Mohon tunggu...
Amka
Amka Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA S1 Semester 4

Hanya seorang mahasiswa biasa yang terkadang lupa caranya bernafas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jangan Takut untuk Berbeda

13 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 13 Juni 2023   07:10 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya Belajar Visual: Individu dengan gaya belajar visual lebih mudah menyerap informasi melalui penglihatan. Kemampuan visual ada beberapa macam diantaranya: visual attention yakni kemampuan mata dalam mengamati, visual recognition yakni kemampuan mata dalam mengenali bentuk, visualspatial yakni kemampuan mata dalam mengingat letak suatu benda, visual for action yakni kemampuan mata dalam melihat objek bergerak, dan action for visual yakni kemampuan mata dalam mengikuti arah gerak objek (Nafi'ah, 2021)

Gaya Belajar Auditori: Individu dengan gaya belajar auditori lebih suka mendengarkan informasi secara verbal. Biasanya anak dengan gaya belajar ini suka dengan musik. Oleh karena itu untuk guru yang memiliki murid dengan gaya belajar ini bisa menerapkan metode bernyanyi atau memutar musik sesuai tema pembelajaran (Nafi'ah, 2021).

Gaya Belajar Kinestetik: Individu dengan gaya belajar kinestetik belajar melalui pengalaman fisik dan interaksi langsung dengan materi. Anak dengan gaya belajar kinestetik mampu mengoptimalkan belajarnya dengan menyentuh, membongkar-pasang, dan melakukannya sendiri. 

Anak dengan gaya belajar ini memiliki indra peraba yang sangat peka. Anak biasanya selalu merasa ingin mencoba sesuatu. Anak ini cenderung terlihat agresif, tidak heran jika anak suka membongkar mainan miliknya. Anak juga akan berusaha bergerak menjangkau sesuatu yang menarik perhatian (Nafi'ah, 2015).

Guru perlu menggunakan metode atau cara mengajar yang berbeda-beda untuk menciptakan interaksi yang menyenangkan dan pembelajaran yang efektif di dalam kelas. 

Dalam konteks pendidikan, menanamkan prinsip bahwa sesorang yang berbeda adalah orang yang hebat dan berarti akan memberikan kepercayaan diri kepada anak-anak untuk terbuka dan berani mengungkapkan diri mereka kepada guru sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Perlu diketahui bahwa penting untuk memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi mereka, tanpa membatasi dengan ekspektasi atau norma yang sempit. Dengan memperhatikan gaya belajar dan modalitas belajar anak, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung, di mana anak-anak merasa dihargai dan diberikan kesempatan untuk tumbuh sesuai dengan keunikan mereka.

Melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak dan menghargai perbedaan, kita dapat membantu anak-anak mengembangkan kepercayaan diri, kemandirian, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan dengan sikap terbuka dan positif. Prinsip "Jangan Takut Untuk Berbeda" menjadi pedoman penting dalam memberikan pendidikan yang inklusif dan merangsang pertumbuhan optimal bagi setiap anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun