negatif seperti bullying dapat berdampak buruk terhadap perkembangan emosional anak.

c. Lingkungan Sosial

Komunitas tempat individu tinggal juga berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosional. Lingkungan yang aman dan mendukung memberikan rasa nyaman dan memungkinkan individu mengembangkan keterampilan emosional. Sebaliknya, lingkungan yang penuh tekanan atau diskriminasi dapat menjadi penghambat.

d. Media dan Teknologi

Media dan teknologi, seperti televisi dan media sosial, memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sosial emosional. Konten yang positif dapat memberikan pelajaran tentang empati dan pengelolaan emosi. Namun, paparan terhadap konten negatif, seperti kekerasan, dapat memengaruhi cara seseorang merespons situasi sosial.

e. Budaya

Budaya juga membentuk bagaimana seseorang memahami dan mengekspresikan emosi serta berinteraksi dengan orang lain. Sebagai contoh, dalam budaya kolektivis, seperti di Asia, nilai-nilai kerja sama dan empati lebih ditekankan dibandingkan budaya individualis yang mengutamakan kemandirian. Nilai-nilai budaya ini membentuk pola perkembangan sosial emosional individu.

3. Faktor Kontekstual

a. Status Sosial Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga memengaruhi akses individu terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan lingkungan yang mendukung. Anak-anak dari keluarga dengan stabilitas ekonomi yang baik lebih mungkin mendapatkan dukungan emosional yang memadai dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga dengan tekanan ekonomi.

b. Pengalaman Trauma atau Peristiwa Hidup

Pengalaman traumatis, seperti bencana alam atau kekerasan, memiliki dampak besar pada perkembangan sosial emosional. Dalam kasus ini, dukungan psikologis sangat diperlukan agar individu dapat pulih dan kembali mengembangkan keterampilan sosial emosionalnya.

c. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik yang aman dan nyaman, seperti tempat tinggal yang layak dan fasilitas umum yang memadai, mendukung perkembangan emosional dan interaksi sosial. Sebaliknya, lingkungan yang berbahaya atau tidak mendukung dapat menghambat perkembangan sosial emosional individu.

Upaya Mendukung Perkembangan Sosial Emosional

Karena perkembangan sosial emosional dipengaruhi oleh banyak faktor, dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan. Orang tua, guru, dan komunitas memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  1. Memberikan pola asuh yang konsisten, penuh kasih sayang, dan mendukung.
  2. Menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung pembelajaran sosial emosional.
  3. Menyediakan ruang bagi anak untuk berbicara dan mengekspresikan emosinya tanpa takut dihakimi.
  4. Memastikan akses terhadap layanan kesehatan mental bagi mereka yang membutuhkannya.

Kesimpulan

Perkembangan sosial emosional adalah hasil dari interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor seperti temperamen, pola asuh, budaya, dan lingkungan sosial memengaruhi cara individu belajar mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang mendukung adalah kunci untuk membantu individu mengembangkan keterampilan sosial emosional yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun