Kemunculan COVID-19 pada akhir tahun 2019 telah banyak mengubah dunia. Hingga saat ini, ribuan jiwa meninggal setiap harinya disebabkan oleh infeksi COVID-19. Tercatat 185 juta jumlah kasus terkonfirmasi dan 4 juta jiwa meninggal dunia yang telah dilaporkan kepada pihak World Health Organisation atau WHO. Tidak hanya bidang kesehatan yang terguncang akibat COVID-19.Â
Hampir semua bidang termasuk bidang pendidikan juga mengalami kesulitan yang cukup berat. Sebuah langkah besar diambil pihak pemerintah demi menghindari penyebaran COVID-19 di masyarakat. Pemerintah mengeluarkan kebijakan lockdown. Lockdown sendiri merupakan karantina wilayah atau karantina suatu daerah tertentu untuk mencegah perpindahan orang dari wilayah satu ke wilayah lainnya. Hal ini berdampak juga pada tempat-tempat umum seperti Masjid, bandara, stasiun, pasar, mall dan termasuk juga sekolah serta universitas.
Ditutupnya sekolah dan universitas berdampak besar pada kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar menjadi sangat terganggu. Pada akhirnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menghimbau agar semua pelajar. Baik PAUD, TK, SD, SMP, SMA maupun Universitas dapat belajar dari rumah atau yang disebut PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Metode pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan mengandalkan teknologi. Dalam metode ini siswa dan guru tetap dapat melakukan tatap muka secara virtual dengan bantuan media atau platform tertentu.
Pembelajaran dengan metode baru tentu akan menimbulkan kesulitan baru bagi siswa. Berikut ini beberapa kesulitan yang dialami para siswa ketika belajar dengan metode pembelajaran jarak jauh:
1. Kurang memahami teknologi.
Kendala ini sering terjadi bagi siswa di sekolah yang terletak di daerah pedalaman maupun sekolah yang belum tersentuh oleh teknologi, kurangnya pemahaman teknologi membuat kegiatan belajar mengajar akan terhambat dan lebih sulit dilakukan.
2. Tidak adanya koneksi internet.
Perbedaan pengembangan wilayah di Indonesia memuat beberapa daerah memiliki koneksi internet yang buruk. Hal ini turut menyulitkan pelajar saat akan melaksanakan pembelajaran jarak jauh, tidak sedikit siswa yang harus keluar dari rumahnya atau bahkan menaiki pohon agar mendapatkan koneksi internet yang baik.
3. Kurangnya keinginan belajar secara mandiri.
Saat pembelajaran daring siswa diharuskan untuk dapat belajar secara mandiri di luar jam pertemuan yang telah ditentukan oleh guru. Namun, kurangnya keinginan dan motivasi pada diri siswa membuat banyak siswa yang tidak memiliki inisiatif belajar sendiri atau mengulang pelajaran dari guru. Dampak yang ditimbulkan, siswa akan mencontek tugas teman atau hanya copy paste dari internet.
4.Kurangnya penjelasan materi pembelajaran dari guru.