Mohon tunggu...
Windu Astutik
Windu Astutik Mohon Tunggu... Dosen - Psychiatric Nurse

Perawat Kesehatan Jiwa - Dosen di Akper Kesdam IX/Udayana Denpasar Bali

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penerapan Internet-Based CBT Pada Pasien Ansietas

12 Juni 2014   15:58 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:05 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PENERAPAN INTERNET-BASED COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY PADA PASIEN DENGAN ANSIETAS

Windu Astutik*

-* Dosen Akper Kesdam IX/Udayana Denpasar, Mahasiswa Pascasarjana Keperawatan Jiwa FIK UI

ABSTRAK

Ansietas merupakan masalah psikososial yang paling sering dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya. Terapi yang digunakan untuk mengatasi ansietas bisa bersifat individual, keluarga atau kelompok, seperti progressive muscle relaxation (PMR), thought stopping, modeling, family psychoeducation, dan logoterapi. Terapi lain juga dikembangkan seperti terapi kognitif (cognitive therapy), terapi perilaku (behavior therapy) dan gabungan dari keduanya yaitu cognitive behavior therapy (CBT).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi turut berdampak positif pada perkembangan terapi-terapi keperawatan jiwa, salah satunya terapi Kognitif-Perilaku berbasis internet (Internet-based Cognitive Behavior Therapy/ICBT). ICBT adalah suatu terapi kognitif-perilaku terstandar yang menuntut partisipasi penuh atau ketergantungan rendah terhadap terapis dengan pendekatan internet. Berbagai penelitian dilakukan untuk melihat efektivitas dari pemberian ICBT pada pasien ansietas. ICBT menuntut partisipasi dan tanggung jawab penuh dari pasien untuk mencapai keberhasilan terapi. Perawat atau terapis hanya sebagai fasilitator dan motivator, kontak langsung antara perawat-pasien sangat minim. Terapi ini memiliki efektivitas yang tinggi dalam menurunkan tingkat ansietas, efisian waktu dan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien.

Studi ini bertujuan untuk mengulas penerapan ICBT dalam mengatasi ansietas. ICBT dapat diaplikasikan untuk melengkapi inetrvensi keperawatan jiwa berbasis komunitas.

Keywords:  Ansietas, Internet-based Cognitive Behavior Therapy, Peran perawat

Latar Belakang

Ansietas merupakan masalah psikososial yang paling sering dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya. Stuart (2013) menjelaskan bahwa ansietas  adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, kondisi emosional ini tidak memiliki objek yang spesifik, dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Berdasarkan studi di Amerika Serikat, ansietas dialami oleh kurang lebih 40juta jiwa, atau mencakup 18,1% dari populasi penduduk dengan rentang usia 18-54 tahun. Ansietas biasanya disertai dengan penyakit fisik, depresi, gangguan pemenuhan nutrisi, kekerasan, dan perawatan di fasilitas kesehatan. Pasien dengan depresi mengalami ansietas secara signifikan sebesar 85% (Glasziou, 2013).

Ansietas memiliki dampak yang besar dalam kehidupan, jika tidak dapat diatasi akan menimbulkan kematian. Berbagai cara telah dikembangkan untuk membantu pasien dalam mengatasi masalah ansietas. Terapi yang digunakan bisa bersifat individual, keluarga atau kelompok, seperti progressive muscle relaxation (PMR), thought stopping, modeling, family psychoeducation, dan logoterapi (Stuart, 2013). Penatalaksanaan tanda dan gejala yang muncul pada seseorang yang mengalami ansietas menggunakan latihan relaksasi dan biofeedback. Varcarolis (2012) menyebutkan bahwa ada beberapa terapi individu yang dapat digunakan untuk mengatasi ansietas adalah terapi kognitif (cognitive therapy), terapi perilaku (behavior therapy) dan gabungan dari keduanya yaitu cognitive behavior therapy (CBT). Terapi-terapi ini membutuhkan kontak secara langsung antara pasien dengan perawat/terapis. Gangguan ansietas  dan depresi ini menelan dana yang cukup besar dalam mengatasinya, tercatat tidak kurang dari $ 148 miliar dikeluarkan untuk mengatasi ansietas.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merubah perilaku manusia dari konvensional menjadi beralih ke dunia maya. Meskipun demikian, penggunaan internet masih sangat minim khususnya di Indonesia, Kominfo (2013) mencatat sebanyak 73 juta orang mengakses internet, sedang  penduduk dunia pengguna internet yang mencapai mencapai angka 2,4 miliar. Dari angka tersebut, 95% pengguna internet di Indonesia menggunakan internet untuk mengakses jejaring social. Beragam informasi, hiburan dan ilmu pengetahuan semuanya tersedia dan dapat diakses oleh pengguna internet meskipun pada kenyataannya Internet mempunyaidampak positif dan negatifterhadap pemakai.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi turut berdampak positif pada perkembangan terapi-terapi keperawatan jiwa. Banyak terapi dan asuhan keperawatan jiwa yang dikembangkan dengan berbasis computer dan internet atau web (HIS, 2012), asuhan keperawatan yang dikembangkan oleh sabacare (2010) berbasis pada computer. Sedangkan terapi yang berbasis web adalah family psycoeducation (Eni, 2012) dan internet based CBT telah dikembangkan salah satunya di Australia dengan pengembang moodGym (Glasziou, 2013). Penatalaksanaan berbasis web/internet ini dinilai lebih efektif dari pada penatalksanaan secara konvensional. Namun, ICBT belum berkembang bahkan belum dikenal di Indonesia.

Perkembangan ini sangat mendukung intervensi keperawatan jiwa yang mulai menggunakan pendekatan yang berbasis komunitas. Intensitas kunjungan ke rumah sakit menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Pertemuan antara terapis dan pasien serta keluarga dilakukan diluar rumah sakit. Kunjungan pasien secara reguler tetap dibutuhkan namun dengan periode waktu yang lebih panjang agar kemampuannya mempraktekkan informasi yang diterima dapat dievaluasi oleh tim keperawatan rumah sakit. Dengan adanya program terapi ICBT ini dapat mengurangi pembiayaan yang dikenakan, waktu dan kesulitan akses untuk mengatasi ansietas.

Oleh sebab itu penulis membahas penggunaan terapi kognitif behavior berbasis internet (Internet based cognitive behavior therapy/ICBT)pada ansietas dan depresi sebagai terapi jarak jauh yang mampu menghemat biaya dan waktu.

A.Ansietas

Stuart (2013) menjelaskan ansietas merupakan emosi dan pengalaman  subjektif individu, merupakan energy yang tidak dapat diobservasi secara langsung, tetapi dapat diamati melalui tingkah laku tertentu. Ansietas merupakan emosi tanpa objek yang spesifik, tanpa diketahui sumber provokasi dan diawali oleh pengalaman baru individu, misal saat memasuki lingkungan baru. Peplau (1952 dalam Videbeck, 2008) serta Kaplan dan Saddock (2005) mengatakan bahwa terdapat empat tingkat ansietas, yaitu: ringan (mild) , sedang (modere), berat (severe) dan panik (panic).

Jika seseorang berada pada rentang respon ansietas mild–moderate, dia akan mengembangkan kemampuan kopingnya dengan baik, dapat mengobservasi situasi yang menyebabkan ansietas, menjelaskan dan menganalisanya, memformulasikan arti dan hubungannya, mendiskusikannya dengan orang lain untuk mendapatkan feedback dan validasi, dan keuntungan dari pengalaman adaptasinya. Namun seseorang yang berada pada tingkat berat/ severe (bahkan tingkat panik) tidak dapat menggunakan kemampuan intelektualnya untuk menjelaskan hal di atas, sehingga dia memerlukan pertolongan segera untuk mendapatkan jalan termudah guna mengurangi ansietasnya.

Penatalaksanaan ansietas bersifat individual, keluarga dan kelompok. Progressive muscle relaxation (PMR), thought stopping, modeling, family psychoeducation, dan logoterapi dapat diterapkan untuk mengatasi ansietas (Stuart, 2013). Penatalaksanaan tanda dan gejala yang muncul pada seseorang yang mengalami ansietas menggunakan latihan relaksasi dan biofeedback. Varcarolis (2010) menyebutkan bahwa ada beberapa terapi individu yang dapat digunakan untuk mengatasi ansietas adalah terapi kognitif (cognitive therapy), terapi perilaku (behavior therapy) dan gabungan dari keduanya yaitu cognitive behavior therapy (CBT).

B.Internet-based Cognitive Behavior Therapy (ICBT)

Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang didasarkan pada teori bahwa tanda-dan gejala fisiologis berhubungan dengan interaksi antara pikiran, perilaku dan emosi (Pedneault, 2008). Terapi ini diberikan pada pasien dengan perilaku kekerasan, ansietas, depresi, panik, agoraphobia, sosial phobia, bulemia, obsessive compulsive disorder, PTSD, psikosis, marah, distress HIV, masalah keluarga, kelainan fungsi seksual dan kerusakan personality. Pada perkembangan modern, CBT diterapkan dengan dua pendekatan yaitu CBT konvensional dan CBT berbasis teknologi informatika (computer based CBT/ CCBT dan Internet based CBT/ICBT).

ICBT adalah suatu terapi kognitif-perilaku terstandar yang menuntut partisipasi penuh atau ketergantungan rendah terhadap terapis dengan pendekatan internet. ICBT pertama kali dikembangkan di Swedia oleh Profesor Gerhard Andersson dan kawan-kawan. Negara-negara lain yang mengembangkan ICBT adalah Belanda dan Australia. Pasien dapat mendapatkan terapi setiap saat dan tempat yang mereka inginkan, bekerja di tempat mereka sendiri dan mereview materi sesering mungkin yang mereka butuhkan. Dalam ICBT, pasien dipandu oleh program untuk menyelesaikan masalah sendiri. Keterlibatan terapis tidak ada atau sedikit sekali dalam terapi ini, misalnya terapis hanya sebagai pemandu atau fasilitator saat memberikan materi pada modul terapi.

ICBT terdiri dari 6 modul, tugas yang harus dikerjakan dirumah (Worksheet) dan lembar kerja online. Modul tersebut dapat dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1. Komponen Modul Terapi ICBT

Modul

Konten

Latihan dirumah

1

Psikoedukasi tentang ansietas dan depresi, respon ‘fight or flight”, mengontrol pernapasan dan latihan fisik

Mengontrol pernapasan dan latihan fisik

2

Komponen terapi kognitif: edukasi tentang model kognitif, distorsi kognitif dan pengantar monitoring pikiran: rencana kegiatan

Monitoring pikiran: rencana kegiatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun