Mohon tunggu...
Nesa ayunda
Nesa ayunda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz Vs Capres 2024

3 Februari 2024   10:17 Diperbarui: 3 Februari 2024   10:17 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kaltim.tribunnews.com

Seperti yang kita tahu, ada tiga calon presiden pada Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Nah pada artikel ini kita akan meriview kepemimpinan 3 Capres tersebut dengan salah satu tokoh sahabat Rasulallah SAW, yakni Umar Bin Abdul Aziz.

1. Umar Bin Abdul Aziz VS Anies Baswedan

Umar bin Abdul Aziz, khalifah kelima Dinasti Bani Umayyah, dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang adil, jujur, rendah hati, dan bijaksana. Dia mampu berhubungan dengan orang-orang dan dicintai oleh mereka. Umar bin Abdul Aziz menerapkan beberapa kebijakan ekonomi dan keuangan untuk mengentaskan kemiskinan pada masa pemerintahannya. Kebijakan tersebut mencakup pemanfaatan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang terdiri dari pendapatan zakat dan non-zakat, redistribusi kekayaan, dan gerakan hemat. Selain itu, aspek lain seperti psikologis, pribadi, dan moralitas agama Umar bin Abdul Aziz juga berpengaruh dalam pengentasan kemiskinan. Kebijakannya menitikberatkan pada pemerataan kekayaan dan pengelolaan keuangan negara untuk menjamin kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

Gaya kepemimpinan Anies Baswedan bercirikan perpaduan antara kearifan budaya, pengambilan keputusan yang demokratis, dan pendekatan langsung dalam mengatasi permasalahan. Ia dipuji karena gaya kepemimpinan transformasionalnya, yang melibatkan keterlibatan langsung dalam mengatasi tantangan, seperti mengawasi pengelolaan banjir secara pribadi. Anies Baswedan juga menekankan kolaborasi dan nilai-nilai budaya lokal dalam pendekatan kepemimpinannya. Kepemimpinannya telah menghasilkan tanggapan positif dan negatif dari masyarakat, namun secara umum ia disukai oleh banyak orang karena pendekatannya yang kolaboratif dan langsung terhadap pemerintahan.

Selama lima tahun menjabat Gubernur Jakarta, Anies Baswedan menjanjikan pengentasan kemiskinan sebagai salah satu programnya. Namun menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Jakarta tidak mengalami penurunan yang signifikan Anies Baswedan menyiapkan tiga strategi untuk mengatasi kemiskinan di Jakarta, antara lain menciptakan lapangan kerja, menurunkan harga kebutuhan pokok, dan meningkatkan pendidikan. Ia juga menargetkan pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui program Jakpreneur. Namun efektivitas strategi-strategi tersebut dalam mengurangi kemiskinan di Jakarta masih menjadi perdebatan.

2. Umar Bin Abdul Aziz VS Prabowo Subianto

Umar bin Abdul Aziz, seorang pemimpin pada masa Dinasti Bani Umayyah, dikenal karena kepemimpinannya yang adil dan penuh kasih sayang, sehingga membuatnya disayangi masyarakat. Ia menolak penggunaan kekerasan untuk menjaga ketertiban di antara rakyatnya, dan memilih pendekatan yang lebih lembut namun tegas. Umar bin Abdul Aziz berkomitmen untuk menegakkan keadilan, bahkan terhadap masyarakat umum, dan dia dikenal karena kerendahan hatinya dan kurangnya keinginan untuk keuntungan pribadi. Kepemimpinannya ditandai dengan rasa keadilan yang kuat, terbukti dengan transformasi sistem peradilan dan perlakuan adil terhadap rakyat, bahkan dalam urusan pribadi.Keteladanan dan sikap rendah hati yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz menjadikannya sosok yang disegani masyarakat dan menjadi panutan bagi para pemimpin.

Prabowo Subianto adalah pensiunan jenderal Angkatan Darat Indonesia dan politisi yang telah menjadi calon presiden dalam dua pemilihan presiden Indonesia terakhir. Berdasarkan artikel Viva.co.id, Prabowo Subianto adalah sosok yang sangat cerdas dan patriotik dengan latar belakang militer. Ia lulus Akademi Militer Nasional pada tahun 1974 dan bergabung dengan Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat (Kopassus) dua tahun kemudian. Ia naik pangkat menjadi Panglima Kopassus pada tahun 1996-1998 dan kemudian menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) pada tahun 1998. Ia mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008 dan menjabat sebagai ketua umum.Prabowo Subianto dianggap oleh banyak orang sebagai pemimpin dengan tiga karakteristik kepemimpinan utama yang sangat dihargai oleh masyarakat. Ciri-ciri tersebut adalah kualitas kinerjanya yang baik, integritas yang tinggi, dan loyalitas terhadap bangsa dan negara. Sifat-sifat inilah yang membantu Prabowo mencapai puncak elektabilitas sebagai calon presiden.

Prabowo juga dikenal karena komitmennya terhadap perdamaian dan hubungan baik dengan negara lain, serta kemampuannya menghargai perbedaan dan pendapat, sehingga membantunya mendapatkan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk generasi muda.Selain itu, sikap egaliter, membumi, dan kesediaannya berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat juga dinilai sebagai ciri khas yang diapresiasi masyarakat.

3. Umar Bin Abdul Aziz VS Ganjar Pranowo

Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz memiliki beberapa ciri khas. Ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang adil, jujur, sederhana, bijaksana, rendah hati, tidak sombong, dan selalu menghargai orang lain. Umar bin Abdul Aziz juga terkenal karena kejujurannya, kecerdasannya dalam mengelola negara, serta selalu memperhatikan kebutuhan rakyat dan memastikan bahwa semua kebutuhan terpenuhi dengan baik. Selain itu, ia selalu memastikan bahwa semua orang mendapatkan perlakuan yang adil, tanpa memandang latar belakang atau jenis kelamin mereka. Umar bin Abdul Aziz juga terkenal karena kemudahannya, menolak berbagai fasilitas dan keistimewaan yang biasanya dinikmati oleh seorang khalifah. Dengan ciri khas tersebut, Umar bin Abdul Aziz dianggap sebagai sosok pemimpin ideal yang memberikan kontribusi besar dalam sejarah Islam

Ganjar Pranowo dikenal dengan kepribadiannya yang ekstrovert dan mudah bergaul, gaya kepemimpinannya yang energik dan inklusif, serta kemampuannya dalam berhubungan dengan orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Menurut psikolog ini, gaya kepemimpinannya bersifat transformasional dan mampu menginspirasi serta memotivasi orang untuk mencapai tujuannya. Ia juga dikenal mengutamakan kebutuhan keluarganya dan menjadi kepala rumah tangga yang hangat dan penuh perhatian. Gaya kepemimpinan Ganjar disamakan dengan Joko Widodo, Presiden Indonesia saat ini. Ganjar Pranowo, selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, telah memberikan berbagai bentuk bantuan untuk mewujudkan keadilan sosial dan hukum. Dia telah memberikan ribuan bantuan hukum bagi warga miskin, serta melindungi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, perempuan korban, dan pelaku usaha kecil dan mikro

Selain itu, Ganjar Pranowo juga menunjukkan komitmen dalam penerapan inovasi dan teknologi untuk melayani masyarakat, serta memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian.Dalam konteks kritik terhadap pemerintahannya, Ganjar Pranowo menyatakan pentingnya kritik dan otokritik dalam demokrasi modern, namun menekankan bahwa kritik sebaiknya difokuskan pada kebijakan, bukan pada aspek personal.

Artikel ini dibuat untuk memenuhi Ujian Semester Akhir Mata Kuliah Kepemimpinan Islam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun