Mohon tunggu...
Neno Sri Wahyuningsih
Neno Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : menyanyi, membaca buku dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengemas Pembelajaran Orang Dewasa Menjadi Lebih Asik Dan Menarik

15 Juni 2023   06:04 Diperbarui: 15 Juni 2023   21:32 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang dewasa adalah mereka yang telah memperoleh banyak pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan kapasitas untuk mengelola kesulitan dalam kehidupan sehari-hari mereka sendiri. 

Dalam perspektif pendidikan, orang dewasa lebih menitikberatkan untuk mendapatkan identifikasi dan identitas pribadi untuk menjadi dirinya sendiri daripada menjadi objek sosialisasi yang dibentuk dan dipengaruhi oleh orang lain untuk menyesuaikan dirinya dengan kehendak orang lain. 

Keterlibatan orang dewasa dalam pendidikan memiliki efek menguntungkan dalam mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Pendidikan orang dewasa juga harus menanamkan rasa percaya diri yang kuat agar apa yang dikerjakan dapat terlaksana dengan efektif. Tidaklah cukup hanya memberikan informasi tambahan.

Ini akan sederhana dan lugas untuk menetapkan keadaan belajar yang harus dihasilkan, materi apa yang harus ditawarkan, strategi, pendekatan, dan prosedur apa yang harus digunakan dengan memahami persyaratan psikologis orang dewasa sebagai peserta dalam kegiatan pelatihan sesuai untuk penggunaan. Seringkali ditemui, orang dewasa mendefinisikan belajar sebagai suatu hal yang membosankan. Lalu, bagaimana cara mengatasi hal tersebut ?

Ice breaking adalah sentuhan singkat aktivitas yang dapat digunakan untuk memecahkan kebekuan, kebingungan, kebosanan, dan kejenuhan lingkungan sehingga mencair dan suasana kembali ke keadaan semula (lebih kondusif). Orang dewasa akan cenderung kembali ke keadaan yang lebih baik (kegembiraan, motivasi, semangat belajar, kebosanan dan lainnya) jika sentuhan kegiatan ini diterapkan pada proses pembelajaran orang dewasa. Berbagai kegiatan, seperti permainan, lomba tebak-tebakan berhadiah, dan anekdot lucu dan menggugah pikiran, dapat digunakan untuk mencairkan suasana. Bergantung pada tugasnya, suatu aktivitas dapat diselesaikan dalam 5 hingga 15 menit. Setiap instruktur dapat melakukan sesi ice breaking sesuai kebutuhan dan kapan saja, tergantung pada keadaan. Dibutuhkan keahlian dan kreativitas untuk menerapkannya, terutama dalam memilih kegiatan yang sesuai berdasarkan kebutuhan.

Selain itu, adapula media pembelajaran orang dewasa yang dapat digunakan dalam kegiatannya sehingga suasana yang terjadi pada pembelajaran tersebut menjadi lebih berbeda dan inovatif. Berikut media pembelajaran orang dewasa, antara lain : 

  1. Media visual adalah cara teknik dan kreatif untuk menyampaikan pesan atau informasi yang menggunakan gambar, grafik, dan tata letak yang jelas sehingga penerima pesan dan ide dapat diterima dengan baik. Jika ada hubungan antara media visual dan pembelajaran, pembelajaran akan menarik dan efektif.

  2. Media audio visual adalah alat yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan otak, khususnya ketajaman otak dan daya ingat, melalui media yang dapat didengar dan dilihat. Media audio visual adalah perantara atau penggunaan materi melalui pendengaran dan pandangan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

  3. Media Cooperative Script adalah metode pembelajaran yang dilakukan secara berpasangan atau bersama untuk belajar satu sama lain, menyelesaikan masalah, atau menerangkan kembali topik atau materi yang telah diajukan atau diberikan oleh gurunya sehingga terjalin interaksi antar pasangan. Tujuan dari cooperative script adalah untuk mempercayakan masing-masing pasangan bahwa mereka dapat melakukan kemampuan mereka dengan baik.

  4. Media Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran aktif di mana siswa harus bekerja sama dengan anggota kelompoknya pada tahap merencanakan investigasi, melakukan investigasi, menyusun laporan hasil investigasi, dan mempresentasikan laporan hasil investigasi. Dengan menerapkan model ini, potensi untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan berkomunikasi secara efektif selama proses presentasi. 

  5. Media Numbered Head Together (NHT) adalah model pembelajaran di mana siswa terlibat secara aktif dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam model ini, setiap siswa diberikan nomor yang berbeda untuk setiap kelompoknya. 

  6. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun