Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Apropriasi Budaya, Alat Politik yang Tak Disadari

11 November 2023   09:23 Diperbarui: 14 November 2023   12:36 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pemilihan. (Sumber: KOMPAS.ID/SUPRIYANTO)

Bagi penulis, alat politik ini adalah bentuk eksploitasi budaya sebuah suku demi memperoleh kekuasaan untuk kepentingan seorang politisi yang tak disadari oleh masyarakat. 

Saya sepakat dengan Comedian Franchesca Ramsey bahwa, perampasan budaya itu seperti mengikuti ujian dan mendapatkan nilai "A." Dan kemudian orang lain menyalin hasil tes anda dan mendapat nilai "A" plus kredit ekstra. 

Dalam politik, setelah mereka terpilih aspirasi dari masyarakat tidak disampaikan karena masalah-masalah sosial dan budaya tidak dipahami dengan baik. 

Sementara kredit ekstra dari hasil apropriasinya adalah kekuasaan dan kursi basah yang membuat mereka lupa menurunkan kaca mobil untuk melihat siapa yang harus diperjuangkan.

Salam!

Timor Tengah Selatan, 11 November 2023

Referensi: satu; dua; tiga; empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun