Terlepas dari perdebatan ini, keberanian Vinicius melawan aksi rasisme patut diacungi jempol. Penulis menjuluki Vinicius Jr sebagai Martin Luther King Jr di lapangan hijau.Â
Martin Luther King Jr dan Vinicius Jr memiliki kesamaan yaitu menentang diskriminasi ras terutama untuk orang-orang kulit hitam.
Dalam catatan sejarah, Martin Luther King Jr benar-benar menentang diskriminasi ras terhadap orang-orang kulit hitam yang berujung dirinya pernah dipenjarakan.Â
Dari Penjara Ia menulis sebuah surat yang menyatakan bahwa ia merasa dipanggil untuk menyuarakan suara kenabian terhadap ketidakadilan yang terjadi pada zamannya.Â
Ia pun mengkritik orang-orang yang terbuai dalam keadaan yang terjadi dan tidak mampu mendobrak dominasi kekuasaan orang-orang kulit putih di Amerika.
Martin Luther King dikenal karena pidatonya dengan judul "I Have A Dream" pada saat ia memimpin pawai berbaris ke Washington, DC (28 Agustus 1963).Â
Pidato ini yang kemudian membuatnya terkenal dan dipuja sebagai penerus Abraham Lincoln yang kemudian dunia memberikan penghargaan Nobel Perdamaian kepada dirinya.
Vinicius sendiri dikenal karena cuitannya yang tak pernah berhenti di akun media sosial yang mengundang perhatian publikasi khususnya para pecinta sepak bola.Â
Bahkan, dalam penerimaan penghargaan tersebut, pemain bernomor punggun 7 Real Madrid tersebut menyinggung soal rasisme yang sering ia alami. Dia merasa kesal karena selalu ditanya soal pelecehan rasial yang diterimanya dalam setiap acara.
"Sangat menyedihkan setiap kali saya harus datang dan berbicara tentang rasisme. Saya suka membahas soal sepakbola. Saya suka membicarakan tentang pemain-pemain hebat yang ada di sini dan itu (rasisme) sangat menyedihkan," kata Vinicius Jr saat pidato penyerahan Socrates Award.
Mungkinkah aksi Vinicius akan menghentikan rasisme dalam sepak bola? Sepak bola internasional mendukung Vinicius untuk mewujudkan itu.