Mereka akan berjuang sedapat mungkin mereka lakukan, pohon pun mereka akan panjat.
Pada hari ini, 25 November 2021, Indonesia merayakan Hari Guru Nasional dengan tema "Bergerak dengan hati, pulihkan pendidikan".Â
Perayaan tahun ini sebagai bentuk pengakuan terhadap guru sebagai aktor utama dalam usaha memulihkan pendidikan yang sempat ambruk karena pandemi. Juga, sebagai bentuk penghormatan bahwa tanpa guru Indonesia tidak melangkah sejauh yang kita nikmati saat ini.
Namun, berdasarkan tema ini, ada indikasi bahwa guru dituntut untuk mengajar dengan sungguh-sungguh dan jangan bersungut-sungut.Â
Mengajar dengan sungguh-sungguh yang dimaksud adalah mengajar dengan penuh kasih sayang, penuh ketulusan, penuh kejujuran, mengajar layaknya orang tua dan anak dan bila perlu selalu membawa mereka dalam doa.Â
Proses pendidikan seperti ini dipercaya membawa pemulihan terhadap pendidikan sebuah bangsa. Karena kebaikan yang ditularkan bukan kejahatan yang akan membunuh pendidikan itu sendiri.
Proses pendidikan seperti ini penulis saksikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu kisah inspiratif yang sempat viral di media terjadi di Fatutasu, Miomaffo Barat, Timor Tengah Utara (TTU), NTT.Â
Seorang guru berjalan kaki berjam-jam menuju sejumlah rumah siswanya untuk memberikan pelajaran menggunakan satu unit laptop berinternet.
Kisah lain datang dari bagian barat Flores, Manggarai, tepatnya di SD Langgo Satarmese. Seorang guru harus rela memanggul siswanya demi mendapatkan sinyal internet untuk mengikuti Asesemen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).