Mohon tunggu...
Muthia Fakhrina
Muthia Fakhrina Mohon Tunggu... Freelancer - Nyoba nulis

Apapun itu kalo udah usaha pasti ada hasil. baik/tidak itu cuma bonus. cek blog muthiafakhrina.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Sekolah di Tengah Pandemi

7 September 2020   20:35 Diperbarui: 7 September 2020   20:37 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi covid-19 membuat dunia pendidikan merana. Dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi semua di rumahkan, belajar tanpa tatap muka dengan guru (sekolah daring). Belajar seperti ini tentu sangat tidak efektif, apalagi orang tua yang kurang dalam pendampingan. 

Orang tua bekerja, orang tua yang memiliki anak banyak dan masih kecil- kecil atau orang tua yang kurang mengerti dalam pelajaran anaknya (buta huruf, lulusan SD dll). Tentu masa seperti ini anak yang dibebani, tugas menumpuk, sulit memahami pelajaran dan keinginan besar untuk bermain di luar rumah atau bermain gadget.

Coba bisa dibayangkan bagaimana anak berkebutuhan khusus harus belajar dari rumah? Ada beberapa orang tua yang tidak mengerti memberi pelajaran yang dapat dimengerti anaknya yang berkebutuhan khusus. 

Atau bagaimana anak-anak TK belajar dirumah? Tingkat TK adalah tingkat belajar yang diajarkan dengan bermain, bernyanyi, bersosialisai bersama, jika di rumahkan bagaimana pelaksanaanya?

Belum lagi untuk anak-anak yang tinggal di desa, pedalaman atau siswa miskin. Sungguh merana siswa miskin berprestasi yang tidak memiliki gawai sebagai alat belajar di rumah, tentu mereka tak bisa maksimal mengikuti pelajaran yang diberikan gurunya melalui daring, jangankan untuk membeli gawai untuk membeli buku tulis atau sekedar pena saja menunggu sumbangan atau harus bekerja keras dulu membantu orang tuanya mencari uang. Guru yang harus mengalah mendatangi muridnya satu persatu agar tercukupi kebutuhan pendidikannya.

Bagaimana cara belajar secara daring yang digadangkan Kemendikbud ini banyak membuat gelisah siswa dan orang tua.

Ini semua sungguh menjadi masalah besar bagi dunia pendidikan, solusi terbaik masih dicari agar semua anak Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang layak. 

Tentu kerjasama semua komponen baik guru, orang tua, dan siswa sangat dibutuhkan saat ini serta keringangan kurikul agar dapat beradaptasi di masa seperti ini.

Indonesia masih negara berkembang oleh sebab itu banyak daerah yang belum bisa belajar dengan daring, karena terbatasnya sarana dan prasana. Jangan kan untuk internet, listrik saja masih banyak daerah yang belum merasakan sepenuhnya. 

Walaupun sudah merasakan adanya listrik atau tersedianya sarana internet di lingkungannya, tapi itu belum tentu semua bisa membeli gawai (Handphone) sebagai sarana belajar daring.

Tidak sedikit orang tua mengeluh. Keluhannya karena mereka tak mampu mengajari anak-anaknya dirumah. Guru hanya menginstruksikan mengerjakan sesuatu tetapi yang menghadapi langsung adalah orang tua, sedangkan masih banyak orang tua yang kemampuan mengajar anak kurang dikarenakan latar belakang pendidikan. 

Di tambah kurikulum saat ini yang semakin sulit menambah kesulitan orang tua memahami maksud dari pelajaran tersebut. Maka dari itu kemendikbud sedang bekerja keras meringkas kurikulum yang ada agar dapat terpenuhi oleh setiap siswa.

Bukan hanya orang tua yang dipusingkan, para guru juga dipusingkan. Karena tidak mudah mengajar secara daring. Kemampuan mengerti setiap anak berbeda, cara memberi pemahamannya pun berbeda dan itu tidak bisa dilakukan secara daring. 

Usaha guru untuk mengajar agar muridnya mudah mengerti berkali-kali harus gagal karena banyak anak yang beralasan "gak paham bu" atau "gak punya kuota bu". Lagi-lagi Guru harus aktif dan kreatif tapi tak terdukung dengan fasilitas begitu juga muridnya. Tahun ini harus mau tidak mau "ikhlas" menjalani pendidikan dan mendidik dengan keadaan yang serba terbatas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun